Download App
67.56% Marriage in lost Memories / Chapter 50: Lima Puluh

Chapter 50: Lima Puluh

Tersenyum lah seperti saat ini.

Senyuman mu seperti sang fajar yang memberikan cahaya pada bumi ini dan hanya untuk ku.

Lihat lah aku, dengan mata indah mu yang sebening embun pagi, tatapan mu ini tak pernah membuat hormon hormon ku tenang, kamu sangat menggoda kamu adalah keindahan dan racun dalam bersamaan. Aku ingin segera menyerap racun itu untuk membuat jiwa tubuh ku benar benar terbakar dan akan terus membuat mu menjadikan sumber kebahagian ku.

Aku selalu terpesona dengan sepasang mata cokelat ini, dengan bulu mata yang tebal dan hitam. Rona pipinya memerah saat menunduk malu malu, aku mengusap gaun yang ia pakai dengan pelan. Gaun tipis ini sedikit memberikan warna kulit nya yang tersembunyi.

Ia sangat menggoda ku serasa ingin segera mehabiskan malam pertama dengan nya saat ini. Menumpahkan semua penantian lama yang panjang ini dengan cinta, memberikan nya rasa cinta yang dalam yang tidak pernah ia temukan pada orang lain. Dan membuatnya yakin akulah sumber kebahagian nya.

" Hmmm" Sudut bibir wanita ku tertarik malu malu. Jemari nya menggaris garis ke dada ku membuat sensasi yang sangat sulit kutolak. Saat ku cengkran pinggul nya dengan kuat ia meringis dan menyebikkan bibir nya dengan mengolok ku.

" Apa ini boleh dilakukan calon suami-istri yang akan bahagia besok?" Ujar nya terdengar seperti nyanyian manja dari dirinya yang tersembunyi. Bahkan aku merasa kan bagaimana jiwa nya yang beberapa masa lalu lenyap seolah hidup kembali. Aku merasa senang ia sudah kembali seperti wanita yang seharusnya kucintai dengan wajah merona dan mencintai ku satu satunya.

Ia bergerak dari pangkuan ku membuat ku gusar. Tapi Alena mendorong dada ku yang mencoba menahan nya disana.

" Ini tak bagus kalau keliatan Papa. Aku sangat malu" Kata nya lalu turun dari pangkuan ku dengan rona merah muda di wajah nya. Mata nya berkeliaran seperti menghakimi apa yang ia lakukan sendiri.

Alena punya jiwa liar yang selalu memberikan keunikan pada sifat nya yang absurd. Kadang ia bertingkah dewasa, kadang seperti remaja yang lupa dengan usia nya. Tapi aku menyukak bagian bagian dari wanita ini. Sepuluh tahun bukan waktu singkat hanya mencintai 1 orang.

Padahal ia yang memohon aku kesini tapi dia sendiri yang dibanjiri rasa malu nya pada wajah nya ini.

Apa ia sangat merindukan ku sampai mendesak ku untuk menemui nya.

Aku tentu sangat lah senang mendapati jiwa liarnya menjadi manja seperti ini. Rasanya aku tak sabar melihat ia akan berkeliaran setiap hari dimataku.

Alena berbalik dan kembali melengkungkan senyuman nya yang penuh candu itu padaku. Dengan berani ia mengalungkan kembali tangan nya keleher ku. Menempelkan perut nya yang sudah merata ke perut ku. Tinggi ku hanya selisih 10 cm, tinggi ku

" Jordan.. Rasanya ini luar biasa.. Aku akan menjadi istri mu dan akan menemani tidur ku. Aku tidak kesepian lagi Aku sungguh ini seperti mimpi" Ia memejamkan mata indah nya, sedikit mengangkat dagu nya. Seperti sedang menikmati hidup,  Hidung mancung nya mengerinyit dengan manja.  " Ini seperti mimpi saja" Keluh nya lagi lalu mengusap wajah ku dengan kulit halusnya. Mata indah ini terbuka melihat kemataku dengan diam, ia kembali melengkungkan senyum nya" Aku sangat mencintai mu.. Sangat J... Katakan sesuatu apa yang salah dari kamu sampai aku tergila-gila seperti ini! Bahkan rasanya bola mata mu seperti jambrut ini ingin ku cium cium. Kamu tau aku sangat suka mata biru mu. Seperti lautan yang selalu membuat ku terseret untuk terus mencintai mu lagi dan lagi, kamu seperti samudera yang dalam tak pernah habis untuk aku selami"

Sungguh kalimat absurd yang sangat membuat ku bahagia. Apa ini ungkapan hatinya. Alena ku yang hilang kini kembali. Mencintai ku sangat dalam seperti pandangannya saat ini. Begini lah seharusnya kami. Bersama tanpa ada hal lain yang berusaha memisahkan kami.

