Download App
91.66% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 55: Aku Tidak Akan Mencintaimu Lagi

Chapter 55: Aku Tidak Akan Mencintaimu Lagi

Editor: Wave Literature

"Bagaimana kamu bisa tahu kalau dia dijebak? Ji Xiaonian, sebenarnya seberapa banyak yang kamu ketahui tentang dirinya? Bukankah kamu terlalu ikut campur akan urusan orang lain?" cerca Bai Yan dengan ketus.

Bai Yan terlihat tidak sabar kali ini, dia tidak lagi ingin menatap Ji Xiaonian. "Hapus air matamu dan turun dari mobil! Jangan pernah datang mencariku untuk mengurus urusan pria lain lagi! Bisa-bisanya kamu datang padaku dan menangis tersedu-sedu memohon demi pria lain. Keterlaluan!" tuturnya karena kesal setengah mati. Ternyata di dalam hatinya, dia sungguh merasa kesal gadis itu begitu peduli terhadap pria lain.

Semua orang yang mengenal Bai Yan tahu jelas, jika dia merasa kesal, maka orang-orang di sekitarnya juga bisa terkena getahnya. Saat ini dia tidak berani menjamin, jika Ji Xiaonian terus-terusan merengek padanya, bisa-bisa besok dia akan membuat Lu Yifei benar-benar menghilang dari dunia ini.

"Kamu benar-benar tidak berperasaan. Kamu sudah bukan Kak Yan ku yang dulu yang suka membantuku ketika aku dalam masalah. Kamu sudah berubah. Kamu benar-benar telah berubah," ujar Ji Xiaonian yang merasa kecewa.

Hati Ji Xiaonian terasa tercabik-cabik saat ini. Orang yang dia kira dapat menolongnya, malah menolaknya begitu saja tanpa alasan yang tidak jelas. Sorot matanya yang tadinya begitu memelas, kini berubah menjadi tatapan mata penuh kebencian. Sepasang mata itu menatap tajam ke arah Bai Yan, sementara rahangnya terlihat mengeras akibat menahan kekecewaan yang saat ini dia rasakan.

"Baiklah. Kalau begitu aku tidak akan muncul dihadapanmu lagi nanti. Aku juga tidak akan meminta bantuan apa pun lagi darimu. Selamat tinggal!" ucap Ji Xiaonian dengan sangat dingin. Kata-katanya terdengar begitu penuh dengan kebencian pada Bai Yan.

Ji Xiaonian membuka pintu dan keluar dari mobil Bai Yan. Baru saja berjalan kira-kira dua langkah, tiba-tiba dia kembali membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah pria yang masih berada di dalam mobil. Masih ada perasaan yang begitu mengganjal di hatinya, jadi dia merasa harus menyelesaikannya saat ini juga.

"Bertahun-tahun aku sudah dibutakan oleh perasaanku padamu. Tapi kamu tenang saja, mulai hari ini, aku tidak akan lagi mencintaimu. Selamanya tidak akan pernah memberimu ruang di hatiku lagi. Entah bisa-bisanya aku baru sadar kalau kamu benar-benar seorang lelaki brengsek dan bajingan. Aku sangat membencimu!" tutur Ji Xiaonian dengan emosi yang meledak-ledak 

Setelah mengucapkan hal itu, tangis Ji Xiaonian pecah seketika. Tanpa menunggu Bai Yan menoleh padanya, dia dengan segera menutupi mulutnya dengan tangan dan segera pergi berlari meninggalkan tempat itu.

Begitu Bai Yan menoleh, dilihatnya punggung Ji Xiaonian yang telah berlari cukup jauh dari mobilnya.

'Mulai hari ini, aku tidak akan mencintaimu lagi! Selamanya tidak akan pernah memberimu ruang di hatiku lagi! Aku sangat membencimu!' 

Setiap perkataan Ji Xiaonian, terngiang-ngiang di telinga dan pikiran Bai Yan. Setiap katanya bagaikan sebuah pisau yang mengiris-iris hatinya sedikit demi sedikit, menggores dan meninggalkan luka yang dalam di hatinya. Begitu perih dan menyiksa.

Ini pertama kalinya Bai Yan merasakan perasaan yang begitu menyakitkan seperti ini. Sebuah penyesalan yang selalu datang belakangan. Sebuah rasa kehilangan yang datang ketika semuanya telah terlambat. Bagaimanapun dia berusaha mengembalikan semuanya seperti sedia kala, namun rasanya bagaikan mengembalikan gelas kaca yang telah pecah berkeping-keping. Sia-sia dan tetap akan meninggalkan bekas selamanya.

