Sementara itu, barisan anak-anak di depan Chu Yi, mereka semua cemberut, mengatupkan bibirnya rapat dengan ekspresi mati.
"Jangan jatuh… Kalau sampai jatuh, perut kalian akan kelaparan." Suara rendah Chu Yi tiba-tiba terdengar. Segera setelah itu, suara rengekan terdengar, anak yang sedang membawa nampan makan mendadak menangis. Chu Yi yang aslinya dingin dan tanpa ekspresi pun tampak semakin muram.
"Kenapa menangis?" tanya Chu Yi. Apa aku mengatakan sesuatu? Mengapa tiba-tiba menangis seperti sedang tersiksa? Batinnya.
"Huaa!"
"Huaaa!"
"Huhuhu!"
Tangisan itu seperti menular. Menularnya pun secara vertikal. Tidak butuh waktu lama, beberapa anak di depan Chu Yi semuanya ikut menangis.