Download App
70% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 42: Mana Mungkin Aku Dapat Suka Padamu

Chapter 42: Mana Mungkin Aku Dapat Suka Padamu

Editor: Wave Literature

Ji Xiaonian menjatuhkan pakaian-pakaian yang ada di tangannya ke atas ranjang Yu Shengjie. Dia meminta pria itu agar membantunya memilihkan pakaian mana yang bagus untuk dikenakan olehnya.

Sementara Yu Shengjie dengan mudah menebak apa yang akan Ji Xiaonian lakukan dengan pakaian tersebut. Dia berpikir pasti karena kedatangan pria yang belum dikenali olehnya tadi membuat suasana hatinya membaik saat ini. Dia yakin, gadis dihadapannya ini pasti akan bersolek dengan cantiknya untuk pergi berkencan dengan pria itu besok.

"Pria yang tadi datang kemari itu ada hubungan apa denganmu? Dia tampak spesial bagimu," tanya Yu Shengjie dengan dingin, tanpa berniat untuk membantu Ji Xiaonian memilihkan baju. Awalnya, ketika pulang ke rumah, jelas-jelas terlihat bahwa suasana hati gadis itu sedang buruk. Namun, begitu pria itu datang kemari, suasana hatinya bagaikan berubah 180 derajat.

Pria itu pasti orang yang disukainya! Batin Yu Shengjie. Terpikir akan hati Ji Xionian yang sudah ada pemiliknya, dia merasa kecewa seketika. Hatinya terasa begitu perih bagaikan dicabik-cabik.

"Oh, Bai Yan maksudmu? Dia itu adalah orang yang aku sukai sejak lama. Pria yang pernah aku katakan padamu itu. Tadi kamu sempat bertemu dengannya? Dia sangat tampan, kan? Terlihat sangat jantan lagi. Aku beritahu padamu ya, selain penampilan luarnya yang begitu oke, yang paling membuatku tertarik adalah kemampuannya," ucap Ji Xiaonian bersemangat.

"Dan lagi, dia adalah CEO dari perusahaan Shengtian. Keren, kan?" imbuhnya lagi dengan mata berbinar-binar. Ji Xiaonian sama sekali tidak menyadari bahwa Yu Shengjie yang berada di sebelahnya itu telah memasang wajah masam yang ditekuk. Jelas terlihat bahwa pria itu merasa terluka saat ini.

"Jadi kamu selama ini hatimu mendua?" tanya Yu Shengjie padanya. Dadanya terasa sesak seperti ada sebuah batu besar yang menekan tubuhnya.

"Apa maksudmu aku mendua?" balas Ji Xiaonian sambil menatap Yu Shengjie dengan kesal.

"Kamu kan istriku? Bagaimana mungkin bisa ada pria lain di hatimu?" balas Yu Shengjie dengan ketus. Kata-kata yang dia ucapkan ini sama sekali bukanlah candaan, melainkan sungguh-sungguh muncul dari lubuk hatinya yang terdalam.

Mendengar hal itu, emosi Ji Xiaonian kembali memuncak dan berseru pada Yu Shengjie dengan mata menatap tajam ke arahnya, "Ka… Kamu jangan bicara sembarangan ya! Sudah ku bilang kalau hal itu adalah permainan ketika kita masih kecil saja! Bagaimana mungkin kamu menganggap hal itu serius?!" 

"Dan lagi, aku membiarkanmu untuk tetap tinggal disini bersamaku karena aku masih memikirkan tentang permasalahan yang sedang kamu hadapi. Namun, jika kamu terus-terusan seperti ini, maka jangan salahkan aku jika tidak menganggapmu keluarga lagi!" tambahnya lagi.

Ji Xiaonian sama sekali tidak paham mengapa Yu Shengjie begitu terobsesi dengan cerita masa lalu itu. Jika sekali lagi pria itu berani-berani untuk menganggap dirinya adalah istrinya, dia pasti tidak akan tinggal diam mengusirnya untuk keluar dari rumahnya.

Tentu saja jika Yu Shengjie tidak membahas hal itu lagi, Ji Xiaonian bersedia untuk membiarkannya tinggal di rumahnya, bahkan akan mencoba untuk menjadi teman baik dengannya. Dan lagi, jelas-jelas hubungan keduanya bukanlah hubungan pertemanan melainkan hubungan keluarga. Dia berpikir, bagaimana mungkin dirinya dapat menjadi istri dari sepupunya itu? 

Yu Shengjie sama sekali tidak menyangka jika Ji Xiaonian telah mengetahui keadaan keluarganya. Pantas saja sikapnya berubah menjadi baik padanya tiba-tiba, ternyata hanya karena gadis itu merasa kasihan padanya.

Tiba-tiba, Yu Shengjie tersenyum masam berusaha menutupi kesedihan yang ada di dalam hatinya. Dengan segera dia berusaha tersenyum sambil menepuk bahu Ji Xiaonian dan berkata untuk mengalihkan pembicaraan, "Kamu kira aku serius? Hei, aku hanya bercanda saja!"