Hati Bai Yan kini terasa begitu perih. Lalu, sepasang matanya berusaha menatap kaca spion mencari sosok Ji Xiaonian. Namun, apa daya gadis itu telah menghilang di antara kerumunan orang. Pergi tanpa jejak.

Matanya tidak lagi menatap kaca spion, kini Bai Yan menyandarkan tubuhnya tanpa semangat di kursi pengemudi. Menatap kosong ke depan sambil tertawa perih. Dia terlihat memejamkan matanya sesaat, kemudian menertawakan dirinya sendiri yang saat ini terlihat begitu menyedihkan hanya karena seorang gadis.

Setelah merenung beberapa saat, Bai Yan teringat akan rapat yang harus dia ikuti pagi ini. Dia pun terlihat menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya dari segala kegundahan yang dirasakannya saat ini. Setelah merasa sedikit lebih baik, dia kembali menyalakan mesin mobilnya dan melaju menuju ke kantornya.

Ji Xiaonian berlari kembali ke kampus sambil berusaha menghubungi Lu Yifei. Anehnya, ponsel pria itu tidak dapat dihubungi sama sekali. Dia lantas berpikir bahwa pria itu pasti sedang berada di suatu tempat dan menyendiri untuk mencari ketenangan.

Saat ini, yang terpenting bagi Ji Xiaonian adalah bagaimana caranya dia dapat memastikan bahwa Lu Yifei tidak akan dikeluarkan dari sekolah. Jika tidak mendapatkan bantuan dari Bai Yan, maka dia akan berusaha untuk memaksa kakaknya agar membantunya. Dia yakin Ji Chen tidak akan sekejam Bai Yan terhadapnya.

Di perjalanan menuju ke gedung sekretariat, tidak disangka-sangka Ji Xiaonian bertemu dengan Fang Miaoling. Karena dia sedang tidak ingin berurusan dengan gadis itu, dia berjalan melewatinya begitu saja.

Siapa yang sangka, Fang Miaoling tiba-tiba tertawa dengan nada mengejek. "Aku dengar, di kampus kita tercinta ini ada seorang lelaki penyuka sesama jenis. Belum lagi dengar-dengar dia adalah seorang lelaki panggilan. Bahkan katanya, orang itu dilempari telur oleh beberapa orang di sekitar area parkir pagi ini," ucapnya dengan nada yang merendahkan dan penuh ejekan.

Ji Xiaonian tadinya sama sekali tidak ingin melayani gadis itu, namun setelah mendengar perkataan Fang Miaoling yang menyindir tentang Lu Yifei, darahnya mendidih seketika. Dia segera memutar tubuhnya dan menatap tajam ke arah teman sekamarnya itu.

"Memangnya apa urusannya denganmu? Kalau dia menyukai sesama jenis lalu kenapa? Ada banyak orang yang menyukai sesama jenis di luar negeri sana, kenapa kamu tidak mengurusi mereka saja?" kaa Ji Xiaonian dengan ketus.

"Oh? Kamu marah? Aku kan tidak sedang mengataimu. Memangnya kamu memiliki hubungan dengan lelaki gay itu? Kok sampai emosi seperti ini?" sahut Fang Miaoling yang tersenyum penuh kemenangan.

"Fang Miaoling, kamu jangan keterlaluan ya! Kesabaranku juga ada batasnya!" seru Ji Xiaonian dengan rahang yang mengeras.

Baru saja dia kembali setelah bertengkar hebat dengan Bai Yan dan belum sempat menstabilkan emosinya, malah muncul gadis itu mencari gara-gara dengannya. Ji Xiaonian saat ini sungguh tidak berani menjamin jika dirinya dapat menahan diri untuk tidak menghabisi Fang Miaoling saat ini juga.

"Memangnya kamu bisa apa? Mau menggigit tanganku lagi? Atau kamu mau memukulku? Setelah kamu memukulku waktu itu, Kak Yan sampai repot-repot mengompres tanganku dengan es batu. Dan lagi, tadi dia melihatmu menggigit tanganku ini. Dia menyuruhku untuk pergi ke klinik untuk suntik rabies, tahu tidak?" ucap Fang Miaoling, lalu tertawa terbahak-bahak sengaja memanas-manasi hati Ji Xiaonian.

"Kamu!!" Ji Xiaonian benar-benar tersulut api emosi saat ini. Dia mendatangi Fang Miaoling dan langsung menjambak rambutnya, lalu mulai memukul dengan kalap.

Tidak disangka, Fang Miaoling sama sekali tidak memberikan perlawanan atas perlakuan Ji Xiaonian terhadapnya. Dia seolah sedari awal sengaja membuatnya marah dan membiarkan dirinya dipukul oleh gadis itu.

