Download App
73.33% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 44: Dehidrasi

Chapter 44: Dehidrasi

Editor: Wave Literature

Setelah kira-kira satu jam perjalanan lamanya, sampailah mereka di sebuah perkebunan stroberi.

Entah apa karena akhir pekan, tampak begitu banyak orang yang datang ke perkebunan ini hari ini. Wajah-wajah mereka terlihat cerah dan begitu bergembira, layaknya matahari yang bersinar cerah pagi ini. Hanya saja, hal itu tidak sama dengan suasana hati Ji Xiaonian. Wajah gadis itu terlihat kusut dan ditekuk, bibirnya pun tampak mengerucut ke depan.

Begitu turun dari mobil, Fang Miaoling segera berlari mendatangi Ji Xiaonian dan melingkarkan tangannya di lengan temannya itu. "Xiaonian, kita pergi kesana untuk memetik stroberi yuk!" ajaknya sambil tersenyum.

Tanpa sungkan Ji Xiaonian menyingkirkan tangan Fang Miaoling darinya. Lalu dengan ketus dia berkata, "Kamu duluan saja. Aku mau ke toilet terlebih dahulu." 

Melihat sikap Ji Xiaonian yang sangat ketus padanya, Fang Miaoling dengan kikuk menarik tangannya, lalu cepat-cepat berlari mendatangi Bai Yan. "Kak Yan, kalau begitu kita pergi duluan yuk!" 

Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Ji Xiaonian, Bai Yan hanya mengangguk singkat, lalu pergi bersama Fang Miaoling. Mereka pun meninggalkan gadis itu seorang diri.

Melihat Bai Yan pergi meninggalkannya begitu saja, hati Ji Xiaonian semakin terasa perih. Kekecewaan pun memenuhi seluruh hatinya. Dasar! Apa sih maksudnya! Jelas-jelas pergi berkencan! Bisa-bisanya dia meninggalkanku sendirian dan malah pergi bersama gadis lain?! Batinnya dengan geram.

Ji Xiaonian mengakui bahwa dirinya kini sedang bersikap kekanak-kanakkan. Hanya saja, dia sungguh tidak suka jika harus melihat Bai Yan bersikap baik pada perempuan lain. Walaupun sebenarnya dia tahu alasan pria tersebut bersikap seperti itu merupakan bentuk rasa terima kasihnya pada ayah Fang Miaoling.

Namun, rasa cemburu telah memenuhi hati Ji Xiaonian saat ini dan perasaan itu sungguh membuat dadanya terasa sesak. Dia tidak benar-benar berjalan ke kamar mandi dan malah berjalan ke arah yang berlawanan dengan Bai Yan dan Fang Miaoling.

Belum jauh Ji Xiaonian melangkah, tiba-tiba ponselnya bergetar. Dibukanya sebuah pesan masuk dari Bai Yan yang bertuliskan, 'Tunggu di situ dan jangan kemana-mana'.

Ji Xiaonian melihat pesan yang tertulis di layar ponselnya. Ada sebuah perasaan bingung melanda hatinya. Maksudnya apa? Aku harus menunggunya disini? Bukankah dia sedang menemani Fang Miaoling memetik stroberi? Gumamnya dalam hati karena tidak mengerti.

Walaupun demikian, Ji Xiaonian dengan patuh berdiri disana dan menunggu Bai Yan.

***

Bai Yan menemani Fang Miaoling masuk ke area pemetikan stroberi. Baru saja masuk beberapa langkah, dia tiba-tiba berhenti dan menoleh pada Fang Miaoling sambil berkata, "Kamu pilih saja sesukamu, petik berapa pun yang kamu mau. Aku keluar sebentar untuk bertemu dengan rekan bisnis." 

Fang Miaoling menoleh ke belakang dan tidak melihat adanya tanda-tanda keberadaan Ji Xiaonian di sana. Kini Bai Yan juga ingin pergi meninggalkannya. Dia pun merasa curiga, jangan-jangan kakak angkatnya itu mengatakan hal tersebut hanya untuk membuat alasan agar dapat berduaan dengan Ji Xiaonian saja.

Ekspresi wajah Fang Miaoling pun berubah seketika ketika memikirkannya. Dia mengangguk pelan, namun terlihat jelas wajahnya sedikit cemberut.

Melihat Fang Miaoling mengiyakan perkataannya, Bai Yan segera berjalan meninggalkannya. Siapa yang menyangka ketika dirinya baru berjalan dua langkah, gadis yang berada di belakangnya tiba-tiba menyerukan namanya, "K… Kak Yan."

