Download App

Chapter 71: Menikmati Cahaya Bintang di Langit Malam

Selesai makan malam, mereka kembali ke villa. Dalam perjalanan jalan kaki menuju villa, Ayu baru menyadari bahwa pemandangan bintang malam ini terlihat berbeda daripada biasanya.

"Abang coba deh lihat ke atas! Wah.. Bintangnya banyak sekali. Sudah lama Neng gak lihat bintang seterang ini. Terakhir melihatnya ketika tinggal di Menes. Puncakpun masih kalah cahayanya" kata Ayu.

Rashid melihat ke atas juga dan berkata

"Ya Neng benar. Bagaimana kalau sesampai di villa, kita menikmati cahaya bintang dengan tidur - tiduran di luar?" usul Rashid.

"Emangnya bisa ya keluarin kasurnya ke luar villa? Nanti dimarahin pegawai villanya lho" kata Ayu mengingatkan

"Hahaha.. Neng..Neng pikiranmu lucu sekali. Lupa ya dihalaman villa dekat dengan kolam renang ada kursi berjemur? Kita tidur - tidurannya di situ" kata Rashid.

"Tapi kan ada saung kuncup yang menutupi pemandangan langit" kata Ayu.

"Ya tinggal dipindahin saja. Halaman villanya kan luas, atau kursinya mau dipindahin ke pinggir pantai juga bisa" kata Rashid.

"Halaman depan villa aja deh. Kalau pinggir pantai sekarang, anginnya lagi kencang. Nanti masuk angin" kata Ayu.

Tak terasa mereka sampai di bagian villa mereka.

"Neng masuklah, pakai jaket dan bawain juga jaket buat Abang ya! Sekalian bawain bantal kecil di sofa teras. Abang yang akan pindahin kursi berjemurnya" perintah Rashid.

"Ok siap bos laksanakan" kata Ayu sambil memberi hormat ala militer.

"Aish.. Dasar kau Neng" kata Rashid.

Ayu hanya nyengir lalu meledek dengan menjulurkan lidahnya ke depan. Sebelum Rashid bereaksi, Ayu segera lari masuk ke dalam villa.

Ketika Ayu keluar membawa barang sesuai perintah, Rashid sudah memindahkan kursi berjemur dengan posisi saling berdempetan di tempat yang lapang sehingga tak ada yang menghalangi pemandangan bintang di langit malam yang cahayanya tampak berkerlap kerlip. Meja kecilpun ditempatkan di salah satu sudut kursi.

Lalu mereka segera tidur - tiduran di kursi berjemur. Baru saja mereka tidur - tiduran, datang pelayan villa yang membawa selimut kain dan sepoci teh hangat beserta 2 cangkir.

Setelah pelayan itu pergi, Ayu bertanya "Kapan Abang memesan teh dan selimutnya?".

"Sewaktu kita lagi jalan, Neng bilang mau melihat bintang. Maka Abang SMS Ahmad untuk memesankannya. Sesuai kebutuhan kita kan? Dingin - dingin tuh enaknya yang hangat - hangat" kata Rashid yang matanya melirik ke arah Ayu dengan senyumannya yang menyeringai.

Tapi sayangnya Ayu tak melihat tatapannya karena sibuk menuangkan teh hangat dan menyerahkannya ke Rashid, lalu Ayu membentangkan selimut hingga menutupi kaki mereka.

Barulah Ayu dan Rashid menikmati pemandangan langit malam dengan duduk sambil nyeruput teh hangat di kursi berjemur.

"Indah sekali ya bintang - bintang di sini. Cahayanya terlihat lebih terang daripada di perkotaan" kata Ayu yang mengagumi bintang di langit.

"Sebenarnya cahayanya sama saja" komentar Rashid,

"Lho ko bisa?" tanya Ayu.