Sialnya, pemandangan Ji Xiaonian memukuli Fang Miaoling dilihat oleh dua orang teman sekamar mereka yang kebetulan sedang lewat di sekitar sana. Kedua temannya itu terlihat berusaha untuk memisahkan keduanya. 

"Ji Xiaonian, kamu kenapa main tangan seperti ini? Memangnya apa salah Miaoling sampai kamu memukulinya begini?" tanya Tang Caiqi.

Sedang Fang Miaoling hanya berdiri disana tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Rambutnya terlihat acak-acakan, semenatar wajahnya penuh dengan bekas cakaran yang berwarna merah. Selain itu, darah segar terlihat pada ujung bibirnya.

"Tidak ada hubungannya dengan kalian," jawab Ji Xiaonian dengan ketus, lalu membalikkan tubuhnya berniat berjalan pergi meninggalkan mereka. Namun begitu dia hendak berjalan pergi, dilihatnya dosen pengawas berdiri di hadapannya dengan wajah galak dan terlihat dingin.

"Kali ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kamu bertengkar dan memukul orang. Mari kita lihat kali ini siapa yang dapat menyelamatkanmu. Ikut aku ke kantor sekarang! Kita lihat nanti hubungan apa yang cocok diberikan untukmu," ancam dosen pengawas itu.

Ji Xiaonian menoleh sejenak dan mendapati Fang Miaoling tersenyum licik serta penuh kemenangan di tempatnya berdiri. Saat itu juga dia sadar bahwa dirinya sudah masuk jebakan gadis itu. Teman sekamarnya itu pasti mengetahui sebelumnya bahwa Tang Caiqi, Xiao Xiao dan dosen pengawas akan berjalan melewati mereka. Sehingga gadis itu sengaja untuk memancing emosinya.

Namun apa daya, Ji Xiaonian sendiri tahu bahwa semua ini juga merupakan kesalahannya. Dirinya sendiri yang begitu mudah terpancing emosi sampai menggunakan kekerasan untuk memberi pelajaran pada Fang Miaoling. Belum sempat dia menemukan cara untuk menolong Lu Yifei, kini dia malah menempatkan dirinya dalam masalah yang lain.

Sesampainya di ruang dosen, Ji Xiaonian sama seperti siswa-siswa nakal lainnya, dia terlihat berdiri sambil menundukkan kepalanya. Dosen pengawas terlihat menegur dan menceramahinya. Namun alih-alih terlihat merasa bersalah, dia justru memperlihatkan sikap acuh tak acuh pada wajahnya. Hal itu tentu membuat dosen pengawas geram. 

"Ji Xiaonian, saat ini juga hubungi walimu dan minta untuk datang kemari! Jika tidak, aku akan menskors mu saat ini juga!" bentak dosen itu dengan ketus.

"Wali ku sedang berada di luar negeri. Entah kapan kembalinya," balas Ji Xiaonian dengan santai.

"Tidak usah banyak alasan. Berdiri di bawah tiang bendera sampai walimu datang kemari untuk menemuiku!" tutur dosen itu dengan tidak peduli.

Berdiri di bawah tiang bendera, ya tinggal berdiri. Memang apa susahnya. Lagi pula dulu juga sudah pernah dihukum seperti itu, batin Ji Xiaonian.

Namun tepat ketika hendak pergi meninggalkan ruangan tersebut, Ji Xiaonian tidak tahan untuk tidak menanyakan tentang Lu Yifei pada dosen tersebut. Dia terlihat kembali menatap ke arah dosennya itu dan bertanya, "Oh iya pak. Mengenai Lu Yifei, apakah sekolah akan memberikan hukuman yang berat bagi dia nantinya?"

"Kamu mengenal Lu Yifei? Apa kamu tahu mengenai kasusnya itu?" kata dosen itu yang malah balik bertanya.

Ji Xiaonian mengangkat kedua alisnya terlihat yakin sambil menganggukkan kepalanya. "Tentu saja. Dia itu sebenarnya dijebak oleh orang lain. Jangan memberikan hukuman yang terlalu berat padanya. Kalau tidak, pasti akan menimbulkan masalah yang jauh lebih parah kedepannya."

Mendengar hal itu, dosen pengawas tersebut terlihat berhenti sejenak dan berpikir dengan alisnya yang berkerut. Setelah beberapa saat, akhirnya dia kembali menatap ke arah Ji Xiaonian dan berkata, "Sudah cepat berdiri di bawah tiang bendera sana! Kalau walimu sudah datang nanti, segera cari aku di kantor."

Mendengar hal itu, Ji Xiaonian terlihat cemberut sambil berjalan menuju keluar menuju ke arah tiang bendera.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C55
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login