Matanya yang hitam itu terlihat sangat dalam. Saat dia melihatku dengan begitu fokus seperti menyembunyikan ribuan kata-kata di dalamnya, pikir Yue Tiantian.
Yue Tiantian tiba-tiba saja merasa bahwa Lu Yuchen sama sekali tidak terlihat galak, tapi bahkan terlihat sangat tampan. Dia pun merasakan sebuah perasaan familiar kepada Lu Yuchen Suara paman di depannya ini juga terdengar seperti alunan cello lembut yang menenangkan. Air matanya perlahan mulai berhenti menetes. Namun karena tadi dia menangis terlalu lama, jadi sekarang hidungnya penuh dengan ingus.
Lu Yuchen yang melihat itu langsung mengerutkan alisnya. Xiao Luo kecil ini ternyata adalah anak yang pintar dan baik, aku hanya bicara beberapa kalimat dan dia benar-benar berhenti menangis, ucapnya dalam hati.