Bai Yan segera menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang. Dilihatnya Fang Miaoling dengan wajah seperti sedang menahan rasa sakit, tersungkur di tanah. Dengan cepat dia menghampirinya dan bertanya dengan nada khawatir, "Ada apa?"

Fang Miaoling menatap Bai Yan sambil memegangi perutnya dan meringis, "I… Itu, sepertinya maag ku kambuh. Sakit sekali rasanya."

Maag? Batin Bai Yan terkejut. Dia dengan cepat berjongkok dan memegang tangan Fang Maoling. Dahinya juga berkerut menatap wajahnya, lalu bertanya, "Apakah parah? Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit sekarang ya?"

"Tidak perlu. Di tasku ada obat maag. Tolong bantu aku untuk beristirahat di gazebo sebentar saja, kak. Seharusnya setelah minum obat, aku akan baik-baik saja," tutur Fang Maoling sambil merintih kesakitan.

Bai Yan mengira bahwa Fang Maoling benar-benar sakit sehingga dia dengan segera memapahnya menuju ke gazebo yang tidak jauh jaraknya dari tempat mereka berada. Namun, karena begitu banyak orang yang datang ke perkebunan stroberi hari ini, membuatnya kesulitan menemukan gazebo kosong. Hingga akhirnya setelah beberapa saat, mereka mendapatkan tempat kosong dan segera duduk di sana. 

Bai Yan melihat wajah Fang Maoling masih menahan rasa sakit. Hal itu membuatnya tidak dapat langsung meninggalkannya begitu saja dan harus menemaninya sesaat. Dia bahkan benar-benar lupa jika ada seorang gadis lain yang sedang berdiri dibawah teriknya matahari menantinya kedatangannya.

***

Menunggu dan terus menunggu. Matahari yang terlihat begitu menyengat saat ini membuat keringat mulai berjatuhan membasahi seluruh tubuh Ji Xiaonian. Belum lagi tenggorokannya terasa begitu kering sekarang.

Ji Xiaonian melihat arlojinya, rupanya kira-kira setengah jam telah berlalu, namun Bai Yan masih belum juga menunjukkan batang hidungnya. Dia mulai terlihat tidak sabaran menunggu pria itu. Ketika dirinya berniat untuk beranjak dari tempat itu, dilihatnya sosok yang tampak familiar berjalan ke arahnya.

Ji Xiaonian sekali lagi menghentikan langkahnya dan menatap lurus ke arah orang yang sedang berjalan mendekat itu. Dia berusaha mengusap-usap matanya untuk meyakinkan dirinya. Seketika itu juga matanya membelalak besar dan wajahnya terlihat sangat terkejut saat ini.

Namun, entah apa karena cuaca yang saat panas, Ji Xiaonian mengira bahwa dirinya mulai berhalusinasi. Pandangan matanya mulai kabur, kepalanya terasa berkunang-kunang dan tenggorokannya begitu kering saat ini.

"Ka… Kamu… Bagaimana kamu bisa ada di sini?" tanya Ji Xiaonian terkejut setelah melihat Yu Shengjie benar-benar berdiri di hadapannya.

Yu Shengjie menatap iba wajah Ji Xiaonian yang terlihat pucat. Bibir gadis itu tidak lagi berwarna merah merona seperti biasanya, melainkan terlihat begitu pucat dan kering. 

"Kamu kenapa berdiri di sini? Matahari begitu menyengat, kenapa kamu tidak berteduh? tanya Yu Shengjie terlihat cemas.

"A… Aku…"Aku takut Bai Yan tidak dapat menemukanku jika aku berteduh, ucap Ji Xiaonian dalam hati.

Namun, ternyata belum sempat Ji Xiaonian menyelesaikan seluruh kalimatnya, tubuhnya telah terkulai lemas dan perlahan-lahan kesadarannya mulai menghilang. Untung saja Yu Shengjie cukup sigap untuk menangkap tubuh lunglai gadis itu. Dia pun menunduk memanggil-manggil gadis yang kini tampak tak sadarkan diri itu. 

"Nian Nian! Nian Nian!" seru Yu Shengjie cemas sambil menggoyang-goyangkan tubuh gadis dipelukannya itu.

