Gu Xiaoxiao tidak menemukan Li Yiran, tapi ia malah melihat Jin Jing yang sedang duduk di sofa. Ada lebih dari sepuluh orang di ruangan itu, pria dan wanita, tapi Gu Xiaoxiao tidak mengenali siapapun selain Jin Jing. Mereka tidak terlihat seperti mahasiswa-mahasiswa Universitas B. Ia pun melangkah mundur tanpa sadar dan tak sengaja menabrak dada pria di belakangnya. Gu Xiaoxiao menjadi gelisah saat melihat senyum aneh yang terbit di sudut bibir Jin Jing.
Gu Xiaoxiao mengerutkan kening dan bertanya sambil cemberut, "Di mana Kak Yiran?"
"Sebentar lagi sampai," jawab Jin Jing sambil menyalakan sebatang rokok dengan santai. Ia melirik Gu Xiaoxiao, lalu kembali tersenyum dengan aneh.
"Aku masih punya urusan. Aku pergi dulu," kata Gu Xiaoxiao. Ia langsung berbalik dan ingin pergi, tapi pria di belakangnya segera memblokir pintu dengan tatapan mengerikan dan tidak membiarkannya mengambil langkah maju.
"Gu Xiaoxiao, apa kamu pikir setelah kamu datang ke sini, kamu bisa langsung pergi?" cibir Jin Jing setelah melihat gelagat resah Gu Xiaoxiao. Ia bangkit dan berjalan menuju Gu Xiaoxiao. Tanpa kehadiran Mu Yunfan dan Chu Xiaoxi, ia tidak berminat untuk bersandiwara di depan Gu Xiaoxiao.
Jin Jing memegang lengan Gu Xiaoxiao dan menyeretnya ke hadapannya. "Apa kamu tahu bahwa setiap kali aku melihatmu berpura-pura menjadi polos seperti bunga teratai putih, hatiku terasa sakit," kata Jin Jing pada Gu Xiaoxiao dengan dingin. Kuku-kukunya yang tajam mencubit kulit putih Gu Xiaoxiao.
"Jin Jing?!" Gu Xiaoxiao menarik lengannya dan menatap Jin Jing dengan ngeri. Ia tidak tahu mengapa Jin Jing begitu membenci dirinya. Padahal, orang yang jelas-jelas harus membenci Jin Jing adalah dirinya sendiri. Jin Jing lah yang telah mengambil segalanya dari Gu Xiaoxiao.
Jin Jing mengedipkan mata, kemudian pria yang berdiri di belakang Gu Xiaoxiao segera menyeretnya ke sofa. Tidak peduli seberapa keras Gu Xiaoxiao berjuang dan berteriak putus asa, semua orang di ruangan itu duduk tak bergerak seakan sedang menonton sebuah hiburan. Gu Xiaoxiao kehilangan keseimbangan dan terjatuh di sofa, lalu sebuah tangan menyentuh pahanya. Gu Xiaoxiao menatap pria yang berusaha memanfaatkannya sambil terus berusaha menghindar. Pria itu berusia empat puluh tahunan dengan senyum masam yang mengerikan di wajahnya yang berminyak. Rambutnya agak tipis, tapi belum sepenuhnya botak. Barusan Jin Jing duduk di sebelah pria ini. Sejak Gu Xiaoxiao masuk ke ruangan ini, mata pria ini langsung menyala.
Jin Jing tertawa sambil berdiri di depan pintu dan bertanya, "Manajer Umum Shi, kali ini aku mendapatkan seseorang untukmu. Mari kita atur bisnis ini berdua?"
Shi Zijian berbalik untuk menatap Jin Jing dan mengangguk sambil tersenyum. Tangan besarnya yang gemuk kembali terulur ke arah Gu Xiaoxiao lagi.
Gu Xiaoxiao sudah melihat situasinya sekarang dan bahkan meskipun ia bodoh, ia masih bisa menebak sedikit. Ia terkejut dan langsung merasa takut saat teringat tentang hal terakhir yang Jin Jing dan Mu Yunfan lakukan padanya. Ketika Shi Zijian mencoba memeluknya, ia tiba-tiba berdiri dan bergegas berlari ke pintu. Gerakan Gu Xiaoxiao sangat cepat. Ia mengerahkan segenap kekuatannya untuk menabrak pria di depannya dan berlari ke pintu dengan satu napas.
"Jin Jing, lepaskan!" Gu Xiaoxiao berusaha mati-matian untuk mendorong Jin Jing menjauh dari pintu, lalu berkata dengan enggan, "Jika Xiaoxi tahu, dia tidak akan mengampunimu!"
"Chu Xiaoxi?" Jin Jing mencibir, "Saat dia melihatmu, nanti kita bicarakan lagi."
Jin Jing menatap mata Gu Xiaoxiao yang penuh kebencian. Ia tidak menyukai Gu Xiaoxiao dan tidak akan pernah menyukainya. Namun, Gu Xiaoxiao tidak mengerti. Ia jelas hanyalah seorang gadis miskin yang tidak bisa naik ke puncak. Mengapa begitu banyak orang yang tidak bisa memperlakukannya dengan baik? Chu Xiaoxi masih bersikap baik padanya, tapi bahkan Mu Yunfan…