Zizi baru menyadari telah meninggalkan topi merahnya di wastafel toilet ketika merogoh uang taksi ke dalam tas kecilnya. Zizi ingin kembali ke restoran, khawatir seseorang mengambilnya. Namun uangnya tidak cukup. Uang sisa membeli pentol dan tahunya sekarang tinggal tiga puluh lima ribu rupiah. Zizi tidak meminta uang kembalian taksinya yang hanya tersisa seribu. Zizi menghela napas. Dia telah melakukan sebuah kesalahan yang besar. Dia tidak tahu sekarang Andres sudah tahu atau belum. Zizi menghela napas lagi. Air matanya mengalir. Dia yakin Andres sedang marah padanya. Zizi tidak tahu apa Andres akan memaafkannya lagi atau tidak. Zizi tahu Andres sangat mencintainya, tapi dia tidak tahu apa kesalahannya sekarang pantas dimaafkan.
"Mbak, tidak apa-apa?" Tanya supir taksi mencemaskannya.
Maaf membuatmu sedih...
.
.
.
Terima kasih untuk semua batu kuasa, komentar, dan review, dan dukunganmu!
Aku menyayangimu!