Ku pegang leher jenjang nya. Wanita ini memejam kan matanya seperti menyerap hangat tububku. Ia membuat ku harus menahan hormon gila ku lagi. Sudut bibirnya naik keatas memberi gambaran sebegini indah saat ia di atas peradun cinta kami nanti. Sungguh aku tak sabar menantinya.

"Mimpi mu akan segera teewujud Sayang. Kita sudah ditakdirkan bersama dan takdir aku mencintaimu mu lebih dari diriku sendiri akan aku berikan padamu, aku akan menjadi candu cintamuq"

Ia membuka mata dan menerbitkan senyum nakal nya. " Aku menantikan nya Jord sayang.. Aku sangat ingin menjadikan mu milik ku satu satunya nya" Ujar nya dengan lembut. Membuat perasaan ini meluap mendengarnya. Ini kata kata yang asing dari bibir mungil nya tapi ini sangat membuat ku merasa dicintai sangat besar. Aku akan lebih berkasih jika kamu mengatakan cinta dan memberikan sayang mu sepenuh nya pada ku Alena.. Andai saja kamu memberikan yang kamu katakan saat ini aku tidak akan berbuat keji pada dirimu. Hanya saja memang harusnya begini. Tak ada bagian pria lain dari mu yang harus kuterima. Aku hanya mencintai mu segenao jiwa ku. Seluas samudera yang dalam dan seindah langit biru. Aku hanya menginginkan kamu saja untuk meneruska  perasaan cinta kita hanya pada anak anak kita kelak.

" Aku ingin mencium mu. Tapi ku malu jo"

Ia semakin membuat ku gemas.  Mimik lucunya terlihat mengerjai ku. Alena kadang punya rasa humor yang membuat ku tak pernah bosan mengobrol dengannya.

" Cium aja aku. Di sini. Mata ini milik mu kan. Dan disini. Bibir ini juga milik mu..." Aku meraih jarinya dan menempelkan ke mata juga bibir ku.

Sepasang mata cokelat ini bergerak seperti bola bliar yang menggelinding.  Ada cengkraman saat jari nya menusuk ke bibir ku. Sedikit perubahan emosi yang kulihat tapi matanya kembali berkilat dengan rasa teduh.

" Bisa kah kita menahan nya  aku sangat ingin malam pertama kita Jo"

Mendengarnya aku serasa semakin tertantang, apa Alena sengaja menggoda ku. Dia tampak berbeda hari ini. Lebih bawel dan nakal tentunya ucapan nya sangat tercemar tapi aku menyukai nya. Bahkan aku bisa membalasnya tanpa khawatir ia akan marah.

" Jangan menggoda ku sayang! Aku sulit menahan keinginan ku untuk menyatukan milik ku dengan mu"

Ia juga tampak memerah dan berpaling. Aku rasa ia akan menangis saat ini juga. Mengatakan kata Vulgar tentu sangat asing bagiku untuk nya  tapi toh besok kevulgaran itu akan terus aku katakan setiap malam dan setiap saat ketika aku ingin memberikan nya rasa cinta yang besar melalui penyatuan kami.

" Kamu nakal" Katanya lagi dan mencengkram kukunya ke bahu ku. Bukan rasa sakit tapi rasa terbakar dari dalam sana yang mencoba ingin keluar.

Ku kalungkan tangan ku ke pinggulnya. Ia menyentak dan melihat ku dengan masam.

" Kamu terlihat sangat seksi kalau begini Jo ...

Ucapnya lagi terus menghujani ku dengan godan godaan panas.

Plak..

Aku memukul pantatnya dengan pelan. Ia memekik dan meringis.

" Mmm sepertinya kamu akan memberikan keliaran milik mu nanti. 

Aku tersentak! Inikah sisi Alena ku yang liar tenyata punya sisi Nakal yang menggoda. Tapi wajah nya sampai memerah begitu.

