Download App
60.68% My version, Lucia [Hunter x Hunter] / Chapter 88: 88 - Killua's x Competition x Gyou Part 2

Chapter 88: 88 - Killua's x Competition x Gyou Part 2

Lucia : Hm, sepertinya ada tamu yang tidak diinginkan sedang menunggu kita di atas (tersenyum)

Refleks Killua mendongakkan kepalanya ke atas, dia berpikir sejenak lalu menghembuskan nafasnya dengan pelan. Lucia hanya tersenyum sambil melangkah masuk ke dalam lift.

Killua : Sepertinya aku tahu siapa yang sedang menunggu kita.

Lucia : Aku tahu kalau oniichan pasti akan tahu (tersenyum)

Gon : Memangnya siapa? (masih bingung)

Baik Lucia maupun Killua tidak memberikan jawaban. Selama lift sedang menuju ke lantai atas, tidak ada satu pun di antara mereka yang berbicara. Tidak lama kemudian, pintu lift terbuka dan mereka tiba di arena lantai 200.

Pada saat Gon dan teman-temannya keluar dari lift, tepat di sebelah kiri yang tidak terlalu jauh dari lift, terlihat ada tiga orang yang tidak asing sedang tersenyum licik. Ternyata Gon dan teman-temannya telah disambut oleh Gido dan kedua temannya (Sadaso dan Riehlvelt).

Baik Killua maupun Gon tidak terlalu senang atas sambutan Gido dan kedua temannya, terlihat cukup jelas ekspresi Gon berubah sangat serius. Sedangkan Zushi hanya diam di belakang Gon, Lucia dan Killua. Dia merasakan ketegangan.

Lucia : Pfft. Sudah kuduga, pasti mereka bertiga.

Killua : Kalian gigih sekali ya. Tidak ada yang suka jika disambut begini tahu.

Sadaso : Ya, tapi jangan terlalu kasar. Kami hanya ingin tahu kapan batas akhir pendaftaran kalian. Jadi beritahu saja. Aku sangat ingin menjadi teman bertanding kalian (tersenyum licik)

Killua : Jika kau sedang mengincar kami sebagai pemula, kau salah orang. Kau pikir setelah salah satu dari kalian (Gido) telah berhasil mengalahkan Gon. Jadi kau pikir jika melawan kami lagi, maka kau bisa mendapatkan kemenangan dengan mudah?

Sadaso : Apa kau berpikir kali ini kami akan salah pilih dan putus asa? Lagian bukankah batas waktu kalian juga sebentar lagi? Begitu juga dengan kami. Ayolah, bertanding bersama. Hihihi...

Gon : Aku 10 Juni.

Killua : Oi, Gon!

Sadaso : Kalau gitu tidak masalah. Kalau aku pada tanggal 29 Mei. Bertarunglah pada tangー Gyaaaa!

Tiba-tiba sebelah bahu Sadaso menghamburkan darah. Sadaso langsung memegangi bahunya dan menjerit kesakitan. Bukan hanya Gido dan Riehlvelt yang tersentak kaget, melainkan Gon dan Zushi kecuali Killua pun ikutan tersentak kaget.

Gido : Oi, Sadaso, kau baik-baik saja?!

Lucia : Are? Nogashita no? Mokuhyou da to omotteita no ni. Zannen... (Lho? Meleset, kah? Padahal aku kira bakalan tepat sasaran. Sayang sekali...) *pura-pura tersenyum polos*

Killua : Luci, kau pasti sengaja meleset, ya? (tersenyum menyeramkan)

Lucia : Ketahuan ya? Hehe.. Itu adalah hukuman kecil buat dia yang begitu sombong. Tenang saja, kau tidak akan mati kok (tersenyum licik)

Sadaso : Ugh...

Killua : Seharusnya kau tebas saja lehernya (tersenyum menyeramkan)

Lucia : Sumimasen ne... (Maaf ya...) *tersenyum sambil mengedipkan satu matanya dan mengulurkan lidahnya*

Setelah itu, dengan cueknya Lucia dan Killua melewati Sadaso yang terluka akibat tebasan pedang darah Lucia begitu saja dan diikuti oleh Gon dan Zushi dari arah belakang. Tiba-tiba Lucia berhenti melangkah dan menoleh sedikit.

Lucia : Ah, meskipun kau tidak akan mati. Tapi jika tidak segera ditangani, mungkin kau akan lumpuh karena darahku mengandung racun kuat yang bisa melumpuhkan saraf lawan. Lalu satu lagi, jika salah satu dari kalian berani melukai atau menyentuh temanku, kupastikan berikutnya bukan bahumu yang kutebas melainkan kepalamu (tersenyum menyeramkan)

Lucia pun kembali berjalan santai mengejar teman-temannya yang sudah semakin jauh di depan.

Gido : Se-sekarang bagaimana?

Sadaso : Lihat saja. Akan kubuat mereka menyesal. Pasti akan kubalas!

