Download App
42.85% Attack on Titan : Road to Heroes / Chapter 3: Janji teman sejati

Chapter 3: Janji teman sejati

'Huhhh.. aku merasa bosan' gumamku lirih sambil menatap langit sore yang cerah.

Aku baru saja menyelesaikan tugas rumahku membawa kayu bakar dari hutan dipinggiran kota, dan setelahnya aku meminta ijin keluar pada ibuku untuk mencari udara segar.

Saat ini aku merasa lelah dan hanya ingin memandang langit sepanjang hari, entah kenapa tubuhku terasa sedikit berat.

"Apakah karena aku terlalu banyak berpikir, jadi tubuhku mulai menunjukkan dampak negatif"

Jika dipikirkan lagi seorang anak seumuranku seharusnya tidaklah memikirkan banyak hal hal sulit dan sewajarnya lebih fokus untuk bersenang senang dan bermain dengan teman teman sebayanya.

'Bahaya…'

'Jika seperti ini terus tubuhku akan menua sebelum waktunya'

'aku harus mencari cara untuk bersenang senang untuk relaksasi tubuh ini'

'Mungkin aku butuh teman, ohh jika dipikir pikir dimana satu satunya temanku itu ya'

'aku ingin sedikit melakukan petualangan dengannya mungkin aku akan mengajaknya'

Tapi

'jika dipikir pikir lagi aku tidak tahu rumahnya'

'yah kupikir melihat langit sore bukanlah hal buruk' disaat aku sudah mulai merasuki zona nyaman ku sendiri aku mendengar teriakan soseorang yang kukenal dengan baik.

"Ereennn" kata Armin yang berlari kearahku sambil melambaikan tangannya

Aku sedikit meliriknya dan aku merasa pandanganku sedikit teralihkan oleh buku besar yang saat ini dibawa oleh anak berambut pirang itu.

"Ada apa Armin??" Kataku dengan suara tanpa minat.

"Er..Erenn huh huh .. lih .. lihat ini..huh huh.." jawabnya dengan terengah-engah.

"Tenanglah Armin, cobal lah untuk tenang dulu"

"Huhh..huh..Baik..huh"

"Jadi, ada apa Armin??"

"Eren cobalah kau lihat ini!!" Jawabnya sambil membuka buku besar yang dibawanya dan mulai memperlihatkannya padaku.

Aku bisa melihat gambar laut, bukit dan gunung es, serta magma didalam buku tersebut. Tentu saja aku tidak mengucapkannya hanya saja aku belum pernah melihat gambar gambar itu didunia ini, jelas ini adalah penemuan baru untukku.

"Armin .. itu??"

"Heheh.. Eren jadi kau juga tertarik ya?"

Setelah itu hal yang kulakukan hanya mendengarkan ocehan penuh semangat dari anak pirang didepanku ini, dia terus berbicara tanpa henti  tanpa tahu bahwa pikiranku sudah pergi memfokuskan hal lain.

"Bukankah itu hebat ereen!!"

"Ehh.. ahhh .. sangat hebat Armin" jawabku karena terkejut tanpa tahu maksud pertanyaannya karena pikiranku sedang berpikir hal lain.

"Ahhh.. aku ingin melihatnya.. meskipun hanya sekali saja"

'hmmm jadi begitu , jadi dia ingin melihat semua tempat tempat yang tergambarkan didalam buku itu' pikirku sambil melihat matanya yang penuh semangat itu, ini adalah pertama kalinya aku melihat anak ini sangat antusias tentang sesuatu.

Biasanya dia hanyalah anak pengecut yang cengeng dan hanya bisa menangis, alasan aku mau berteman dengannya karena aku bisa melihat potensi anak ini bahwa dia adalah anak yang cerdas.

Tetapi melihat semangatnya saat ini membuatku ingin mengatakannya.

"Hei armin, apa kau mau melihatnya,??"

"Ehh??" jawabnya setelah mendengar perkataanku

"Tempat - tempat itu.. semua tempat yang digambarkan di buku itu"

"Ti..tidak mungkin Eren aku tidak mungkin bisa melakukannya, kalaupun ada tempat tempat seperti yang diceritakan di buku, pasti tempat itu berada diluar sana, kita tidak akan bisa pergi kesana dengan banyak Kyojin diluar sana" jawabnya panjang lebar.

'sudah kuduga anak ini cerdas' pikirku

"Kau ini terlalu berisik Armin, kita pasti bisa melakukannya ini janjiku padamu, sebagai gantinya kau juga harus membantuku kedepannya, bagaimana?" kataku sambil berlutut memegang pundaknya dengan kedua tanganku sambil menatap sepasang mata birunya.