Dia menjadi sangat cantik dan luar biasa.

Kedua tangan nya mengusap dada ku  menelaah jengkal kulit merah ku. Aku merasa ngilu saat jari ngya mengusap usap dadaku. Ini gila aku bisa benar benar menyerang nya saat ini juga. Kalau saja ini bukan dirumah nya aku akan memutuskan malam pertama kami siang ini.

" Jangan menggoda ku sayang! Aku punya gairah yang parah kalau kamu menggodanya terus menerus" Ucap mu mendesisrkan suara ku lebih keerangan.

Mmm benarkah.. Aku memang menggoda mu sayang melihat tubuhmu menegang seperti ini rasanya meliht api yang berkobar padamu. Wajah mu sangat tampan aku yakin besok banyak ribuan wanita akan menangis pria tampan ini akan jadi milikku.

Aku membuka mata saat kalimat itu menembus kesanubari ku.

Kurengkuh wanita pujaan ku ini dalam peluk ku. Rasanya sangat indah merasakan getir getir hasrat yang ia ciptakan.  Alena berjingkit hingga bibir ranum nya mendekat sangat dekat. Aroma tubuhnya menyatu dengan hasrat yang berkumpul di dalam sini. Lalu bibirnya menyentuh bibir ku tapi ia kembali mengerjaiku. Entah kenapa ia sangat lihai untuk membuat ku panas dingin seperti ini.

" Katakan apa yang terjadi jika aku akan pergi" Bisik nya dengan jari menelusuri rahang kasar ini. Memberikan rasa geli juga bakaran gairah yang meletup letup.

Ku cengkram pinggul nya kasar aku benci ia mengucapkan kalimat ini. " Aku akan memburumu"

" Benarkah.." Ia malah tersenyum lalu mengecup ku singkat padahal aku ingin melumatnya.

" Aku tidak akan pergi Jo. Kamu adalah ciptakaan Tuhan yang sangat sempurna hadir di hidup ku. Menerima aku dan bayi ku dengan apa adanya. Aku tentu tidak akan menyia-nyiakan anugerah Tuhan ini. Kamu adalah cinta terbesar ku. Tidak ada cinta yang kuberikan  sebesar ini.. Aku ingin bersama mu selamanya.. Sampai akhir hayat ku "

Aku terenyum meski ada kalimat nya yang membuat ku tak pantas ia cintai tapi aku bisa menutupi nya sampai kapan pun. Aku dan dia sudah ditakdirkan bersama.

dan untuk menghentikan bibir ini merapalkan kalimat cinta yang memabukkan bibirnya ku lumat dengan dalam dan mencurahkan rasa rinduku pada bibir ranum nya. Tangan Alena menyusup bermain didadaku. Entah apa yang terjadi padanya siang ini tapi aku menyukai sisi nakal nya ini.

Kutarik paha sebelah nya untuk memeluk pinggang ku. Alena punya bakat membakar kesabaran ku  ia bergerak binal disana. Hingga tangan ku menelusuri punggung nya yang sangat halus. Desiran gejolak yang datang bertubi tubi memberikan keputusasaan yang dalam. Aku sungguh mabuk dengan cinta wanita ini.

Tok tok tok

suara ketukan pintu kamar nya membuat kami saling berurai seperti baru di siram air. Rasa gugup ikut menyelimuti.

Sepertinya memang benar banyak gangguan dirumah ini. Ucap nya dengan bibir agak membengkak. Hasil ciuman panas kami. Matanya menggeriyang dengan hasrat tertahan disana.

" Pulang lah bung. Aku menantikan kejutan di pesta pernikahan kita..." Katanya lagi. Lalu mengitari jambang ku dengan kuku nya.

" Tentu sayang. Besok adalah masa terindah yang tidak bisa kamu lupakan seumur hidup mu"

Alena tersenyum lebar dan kembali mencimum pipi ku singkat.

" Sure.. Aku sangat menantikan nya" Bisik nya lagi membuat ku ingin sekali lagi mencumbui nya. Tapi ketukan di pintu lagi seolah membuat kami harus segera membuka nya.

Alena lalu menjauh dari jarak ku. Matanya masih menatap ku penuh dambaan. Rasanya aku sangat merasakan puncak kebahagian ku hanya dari sorot matanya.

