Tiba-tiba, Qiao Yinyin membawa segelas sampanye berjalan terhuyung sambil berkata, "Kak… Sedang apa kamu seorang diri di sini? Ayo… Kita ke sana, di sana ramai sekali!"
Melihat adiknya sudah mabuk ringan, Qiao Mohan mengerutkan kening. "Siapa yang menyuruhmu minum sebanyak itu?"
"Ah…" Qiao Yinyin terlihat bingung dan bertanya, "Bukankah kamu sudah setuju?"
"Kamu masih mood untuk minum di sini?" Qiao Mohan melihat adiknya itu, tiba-tiba dia punya ide, lalu berkata, "Kakak Yuchen-mu itu sudah pulang, lho…"
"Apa?" Mendengar perkataan kakaknya, Qiao Yinyin tersadar. "Kak Yuchen kenapa kembali? Dia… Tidak menemani Kak Xuan'er lagi!?"
"Huh… Apanya yang menemani? Siapa itu Gu Xuan'er? Yinyin, Tang Xinluo itu istri dari Kak Yuchen-mu, sedangkan Gu Xuan'er, dia bukan siapa pun lagi sekarang."
"Ini… Mana bisa begitu!" Mata Qiao Yinyin menjadi merah. "Kak, Kak Xuan'er sangat lemah, dia… Di tidak bisa hidup tanpa Kak Yuchen."