Bumi menutup erat kedua matanya ia benar-benar takut tamparan itu mendarat di pipinya,
Apalagi otot-otot di tangannya itu sudah membentuk sudah pasti pipi halus seorang bumi akan berdarah.
"Auwww…." Bumi yang spontan berteriak dengan memejamkan kedua bola matanya erat.
Saat matanya terpejam bumi tidak merasakan apa-apa apa lagi sakit di pipinya, ia benar-benar merasa aneh, bumi akhirnya memberanikan diri membuka perlahan sebelah matanya dengan mengintip.
"Jangan pernah kau sakiti Bumi!" tangkis seorang Langit dengan menahan tangan berotot milik pria tinggi besar itu.
Jantung Bumi yang semulanya berdetak kencang kini mulai berirama lebih teratur,
Ia menelisik wajah seorang Langit yang dengan penuh serius juga terlihat memerah menahan otot-otot pria tinggi besar itu.
"Langit, kau kah itu??" Tanya bumi dengan pelan sembari menelisik dengan kedua bola matanya untuk memastikan.
"Benar itu seorang Langit".