Riehlvelt : Tenang, aku punya ide yang sangat bagus supaya mereka bersedia mengikuti dan bertanding dengan kita (tersenyum licik)

Setelah itu, Gon, Lucia, Killua dan Zushi pun berlatih Ten dan Ren di kamar pribadinya Gon dan tidak terasa langit yang tadinya terang berubah menjadi merah kejinggaan. Zushi pun berpamitan pulang.

Lucia : Gon, aku mau beli minuman. Kau mau apa?

Gon : Hm, jus mangga.

Lucia : Okay. Kalau oniichan?

Killua : Aku ikut denganmu, aku mau pilih sendiri saja. Gon, kamu tunggu di sini saja ya. Nanti kalau aku dan Luci kembali, kita makan ramen ya.

Gon : Okay! Kalau gitu, aku akan latihan sebentar lagi...

Selama perjalanan pulang ke apartemen, Zushi sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang diikuti oleh Gido dan kedua temannya. Mereka merencanakan untuk menculik Zushi supaya bisa mengancam Gon dan Killua.

Killua : Sudah kuduga, dari awal aku sudah merasa kalau mereka akan merencanakan sesuatu yang licik dan kotor seperti itu, tapi tidak kusangka akan seburuk ini. Kau sudah tahu hal ini akan terjadi ya, Luci?

Lucia : Begitulah (tersenyum)

Sadaso menggunakan Zetsu untuk menutupi aura dan menghilangkan keberadaannya. Dia tersenyum sangat licik pada saat melihat Zushi berbelok dan memasuki sebuah gang kecil yang tidak ada orang lain, lalu dari belakang Sadaso langsung mengeluarkan Nennya ke arah Zushi. Dia menahan pergerakan Zushi dengan Nennya.

Zushi : (Ugh... Karada ga... Karada ga... Ugokanai! (Tubuhku... Tubuhku... Tidak bisa bergerak!) Aku juga susah bernafas dan tidak bisa bersuara. Apa ini?!)

Killua : Yame toke yo! (Hentikan itu!)

Sadaso tersentak, lalu secara otomatis Nennya pun langsung menghilang dan Zushi yang kehilangan kesadarannya pun langsung ambruk ke tanah. Sadaso berpikir Killua berada di belakangnya.

Dan pada saat dia hendak mau berbalik ke belakang. Akan tetapi, dia tidak bisa karena pergerakannya terhenti dikarenakan Lucia sudah berdiri di belakangnya dan menaruh kukunya yang tajam tepat diarahkan ke lehernya.

Lucia : Bergerak sedikit saja, maka kujamin 100% lehermu itu pasti langsung terputus (tersenyum)

Sadaso : Si-siapa?!

Killua muncul dari arah depan dan berdiri beberapa meter tepat di depan Zushi dan Sadaso. Dia membelakangi Gido dan Riehlvelt. Seketika itu juga, Sadaso, Gido dan Riehlvelt pun terkejut atas kehadiran Killua dan Lucia.

Sadaso : (Se-sejak kapan mereka berdua berada di sini?!)

Lucia tersenyum saat mendengarkan kata hatinya Sadaso, lalu dia berkata dengan menggunakan telepatinya.

"Ki ni naru no? (Apa kau penasaran?)"

Sadaso kembali terkejut karena tiba-tiba ada kata-kata yang terlintas muncul dikepalanya, beserta dengan apa yang sedang dipikirannya terbaca dengan mudah.

Lucia : Tidak usah sekaget itu, paman (tersenyum)

Killua : Jika ingin bertanding dengan kami, sebaiknya urungkan saja niat jahatmu itu. Jangan merencanakan sesuatu yang konyol seperti itu, agar kami harus bertanding dengan kalian. Katakan saja kapan maumu? Aku akan menjadi lawan tandingmu (menatap malas)

Killua berjalan santai mendekati Zushi, Sadaso dan kedua temannya. Sadaso yang terancam dengan kukunya Lucia tidak berani bergerak sama sekali. Dia pun berkeringat dingin dan hanya bisa menggertakkan giginya dengan kesal. Sedangkan Gido dan Reihlvelt hanya bisa terpaku diam di tempat.

Lucia : Bagaimana paman? Katakan kapan tanggalnya?

Sadaso : Du-29 Mei.

Killua : Baiklah, tapi kuperingatkan kalau kali ini yang terakhir ya.

Reihlvelt : Ka-kalau begitu, ayo daftar bersama-sama.

Mereka pun kembali ke Arena Surga dan mendaftarkan pertandingannya di sebuah kertas formulir. Setelah itu, Killua pun menggendong Zushi yang masih tertidur di atas punggungnya.

Killua : Luci, aku akan mengantar Zushi pulang dulu. Aku tidak akan lama, jadi kau kembalilah ke tempat Gon.

Lucia : Baiklah. Hati-hati di jalan, oniichan (tersenyum)

Setelah itu Killua menghilang dari hadapannya Lucia, kemudian Lucia pun pergi ke kamar pribadinya Sadaso.

Lucia : (Dasar serangga yang merepotkan, tapi sepertinya kali ini aku harus bertindak sedikit sebelum mereka berulah lebih merepotkan lagi.)