"Itu karena cahaya lampu di kota lebih terang daripada di sini. Secara teori banyaknya cahaya lampu di perkotaan mengakibatkan cahaya terpantul dan terbiaskan oleh debu serta uap air ke langit yang mengakibatkan timbul peristiwa skyglow sehingga cahaya bintang terhalangi oleh lampu - lampu di perkotaan. Contoh paling mudahnya seperti cahaya matahari yang menyinari bumi pada saat siang hari, kita tidak dapat melihat bintang kan pada siang hari. Padahal siang maupun malam, bintang masih tetap ada di luar bumi" jelas Rashid

"Betul juga ya. Beruntungnya orang yang tinggal di desa dapat menikmati pemandangan cahaya bintang saat malam hari" tanggapan Ayu.

"Apakah Neng tahu, bahwa matahari kita juga merupakan salah satu bintang yang ada di alam semesta" kata Rashid menambahkan.

"Ya sepertinya pernah ada di mata pelajaran sekolah dulu. Karena tiap bintang letaknya sangat jauh sehingga cahayanya hanya terlihat setitik sinar di angkasa" komentar Ayu.

"Baguslah kalau tahu. Apakah tahu juga nama bintang matahari kita?" tanya Rashid.

Ayu hanya menggeleng kepala.

"Matahari kita disebut Bintang Katai Kuning. Dan apakah Neng tahu juga kenapa cahaya bintang kadang terlihat berkerlap kerlip?" Tanya Rashid lagi.

Ayu hanya angkat bahu, isyarat tak tahu jawabannya.

"Itu karena cahaya bintang dibiaskan atau sedikit di belokan oleh atmosfer kita sebelum mencapai permukaan bumi sehingga manusia yang melihatnya seakan - akan melihat cahayanya berkerlap kerlip" jawab Rashid

"Oh.. Jadi sebenarnya cahayanya tidak kerlip - kerlip donk" komentar Ayu memastikan.

"Ya, itu hanya ilusi yang ditangkap oleh indera penglihatan kita" kata Rashid

"Kalau sistem tata surya kita saja hanya ada satu matahari dengan 8 planet yang mengelilinginya, sedangkan jumlah bintang tak terhitung jumlahnya, pasti jumlah planet yang mengelilinginya bahkan jumlahnya lebih besar lagi dari bintang. Masya Allah.. Jadi tersadar sungguh Maha Besar Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isi - isinya" kata Ayu yamg terkagum - kagum oleh keindahan alam ciptaanNya.

"Ya, bahkan sebelum para ahli astonomi menemukan teori - teori alam semesta seperti alam semesta terlahir dari peristiwa Bigbang hingga terciptanya bima galaksi, sistem tata Surya dan sebagainya, Allah SWT telah terlebih dahulu menurunkan firmannya kepada Nabi Muhammad SAW yang dituliskan ke dalam kitab suci Al-Qur'an. Al-Qur'an telah menjelaskan bagaimana alam semesta, langit dan bumi diciptakan bagi umat manusia" jelas Rashid.

"Di Al-Qur'an menggambarkan bahwa penciptaan alam semesta dalam enam masa yang berbunyi {Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan diciptakanNya pula matahari, bulan dan bintang - bintang (masing - masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam}" jelas Rashid.

"Masya Allah.. Tapi walaupun kita meyakini kebenaran akan keberadaan dan kekuasaan Allah sebagai Tuhan, kita sebagai manusia janganlah menghakimi, mendiskriminasi dan memaksa keyakinan yang diyakini oleh orang lain. Kita harus toleransi antar umat beragama" kata Ayu lagi.

"Ya kau betul Sayang.. Di negaraku, toleransi beragama sudah diterapkan, penduduk pendatang dan pribumi dapat hidup rukun. Kecuali tata cara berpakaian yang sopan bagi non muslim, untuk menjaga auratnya dan diperbolehkan untuk tidak memakai kerudung" kata Rashid.

"Kalau wanita muslim bagaimana? Kalau di sini bahkan wanita muslim boleh tidak memakai kerudung, tergantung pada keyakinan diri sendiri. Tapi sekarang alhamdulillah sudah banyak wanita hijaber" tanya Ayu.

"Kalau di Qatar itu wajib. Ada yang memakai cadar bahkan ada yang menutupi seluruh tubuhnya termasuk wajah" kata Rashid.

"Itu termasuk mata yang ditutup?" tanya Ayu.

"Ya benar" jawab singkat Rashid.

"Nanti melihatnya bagaimana donk?" tanya Ayu.