Namun, Ji Xiaonian sama sekali tidak terlihat memberikan reaksi apapun. Melihat hal itu, Yu Shengjie segera bergegas membopong tubuhnya dan dengan secepat kilat membawanya pergi dari situ.

***

Di saat yang sama, Bai Yan dengan tidak sabaran duduk di sebelah Fang Miaoling. Setelah melihat arlojinya, dia segera bangkit berdiri dan berkata, "Kamu istirahat saja dulu di sini. Aku menyelesaikan urusanku dulu sebentar."

Fang Miaoling tahu benar bahwa Bai Yan pasti akan menemui Ji Xiaonian. Di hatinya kembali timbul perasaan tidak suka, akan tetapi dia saat ini tidak mungkin menahannya dengan terus bersandiwara. Jika tidak, kakak angkatnya pasti akan membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa. Kalau hal itu terjadi, pasti semua sandiwaranya akan ketahuan begitu saja.

Jadi saat ini, Fang Miaoling hanya bisa berpura-pura kuat dan segera menganggukkan kepalanya. "Baiklah, Kak Yan pergi saja. Aku hanya butuh beristirahat sedikit lagi, setelah itu pasti akan lebih baik." 

Bai Yan tidak mengucapkan apa-apa lagi dan segera berjalan meninggalkan Fang Miaoling. Sambil berjalan, tangannya sibuk meraih ponselnya dan segera menelpon Ji Xiaonian. Akan tetapi, teleponnya sama sekali tidak diangkat oleh gadis itu.

Setelah itu, Bai Yan segera berlari ke tempat dirinya dan Ji Xiaonian berpisah sebelumnya. Dia mondar-mandir mencari ke sana kemari, namun tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Dia memang mengetahui bahwa gadis itu seringkali kekanak-kanakkan dan marah akan hal-hal kecil. Namun, dia merasa bahwa seharusnya jika hanya menunggunya sebentar saja pasti tidak akan membuat gadis itu marah dan meninggalkannya begitu saja.

Paling-paling dia marah padaku dan pergi pulang sendiri. Dia kan sudah bukan anak kecil lagi. Seharusnya dia bisa menjaga dirinya sendiri, pikir Bai Yan.

Setelah berusaha mencari Ji Xiaonian beberapa saat namun tidak dapat menemukannya, Bai Yan memutuskan untuk kembali ke tempat Fang Miaoling berada. Lagi pula gadis yang dicarinya tidak mengangkat telepon darinya, jadi dia sudah tidak lagi repot-repot memedulikannya. Kini dirinya segera kembali ke gazebo untuk mendatangi Fang Miaoling.

***

Di perjalanan menuju rumah sakit, ponsel Ji Xiaonian terus menerus berbunyi. Yu Shengjie pun meraih ponsel gadis itu dari tasnya, lalu melihat nama yang tertera di layar ponsel itu, 'Kak Yan'.

Yu Shengjie tahu benar bahwa pasti Bai Yan yang terus-terusan menelpon Ji Xiaonian. Akan tetapi, dia meletakkan kembali ponsel tersebut tanpa menjawab panggilan teleponnya. Dia menoleh sekilas menatap gadis yang sedang tidak sadarkan diri di kursi penumpang, lalu kembali menatap jalanan dan mempercepat laju mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

***

Ketika Ji Xiaonian tersadar, hari sudah sore. Dia terlihat memegangi kepalanya dan berusaha untuk duduk. Dilihatnya Yu Shengjie yang duduk di sampingnya sedang merajut sesuatu menggunakan wol merah di tangannya. Sambil kebingungan dia bertanya, "Aku kenapa bisa berada disini? Ini dimana?"

Bukannya aku tadi sedang bersama dengan Bai Yan dan Fang Miaoling di kebun stroberi? Kenapa sekarang aku malah berbaring di tempat yang terlihat seperti rumah sakit ini? Gumam Ji Xiaonian dalam hari karena kebingungan.

"Kamu dehidrasi dan jatuh pingsan. Sekarang kamu sedang berada di rumah sakit," ujar Yu Shengjie sambil sibuk menuangkan air, lalu memberikannya pada Ji Xiaonian.

"Kamu kenapa bisa bodoh sekali sih? Bisa-bisanya berjemur di bawah matahari yang begitu terik seperti itu? Sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan?" omelnya lagi pada Ji Xiaonian.

Untung saja Yu Shengjie memutuskan untuk mengikuti Ji Xiaonian, jika tidak, siapa yang akan menolong gadis itu ketika pingsan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C44
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login