Sekarang Lucia sudah berdiri tepat di depan pintu kamar pribadinya Sadaso. Lucia masuk ke dalam kamar tersebut. Dia melihat Sadaso sedang duduk di depan cermin yang membelakangi pintu. Sadaso tidak menyadari kehadiran Lucia karena sibuk memikirkan kemenangannya saat melawan Killua nanti.

Lucia : (Kalau aku membunuhnya sekarang, maka kedua temannya (Gido dan Riehlvelt) akan ketakutan dan kabur, terus Gon jadi tidak bisa mendapatkan teman latihan tanding. Lalu Gon jadi tidak bisa melawan Hisoka. Hm, Biar kuingat-ingat dulu, apa yang Killua lakukan pada saat begini di cerita aslinya...)

Lucia melihat ada sebuah pisau buah di atas meja kecil, lalu mengambilnya.

Sadaso : Setelah mengalahkan Killua, maka sisa 4 kali lagi. Hihihi... Terus aku akan mengajak Gon untuk bertanding juga dan menang lagi. Hihihi... Lalu tinggal cari tiga orang lagi, maka dari itu Floor Master akan menjadi milikku dan aku bisa menjadi kaya raya.

Lucia : Apa benar begitu, paman? (tersenyum menyeramkan)

Tiba-tiba Lucia sudah berada tepat di belakangnya dan menancapkan sebuah pisau buah tepat di atas kepalanya Sadaso.

Lucia : Bukannya sebelumnya aku sudah memperingatimu untuk tidak menyentuh temanku, kan?

Lucia menatap dingin dan mengeluarkan hawa bloodlustnya yang kuat dengan aura hitam yang menekan diri Sadaso. Seketika itu juga, Sadaso langsung membeku bagaikan es batu. Dia sama sekali tak berdaya. Dia juga bercucuran keringat dengan tubuh yang gemetaran karena merasa sangat ketakutan.

Lucia : Dengar, bergerak sedikit saja, maka kau mati. Pakai Nen pun, kau mati. Bicara atau berteriak, kau mati. Akan kuberikan satu kesempatan terakhir untukmu hidup dan lakukan sesuai perintahku. Jika kau mengerti, tutup saja matamu itu.

Sadaso pun langsung menutup matanya dengan cepat.

Lucia : Jangan pernah mencoba berada di depan kami lagi. Beritahu kedua temanmu untuk bertanding melawan Gon. Jika kali ini kau melanggar janjimu, maka kau mati. Jika kau mengerti buka matamu dan lihatlah ke depan cermin.

Pada saat Sadaso membuka matanya, Lucia sudah tidak berada di sana lagi. Dia yang masih merasa takut, dengan tangan yang gemetaran pun segera menelepon kedua temannya dan melaksanakan perintah Lucia, setelah itu dia pun langsung pergi meninggalkan Arena Surga.

Sedangkan di sepanjang koridor menuju kamarnya Gon. Lucia terus tersenyum. Dia sangat senang dan di dalam hatinya dia berkata, "Hehehe... Dari dulu aku memang sudah sangat ingin sekali memerankan adegan keren Killua ini."

Pada tanggal 29 Mei adalah pertandingan antara Killua dan Sadaso. Di hari itu, Sadaso tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Dia melakukan sesuai perintah Lucia untuk tidak muncul di hadapan mereka lagi.

Dan itu menjadi sebuah kemenangan pertama untuk Killua tanpa bertanding. Killua tidak bertanya-tanya maupun kebingungan. Dia merasa sangat tenang dan tersenyum tipis. Ternyata dia tahu dengan apa yang telah diperbuat oleh Lucia.

-Kilas balik, Killua's POV-

Killua : Luci, aku akan mengantar Zushi pulang dulu. Aku tidak akan lama, jadi kau kembalilah ke tempat Gon.

Lucia : Baiklah. Hati-hati di jalan, oniichan (tersenyum)

Lalu, pada saat Killua sedang menunggu lift datang, tiba-tiba Zushi terbangun. Zushi menolak untuk di antar pulang dan akhirnya pulang sendirian. Killua yang hendak balik ke kamar Gon pun tanpa sengaja melihat Lucia dari kejauhan.

Killua : (Lho, itu Luci? Dia sedang apa? Disitukan bukan arah yang menuju ke kamarnya Gon.)

Killua yang penasaran pun membuntuti Lucia secara diam-diam dari belakang. Dia melihat Lucia berdiri tepat di depan sebuah kamar, kemudian memasuki kamar tersebut. Dia secara perlahan mendorong pintu kamar yang tidak tertutup rapat itu lalu menengok ke dalam kamar.

Killua melihat Lucia mengambil pisau buah dan berjalan ke arah Sadaso. Dia menajamkan pendengaran supaya bisa mendengar semua perkataan Lucia. Dia tersenyum saat Lucia mengancam Sadaso. Setelah mengerti dengan situasinya, Killua pun kemudian kembali ke tempat Gon.

-Kilas balik selesai-

-Bersambung-

☆Dukung Author dengan cara VOTE & COMMENT. Thank you☆


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C88
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login