" Hey. Sorry! Apa aku ganggu kalian" Itu suara Susan yang muncul. Ia memegang sekotak bagian dari acara besok.

" Hmm tidak sama sekali Sus..

Kemudian kedua wanita itu terlibat percakapan tentang acara pernikahan besok. Aku hanya mendengarkan sesekali. Tampak nya aku harus melihat ke acara besok lagi apakah semua nya akan benar benar siap besok, aku tak mau ada jal kecil yang terlewat.

Semua urusan sudah aku serahkan dengan orang orang ku. Sebuah event besar yang hanya akan aku ingat sekali seumur hidup.

Aku akan memberikan kesan yang tak pernah orang lupakan saat menjadi saksi cinta indah aku dan Alena...

*

*

*

Hari ini akhir nya tiba. Kubersihkan wajah ku dengan air. Bahkan aku tidak bisa tidur dengan nyenyak menunggu hari ini.

Acara pertama adalah pernikahan ini yang terpenting setelah mengucapkan ijab kabul maka dia akan sah menjadi istri ku.

Aku segera membersihkan diri dan serasa apartemen ini tak hanya aku sendiri yang gugup juga ada Mommy yang mendadak sibuk bukan kepalang. Tentu saja kami baru saja berbaikan tapi aku beruntung punya Papi yang sangat mengerti sifat Mommy. Dan harusnya Momny juga bersyukur bisa mendapatkan laki laki sehebat Papi.

Papi selalu bilang padaku kalau Mommy akan setuju dan ia sudah menyiapkan semua segala sesuatu untuknya hari ini.

Dan kulihat bagaimana Mommy sangat cantik mengenakan kebaya dan sanggul besar bak Puteri Keraton. Juga seorang kasatria gagah dengan wajah Bule,p+_a beb segar yang selalu menjadi point ku hidup dalam beberapa tahun ini. Dia pria hebat yang selalu mendukung ku apapun. Dia Papi ku dan hari ini aku akan meneruskan darah nya dalam mencintai seseorang yang harus aku cintai sepanjang sisa hidup ku.

Mommy terperangah melihat ku yang selesai di dadani dengan pakaian pasangan pria yang akan menanggalkan status single nya untuk menjadi seorang lelaki yang berbahagia hari ini.

Aku mengenakan Bekap warna putih gading yang banyak ditaburi bordiran.

Mata Mommy sampai berkabut saat merengkuh bahu ku. " Jo.. Kamu sudah sedewasa ini" Getir nya tertahan. Aku yakin kalau Mommy tidak mengenakan make up ia akan menangis, pertahanan nya akan runtuh sebentar lagi.

" Yaa sebentar lagi Mom ga akan mengira aku akan memberikan kalian lusinan cetakan ku dengan Alena. Aku ingin mereka akan membuat keributan di istana kita nanti Mom...

Mommy tergelitik dan tertawa singkat. Mungkin Mommy membayangkan banyak anak kecil yang akan membuat riuh kelurga kecil kami yang hanya beanggota 3 orang. Dan tentu aku sangat tidak sabar menunggu masa itu. Aku akan membuat pasukan ku sendiri tentunya hanya dari darah ku dan Alena.

" Seharusnya kesadaran Mommy datang sudah lama Jo. Mommy akan bantu kamu nyiapkan semua nya. Bahkan kamu menyiapkan nya sangat terburu-buru kyak gini banyak serangkaian adat yang terlewatkan. Tak ada sesi lamaran, mandi-mandi dan lainnya. Hanya pernikahan dan  resepsi. Ini sang-

" Sayang nya aku tak bisa nunggu lebih lam Mom" Sela ku. Bukan karena apa begitu banyak kejadian yang selalu menggagalkan rencana ku dan aku tak bisa menunggu lagi.

Mommy kembali tersenyum. " Baiklah pangeran kamu sangat tak sabaran untuk menikahi Alena. Mommy mau bilang apalagi...

Kupeluk Mommy hangat. Beruntung lah beliau tidak lagi mengatakan hal yang bertolak belakang dari keinginan ku.

" Kita sudah lewat 5 menit. Apakah kalian masih lama?" Papi muncul di pintu membuat interaksi ku dengan Mommy terhenti.