"Bagaimana Armin, ini adalah ambisiku aku ingin melihat seluruh dunia, didalam tembok ini terlalu kecil untukku dan untuk melakukannya aku butuh banyak, dan kau akan menjadi salah satunya"

"Ahh.ahh.hhaa..Eren aku"

Aku terus menatap matanya untuk menunjukkan tekadku

"IYAA, APAPUN AKAN KULAKUKAN"

"BAGUS, jadi ini janji kita Armin, sebagai ganti kau membantuku aku akan menunjukanmu keindahan dunia"

"BAIK"

"jehahahahha..jehahahha"

"Eren..apa..huhu .. hahahahah"

Tanpa tahu sebabnya akupun mulai tertawa diikuti oleh armin

Mungkin 

'aku memang perlu istirahat',

________________________

"Omong-omong Armin, dari mana kau mendapatkan buku itu?"

"Ohh..buku ini.. kakekku yang memberikannya padaku"

Hohhh

"Nahh Armin , jika bolehkah aku bermain kerumahmu sekarang. Aku ingin tahu rumahmu jika sewaktu waktu aku ingin mengajakmu bermain"

"Boleh..Tentu saja boleh"

Setelah berjalan cukup jauh mendekati pinggir kota akhirnya aku dibawa oleh armin ketempat tinggalnya.

"Kita sampai eren ini rumahku"

"Kakek aku pulang" teriak armin memasuki rumahnya

"Ohh.. selamat datang armin"terdengar suara lansia menjawab dari dalam ruangan didalam rumah tersebut.

"Kakek,kakek"teriak Armin dengan ceria sambil menarik lenganku agar aku masuk kedalam, sepertinya Armin bermaksud memperkenalkanku pada kakeknya.

"Oh Armin siapa teman yang kaubawa ini"

Saat masuk kedalam aku bisa melihat pria tau dengan janggut yang sudah memutih.

"Kakek perkenalkan ini temanku Eren jeager"

"Jeager..ohh kau anak dokter jeager bukan?"

"Apa kau mengenal ayahku jii-san?"

"Tidak ada yang tidak mengenal ayahmu di distrik ini Eren, beliau adalah seorang dokter hebat yang telah menyelamatkan kota ini"

Aku juga sering mendengarnya, ayahku sepertinya adalah seorang yang cukup disegani dikota ini karena dulu sebelum aku terlahir ayahku pernah menyelamatkan kota ini dari wabah penyakit.

Aku sendiri tidak begitu tahu tentang masalah medis terlebih dengan ekosistem dan kondisi lingkungan yang baru didunia ini, tinggi kemungkinannya banyak bakteri baru yang muncul juga.

Selama aku melakukan pola hidup sehat, aku cukup yakin akan kesehatanku dan daya tahan tubuhku.

"Jadi begitu, kalau begitu salam kenal jii-san" kataku sambil menawarkan jabat tangan

"Hahaha..anak yang sopan"

Setelah itu kami hanya mengobrol hal hal sepele bersama.

Disaat Armin pergi kebelakang aku menanyakan sesuatu yang menjadi pertanyaan yang menggangguku sekaligus alasan aku pergi ke tempat ini.

"Nah..jii-san bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?"

"Tentu, tentu saja Eren!"

"Sebelumnya Armin menunjukan sebuah buku padaku" aku bisa melihat sedikit kejutan dari matanya tetapi aku terus melanjutkan perkataanku.

"Buku itu menceritakan banyak tempat tempat yang aneh bisakah kau memberitahukan padaku dimana kau mendapatkan buku itu, sebenarnya aku ingin membelinya juga"

"Ehh.." jawabnya gugup

"Tentang itu.. "

Tentu saja jawaban yang kudapatkan darinya adalah murni kebohongan aku bisa merasakannya dari pengalamanku.

Tetapi disaat aku ingin memojokkannya untuk menjawab pertanyaan ku Armin datang disaat waktu yang kurang tepat.

Jadi aku mengurungkan niatku untuk bertanya karena aku tidak ingin Armin tahu bila aku hanya memanfaatkan nya untuk bertemu kakeknya.

Tanpa sadar hari sudah menjelang malam jadi aku berpamitan dengan mereka dan berjalan keluar.

Banyak hal yang kupikirkan saat perjalanan pulang hingga aku lupa bahwa aku tidak mengingat jalan pulang karena sebelumnya aku hanya ditarik oleh Armin tanpa memperhatikan sekitar.

'Sepertinya aku memang butuh istirahat'


CREATORS' THOUGHTS
IP_MAN IP_MAN

Bab ini menceritakan flash back saat Armin pertama kali menunjukkan buku bergambar pada Eren..

apabila ada kritik dan saran tolong tulis di kolom komentar

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login