"Masih dapat melihat kok. Bahan dibagian mata bahannya tipis. Tapi bagi orang lain yang melihatnya seperti wanita yang sedang berjalan mundur, kau pasti akan kaget melihatnya" kata Rashid.

"Masa sih? Berarti mirip kaya malaikat pencabut nyawa donk" komentar Ayu.

"Memangnya tau darimana bentuk malaikat pencabut nyawa?" tanya Rashid.

"Itu tokoh yang ada di film barat, tokoh pencabut nyawanya berpakaian serba hitam dengan tudung kepala yang menutupi kepala juga serta membawa tongkat panjang yang ujung atasnya seperti celurit melengkung gitu tapi ukuranya besar sehingga menakutkan" kata Ayu.

"Sayang kebanyakan nonton begituan, apa bagusnya sih?" komentar Rashid.

"Tentu saja bagus, filmnya seru menegangkan" kata Ayu.

"Kalau suka menonton film, lain kali nonton bareng Abang ya" kata Rashid.

"Nanti Abang ketakutan lagi, ngumpet dibelakang tubuh Neng" komentar Ayu.

"Wah.. Sayang tahu darimana? Padahal itu tujuan Abang biar bisa meluk - meluk" kata Rashid.

"Huh.. Modus. Ogahlah yaw. Wekkk... :p " ejek Ayu yang berdiri dan ngejulurin lidahnya meledek Rashid yang ke dua kalinya lalu lari menyelamatkan diri.

"Eh ngeledek lagi. Awas ya! Sini kau" kata Rashid lalu mengejar Ayu.

Mereka lari - lari mengelilingi kolam renang sambil tertawa - tawa. Beberapa saat kemudian, Ayu berhasil ditangkap Rashid. Setelah tertangkap, diangkatnya Ayu lalu dilemparkan tubuh istrinya ke dalam kolam renang.

Ayu yang tercebur masuk air kolam renang, segera naik ke permukaan air lalu batuk - batuk gara - gara gak ada persiapan untuk bernapas panjang sebelum masuk kolam renang karena kaget gak menyangka dirinya akan dijeburkan kedalam kolam renang.

"Uhuk.. Uhuk.. Abang tega banget sih malem - malem Neng diceburin ke kolam renang, dingin tau. Mana tinggi lagi kolamnya" protes Ayu.

"Hahaha.. Salah Neng sih ngejek Abang" kata Rashid yang senang berhasil mengerjain istrinya.

Beberapa menit kemudian, "Hei ayo naik sini? Tadi ngeluh dingin tapi kenapa masih asik berenang?" tanya Rashid.

"Abang yang nyeburin jadi Abang juga yang tarik Neng ke atas" kata Ayu.

"Ya sudah, ayo kemarilah" kata Rashid yang jongkok dan mengulurkan kedua tangannya supaya diraih tangannya oleh Ayu.

Ketika tangan mereka saling berpegangan tangan, sekali hentakan dengan tenaga yang kuat, Ayu menarik Rashid supaya jatuh masuk juga ke dalam kolam renang.

'Byuurrr...'

Ketika Rashid terjatuh ke dalam kolam renang, Ayu tertawa - tawa karena berhasil membalas suaminya. Tapi lama - lama tawanya Ayu kian meredup hingga berhenti dan digantikan oleh rasa khawatir karena Rashid tak keluar dari permukaan air sejak tercebur ke dalam kolam.

"Abang.. Udahlah jangan becanda lagi. Cepetan keluar dari air Bang.. " kata Ayu lalu sekali menarik napas, Ayu menyelam ke dalam air. Terlihat Rashid di dalam kolam mengambang tanpa bergerak dengan mata terpejam. Ayu mendekatinya lalu menarik tubuh Rashid hingga muncul ke permukaan air dan dibawanya Rashid ke ujung tepi kolam, tapi Rashid tetap diam saja dan Ayu gak ada tenaga untuk menarik Rashid keluar dari dalam kolam renang.


CREATORS' THOUGHTS
3cy 3cy

Oh no.. Babang Rashid baik - baik sajakah?

Chapter selanjutnya adegan panas ya, mungkin terbit malam senin.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C71
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login