Download App
33.14% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 58: Tertangkap Basah

Chapter 58: Tertangkap Basah

- " Jangan main-main dengan ucapanmu!" -

" Aku serius! Selama ini Al bertahan kau hina kau sakiti hanya karena dia tidak mau melihatku sedih dan terluka! Tapi tidak lagi, aku ingin dia bahagia, tidak lagi mementingkan aku!"

- " Rani! Apa kamu telah memikirkan ucapanmu?" -

" Aku harusnya telah lama melakukan ini! Tapi aku tidak punya keberanian untuk meninggalkanmu karena cintaku yang buta padamu! Tapi melihat kelakuanmu yang tidak pernah berubah, aku berpikir apa selama ini kamu mencintaiku?"

- " Cukup! Kita bicara saat aku pulang!" -

" Maaf! Aku tidak akan berada disini saat kamu pulang! Terima kasih atas semua yang kamu lakukan untukku!"

Mama Valen menutup panggilannya dan menangis dengan perasaan hancur, dia sangat mencintai suaminya meskipun sifat suaminya seperti itu. Mama Valen mengambil koper dan memasukkan beberapa pakaiannya.

" Halo! Rani! Halo! Arghhhh! Sialan kamu Ran!" teriak papa Valen marah.

" Siapa sayang? Kenapa kamu sangat marah?" tanya seorang wanita muda seumuran dengan Valen yang saat ini sedang berada disamping Guntur dengan manja.

" Tidak ada apa-apa sayang!" jawab Guntur langsung melemah saat melihat wanita itu.

" Siapa Rani?" tanya wanita itu cemberut.

" Adikku, sayang! Dia mau bercerai dengan suaminya!" jawab Guntur berbohong.

" Memang kenapa?" tanya wanita itu lagi sambil meraba-raba dada Guntur.

" Jangan menggodaku sayang! aku akan memakanmu lagi!" ucap Guntur.

" Siapa takut!" jawab wanita itu. Dengan cepat wanita itu mencumbu Guntur dan tidak lama dia sudah menari diatas tubuh Guntur dan membuat Guntur merasakan kenikmatan yang tidak dia dapatkan saat di rumah. Dasar tua-tua keladi! Makin tua makin jadi aja kelakuannya! Hufftttt!

Mama Valen tidak tahu jika suaminya memiliki banyak kekasih di luar negeri, tapi sebagai seorang wanita dia bisa merasakan jika suaminya sudah berubah. Mereka sudah tidak pernah lagi bercumbu dalam beberapa tahun belakangan ini, jika bercumbupun papa Valen seperti malas dan terpaksa melakukannya. Valen pernah memperingatkan mamanya untuk meninggalkan papanya, tapi mamanya sangat mencintai pria bejat itu. Tapi tidak lagi, karena sekarang mata mama Valen telah terbuka untuk melihat siapa suaminya yang sebenarnya. Mama Valen pergi meninggalkan rumah dengan cucuran airmata, dia menyesal kenapa baru sekarang dia pergi, setelah apa yang Valen alami selama ini.

Sementara itu di tempat rahasia Valen, dia sedang mengutarakan rencananya untuk menghadapi Lewis.

" Bos! Nyonya Besar!" ucap Ben yang melihat nama di layar ponsel Valen yang bergetar.

" Mama?" ucap Valen. Valen meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya.

" Halo, ma!"

- " Al! Kamu dimana, nak?" -

" Ma? Apa mama menangis?"

- " Nggak, nak! Mama hanya sedih saja!" -

" Ma! Mama nggak bisa bohong sama Al! Apa pria tua itu yang menyakiti mama?"

- " Mama meninggalkan papamu!" -

" Ben akan mengantar mama ke apartement Al!"

Valen menyuruh Ben pergi, Ben menganggukkan kepalanya dan pergi dari tempat itu.

" Mama tunggu saja disitu!"

Mama Valen mematikan ponselnya dan duduk di teras depan. Dihapusnya airmatanya dan dilihatnya foto suaminya kemudian dihapusnya semua foto suaminya yang ada di galeri ponselnya.

" Halo, Dean! Apa dia bersama wanita itu?"

- " Iya, Bos!" -

" Kamu tahu yang harus kamu lakukan! Aku mau dia menyesali telah berani menyakiti hati mamaku!"

- " Siap, Bos!" -

Valen mematikan ponselnya dan fokus pada masalah Reva.

" Papa! Reva kangen sama mama!" ucap reva yang merengek.

" Nanti kamu pasti ketemu mama!" jawab Lewis sebel.

" Reva maunya sekarang, pa!" ucap reva lagi.

