Kira datang memberikan laporan bahwa Raja Cassius mengundang Emma untuk makan malam di istana. Saat itu Emma sedang duduk merenung di jendela kamarnya. Ia mengangkat wajahnya dan mendengarkan laporan Kira dengan penuh perhatian.
"Begitu ya?" Emma mengangguk pelan. Ia kembali melayangkan pandangannya ke jendela dan menatap taman luas yang dipenuhi bunga warna-warni. Istana Pangeran Putra Mahkota ini sangat indah dan megah, tetapi entah kenapa, Emma tidak dapat mengagumi pesonanya. Ia merasa terkekang di sini.
"Dokter Atila juga barusan datang dan hendak memeriksa kondisi Yang Mulia," Kira menambahkan.
"Persilakan Atila masuk," kata Emma.
"Baik, Yang Mulia."
Beberapa menit kemudian asisten pribadi Emma yang juga merupakan seorang dokter itu telah melangkah masuk ke dalam kamar Emma. Ketika pandangannya tertumbuk pada Emma yang sedang duduk di pinggir jendela dengan ekspresi berduka, wanita itu tampak menggeleng dengan prihatin.