Kami tertawa singkat kemudian sama sama melangkah. Bahman Diego juga mengenakan pakaian adat ala Jawa, wajah bule nya tampak kalem dengn

Acara pernikahan di laksanakan di Gedung Hotel tempat besok resepsi digelar. Tadi malam sudah aku cek sendiri semua konseo sudah siap dan tentu saja spektakuler. Aku tak ingin memberikan Alena acara yang setengah setengah. Dia adalah wanita satu-satu nya yang akan kubahagian kelak jadi semua nya harus terlihat mewah.

Macet jalanan disini membuat ku semakin tidak sabaran dan gugup saja. Aku yakin disana Alena sedang gugup menunggu ku. Terlintas wajah gugup nya rasanya aku tersenyum tipis membayangkan ia gugup dengan wajah sangat cantik mengenakan kebaya, terakhir aku melihat nya mengenakan kebaya saat kelulusan sekolah menengah, dan itu sudah seperti jelmaan putri putri keraton yang nyasar, muka anggun tapi tingkah nya sangat liar seperti tak mengenakan rok saja.

Tapi wajah cantiknya sungguh memalingkan wajah siapa saja yang melihatnya.

Aku ingin segera menghubungi nya dan mengatakan aku sebentar lagi akan sampai. Sungguh rasanya tak ingin membuat nya cemas. Tapi kuurungkan agar membuat rasa cemas ini menjadi satu nanti.

Akhirnya. Mobil sudah mendekati area Hotel. Terbayang sudah senyum manis Alena saat aku menyelesaikan akad nikah. Aku sungguh ingin menemui nya segera.

Kami memasuki area parkir. Di dalam parkir sana tampak banyak petugas petugas berseragam tentara. Entah ini kebetulan atau apa. Mungkin mereka sedang melaksanakan acara di ruang ballroom lain di Hotel ini, aku tak terlalu mengurusi nya.

Diego membantu Mom untuk membuka pintu mobil di belakang.

Aku sendiri segera dibenahi penata rias untuk melihat bagian baju mana yang tampak terlepas atau melonggar.

Rombongan ku tak begitu banyak hanya 7-8 orang yang menggiring. Mereka semua orang orang ku. Mungkin kalau Mom datang lebih awal akan banyak keluarga dari pihak Mom yang akan menggiring.

Dengan senyum lebar yang terus mengias aku berjalan beriringan dengan rombongan menuju lobby Hotel.

Kami segera menuju lantai ruangan tempat acara diselenggarakan.

Sungguh aku merasa sangat gugup. Bahkan tangan ini sudah dingin. Sesekali aku merapalkan nama lengkap Alena dan kalimat sakral yang nanti akan aku ucapkan.

Ting

Pintu lift terbuka. Kaki ku melangkah keluar.

Tadi malam sudah tampak hiasan bunga segar di depan sini. Sepanjang lorong yang sudah di hiasi bunga bunga kesukaan Alena. Aku ingin membuat lorong indah dengan banyak bunga bunga dan foto foto kenangan kami saat sekolah dulu .

Tapi ini terlihat kosong. Yang terdengar ada music aneh menggema. Bukan  music adat Jawa atau yang spesifik ke Pernikahan yang syahdu.

Apa aku salah lantai?

Hal serupa juga membuat Mom dan Papi melihat ku dengan tatapan bertanya saat kami keluar dari lift.

Yang kami temukan bukan persiapan acara pernikahan seseorang yang megah dan mewah seperti Raja. Tapi depan Ballroom ini ada beberapa orang orang dengan pakaian wanita tapi tampang nya aneh. Mirip ladyboy atau kata kasar nya Bencong.

Mereka mengenakan gaun gaun membalut tubuh nya yang keras dan kaku dengan paksa apalagi riasan nya ada yang tebal ada yang apaadanya.

" Jo.. Pa kita salah lantai?" Bisik Mom mengamit lengan ku. Wajah nya tampak cemas.

Aku sendiri tak yakin karena tadi jelas lift ini membawa ke lantai yang sesuai.

" Diego...

Panggil ku segera sosok Diego muncul.

" Coba kamu cari tahu. Kita salah lantai atau apa ada yang salah..."

Baik

Jawab Diego tajam, lalu segera berbalik.