" Hentikan! Apa kamu nggak dengar? Aku bilang nanti!" teriak Lewis yang membuat Reva menangis semakin keras. Seorang wanita mendekati reva dan duduk disebelahnya.

" Reva sayang! Nanti reva pasti ketemu mama, sekarang reva makan dulu, ya! Kita main sama adik Leon yuk!" ajak wanita itu.

" Papa jahat! Reva benci sama papa!" teriak reva sambil menangis.

" Kamu..."

" Lewis!" bela wanita itu.

" Andai aku tidak membutuhkanmu, aku tidak akan mengambilmu!" ucap Lewis marah. Lewis pergi meninggalkan mereka berdua. Seorang pria masuk ke dalam ruangan dan menatap lembut wanita itu.

" Apa lo masih mengharapkan pria seperti itu, Don?" tanya pria itu.

" Sudahlah, Nick! Gue nggak mau membahasnya!" jawab Donna malas.

" Astaga, Don! Buka mata lo! Cinta lo padanya membuat lo buta!" ucap Nick/

" Dia ayah anak gue!" kata Donna.

" O, ya? Apa lo pernah berpikir apa dia mencintai anaknya?" tanya Nick yang membuat hati Donna bagai tertusuk duri tajam.

" Dia pasti mencintai anaknya!" jawab Donna.

" Sherly!" panggil Nick.

" Ya, Nick?" ucap Sherly.

" Bantu Donna jaga reva dan Leon! Lo ikut gue, Don! Lo harus tahu siapa orang yang lo cintai sebenernya!" ucap Nick yang telah muak dengan perlakuan Lewis pada Donna, terlepas dia memang mencintai Donna.

" Gue tidak mau ikut! Lewis tidak suka jika gue meninggalkan Leon!" jawab Nick.

" Itu supaya lo nggak tahu kelakuan dia! Ayo! Apa perlu gue paksa?" ucap Nick dengan marah. Donna melangkah pergi mengikuti Nick dengan wajah kesal, tapi disatu sisi dia ingin membuktikan perkataan Nick tentang Lewis. Nick membawa Donna ke sebuah rumah mewah yang ada pesta di dalamnya, mereka menyamar sebagai pelayan agar tidak diketahui kelompok mereka.

" Kenapa kita menyamar?" tanya Donna.

" Apa lo mau kita dihukum karena datang ke pesta rahasia ini?" tanya Nick, Donna cemberut mendengar ucapan Nick. Mereka membawa nampan minuman dan makanan kecil, Donna melihat Bos Black Eagle sedang berbicara dengan temannya. Donna mengikuti Nick ke lantai atas, lalu dia masuk ke ruang CCTV.

" Sam!" sapa Nick.

" Nick, my bro!" jawab Sam.

" Sam kenalin ini Donna, kekasihku!" ucap Nick dan membuat Donna mendelik pada Nick.

" Hai!" sapa Donna.

" Wow! Halo, aku Sam sepupu Nick!" jawab Sam.

" Gimana pestanya?" tanya Nick.

" Biasa aja yang di bawah! Kalo yang diatas, bikin gue berkali-kali masuk kamar mandi, bro!" bisik Sam.

" Bisa aja lo!" jawab Nick.

" Gue makan dulu, Ok!" ucap Sam.

" Ok!" jawab Nick, lalu Sam pergi keluar dari ruangan itu.

" Apa yang kita lakukan disini?" tanya Donna.

" Lo akan lihat!" jawab Nick sambil menekan tombol-tombol didepannya.

" Lihat!" ucap Nick beberapa saat kemudian pada Donna, Donna melihat ke layar yang ditunjuk Nick. Betapa terkejutnya Donna saat melihat apa yang terpampang di layar CCTV di depannya. Dia melihat Lewis yang toples sedang dicumbu oleh 3 orang wanita, mereka seperti orang kelaparan yang melahap seluruh tubuh Lewis dan Lewis hanya mendesah mengerang dan sesekali memukul pantat dan dada mereka. Donna tidak tahan lagi, dia menangis dipelukan Nick dengan tersedu-sedu.

" Gue mau pulang!" ucap Nick. Kemudian Nick menghubungi Sam dan pergi setelah Sam kembali.

" Hentikan, Don!" ucap Nick saat dilihatnya Donna terus meminum sebotol wine yang diambilnya di pesta tadi. Nick meraih botol itu.

" Berikan Nick! Gue ingin minum!" ucap Donna yang setengah mabuk.

" Nggak!" jawab Nick, Donna meraih botol yang ada di pangkuan Nick dan membuat Nick terkejut

hingga menghentikan mobilnya ke pinggir jalan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C58
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login