Nyonya gornio menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, adrenalinya semasa muda bangkit kembali karena insiden ini. persetan dengan rambu-rambu lalu lintas, keselamatan cucunya adalah hal yang utama untuk dirinya saat ini. Musuh sialan itu sudah berani mengusik ketenangan keluarganya, aku jamin dirinya akan mengerang kesakitan saat batang lehernya kupatahkan dengan kedua tanganku.
doa dalam hati dan umpatan silih berganti terucap dari bibir ini, rasanya aku ingin menghancurkan seluruh orang didalam mansion anakku. sudah lama rasanya tangan ini tidak merasakan retakan tulang, kupingku sedikit terasa ringan karena mendengar jeritan banyak penjaga yang kuhancurkan mukanya.
mereka tidak pernah tau siapa yang mereka hadapi saat ini, aku adalah keturunan mafia berdarah dingin. hidupku terbiasa dengan darah dan teriakan kesakitan, karena suamiku saja mampu merubahku menjadi lebih tenang dan tidak gegabah dalam menjalankan banyak hal.