Serasa ada firasat buruk menjalar. Dada ku seolah merasakan hal aneh. semoga saja ini cuman firasat. Apalagi melihat para setengah wanita ini menatap ku seperti santapan mereka yang siap di santap.

Diego muncul dan berbisik padaku.

" Maaf Tuan. Semua nya benar hanya saja.....

Seperti ada batu besar menabrak wajah ini saat mendengar kata-kata Diego yang langsung membakar wajah ku. Kepala ku mendadak ingin meledak.

" Bawa kedua orang tua ku masuk mobil" Ucap ku dengan rahang mengeras. Tangan ku mengepal kuat.

Diego mengangguk. Aku segera melangkah maju dengan langkah besar dan tak sabaran.

Tak memperdulikan bagaimana tatapan memuja dari pada ladyboy disana yang kurasakan sangat geli.

Kudorong pintu Ballroom disana dengan kuat.

Music disco menghentak langsung menyerang pendengaran ini. Aku masuk melangkah dan tempat yang tadi malam sudah aku pastikan komplit dengan sentuhan gaya adat Jawa becampur aksen Eropa harus nya terlihat disini. Ada banyak hiasan bunga bunga sepanjang sudut, langit langit dan lampu yang indah. Suasana sakral namun tetap menentramkan siapapun yang akan masuk. Tapi sekarang...

Ada sekelebat tak terima, marah dan juga hal yang mengguncang dalam diri ini menerima tempat yang menjadi saksi kehidupan baru ku di mulai malah dipenuhi para ladyboy-ladyboy beragam bentuk  dengan balutan gaun gaun seksi.

Mereka semua melihat ku datang kesana dan menjadi sasaran tatapan yang lagi lagi ingin membuat ku mual. Bahkan ada yang menjulurkan lidah nya seperti sedang menggoda.

What the fuck!!

Di didepan sana harusnya adalah panggung saat aku dan ayah Alena berjabatan tangan intuk akad ijab kabul. Tapi kenapa para ladyboy ini berlenggak lenggok seperti sedang memperagakan busana saja.

Dada ini rasanya panas. Bahkan mereka yang tadi menatap mu langsung mengalihkan pandangan. Menatap dengan takut dan waspada.

" APA APAAN INI"

Seseorang berbisik padaku. Dan mengatakan kalau hari ini ada acara fashion show dari kalangan ini.

Aku menarik sendiri orang ku itu dan melayangkan pukulan yang keras.

Suara teriakan melengking dari kalangan ini dengan menjerit jerit heboh juga saat ia tadi terlempar. Sesaat keadaan disana langsung terhenti.

Orang ini Wajah nya langsung memar. Dan darah keluar dari sudut bibirnya.

" Ini harus nya acara pernikahan ku. Kenapa malah banci banci ini" Teriak ku sangat murka. Bahkan mereka menghujamkan tatapan tak suka tapi aku tak peduli. Tangan ini ingin sekali menghancurkan sesuatu.

Lalu tiba tiba dari belakang muncul laki laki berbadan tegap, besar dan tentunya mengenakan seragam militer. Seperti yang aku lihat di parkiran. Membuat para makhluk setengah kelamin disana menjerir jerit lagi kali ini sangat heboh merusak pendengaran.

Aku menatap pasukan ini dengan api membara. Apa ini semacam lelucon?

Mereka berjejer di sisi pintu dengan sorot waspada.

Acara ku dibuat acara fashion show para ladyboy ini? Lalu tentara ini? Apa maksud semua ini.

Hingga ada yang keluar masuk dari pintu sana yang tentunya sudah di pagari para laki laki tentara ini.

Kulihat seorang wanita dengan gaun berwarna hitam berjalan tajam, Rambut hitam nya di sanggul sederhana aku tentu mengenal nya. Dia seharusnya mengenakan kebaya putih cantik dengan riasan sangat ayu dan yang akan sah menjadi istriku. Tapi ini... Kenapa ia malah mengenakan pakaian hitam, seolah melambangkan kematian.

Bibir berlipstik merah itu melengkungkan senyum nya dengan sudut mata seperti sebuah busur yang tajam. Ada tatapan kebencian disana bukan tatapan memuja dan penuh hasrat seperti tadi malam yang ia berikan padaku.

Rasanya dadaku terpukul hebat. Apa maksud Alena dan segala pertunjukan konyol ini..


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C50
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login