Hanya Yu Shengjie sendiri yang tahu bahwa hal itu sama sekali bukan lelucon yang dia buat, melainkan hal yang sebenarnya dirasakannya. Alasan dirinya melintasi samudra untuk datang kemari, memang salah satunya untuk menghindari orang-orang yang menagih hutang ayahnya. Namun selain itu, dia jauh-jauh datang kemari juga oleh karena merindukan Ji Xiaonian. Bahkan hingga saat ini, foto masa kecil mereka yang sedang berpura-pura menikah masih ada di dalam dompetnya.

Walaupun Yu Shengjie tahu jelas bahwa hal itu adalah permainan masa kecilnya bersama Ji Xiaonian, namun dia menganggap serius hal itu dan tidak menyadari kalau belasan tahun telah berlalu begitu saja. Namun, saat mengetahui bahwa sikap baik gadis itu merupakan bentuk dari belas kasih terhadap dirinya, dia pun tidak akan berani lagi untuk menyebutnya sebagai istrinya lagi. 

Sebab Yu shengjie sungguh takut apabila Ji Xiaonian benar-benar mengusirnya dan memutuskan hubungan dengannya. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka dirinya dapat dipastikan tidak memiliki apa-apa lagi.

Melihat Yu Shengjie tertawa, sikap Ji Xiaonian juga ikut berubah begitu saja. Kini senyum manisnya sudah terlihat mengembangkan di wajahnya sambil menatap sepupunya itu. 

"Bukankah sudah kukatakan, hal itu adalah kejadian sewaktu kita berdua masih kecil. Mana mungkin menganggap hal itu serius," ucap Ji Xiaonian sambil tersenyum.

"Dan lagi, kamu begitu tinggi dan sangat tampan. Perempuan seperti apa pun yang kamu inginkan pasti akan dapat dengan mudahnya jatuh cinta padamu. Mana mungkin kamu masih mengingat janji yang kita buat semasa kecil dulu. Lagi pula, aku rasa kamu pasti telah memiliki banyak pacar sebelumnya. Benar tidak?" tambahnya lagi.

Yu Shengjie tahu betul, tidak peduli seberapa dirinya berusaha untuk menjelaskan pada Ji Xiaonian, gadis itu pasti tidak akan mempercayai perkataannya. Sehingga dia dengan cepat menganggukkan kepalanya, menyetujui ucapannya, lalu berkata bohong, "Iya dong. Aku pernah berpacaran beberapa kali. Dan lagi, kamu jelek seperti ini. Mana mungkin aku menyukaimu."

Setelah mengatakan hal itu, Yu Shengjie meraih wajah Ji Xiaonian dan mencubit pipinya. Sementara dia menampik tangan pria itu dan berkata, "Bicara ya bicara saja, kenapa harus mencubit pipiku? Dan lagi, apa benar aku terlihat sangat jelek di matamu?"

Hal ini sangat penting bagi Ji Xiaonian. Dia berpikir, kalau saja Yu Shengjie menganggapnya jelek, bagaimana dengan pendapat Bai Yan? Pria itu pasti lebih tidak mungkin menyukai dirinya.

Yu Shengjie menatap Ji Xiaonian yang ada di hadapannya. Jelas-jelas waktu pertama kali bertemu lagi dengan gadis itu, dirinya langsung merasa terpesona. Namun saat ini, dia sama sekali tidak berani untuk mengucapkan kebenaran itu.

Karena Yu Shengjie tahu betul bahwa dirinya tidak pantas untuk mencintai Ji Xiaonian. Terlebih lagi, dia tidak pantas untuk berharap gadis itu dapat menjadi miliknya suatu hari nanti. Dia bukan lagi pangeran tampan kaya raya seperti waktu dulu lagi, saat ini dengan semua permasalahan hidupnya, dirinya tahu betul bahwa dia tidak berhak untuk menyukainya lagi.

Walaupun begitu, Yu Shengjie tidak ingin ada orang lain yang memiliki Ji Xiaonia. Sehingga saat ini, dia hanya dapat mengatakan bahwa gadis itu jelek. Lebih baik lagi jika seluruh orang dimuka bumi ini tidak suka dengannya sehingga hanya tersisa dirinya sendiri yang dapat menyukai gadis itu seterusnya.

"Di mataku kamu sangat jelek, dadamu begitu rata, lalu pantat juga kamu tidak punya. Ditambah lagi, kamu begitu ceroboh dan sembarangan. Sama sekali tidak terlihat seperti seorang perempuan. Aku tidak suka tipe perempuan sepertimu. Dan lagi, baju apa saja yang akan kamu pakai, tidak ada bedanya. Jadi, bawa baju-bajumu ini dan segera pergi dari kamarku. Aku mau beristirahat," ucap Yu Shengjie dengan dingin.

Yu Shengjie lalu berjalan ke arah ranjangnya dan membaringkan tubuhnya sambil melambai-lambaikan tangannya seolah menginginkan gadis itu untuk segera keluar dari kamarnya. Sementara itu, seluruh kepercayaan diri Ji Xiaonian hilang begitu saja begitu mendengar ucapan sepupunya. Dengan segera dia membereskan pakaian-pakaiannya dan segera kembali ke kamarnya tanpa mengucapkan apa-apa.

Sesampainya di kamar, Ji Xiaonian terdiam menatap tumpukkan baju yang ada di ranjangnya. Sesekali dia terlihat menoleh ke arah kaca yang ada di samping kirinya dan memandangi wajahnya lekat-lekat. Hal itu terus berlanjut hingga tengah malam hingga keesokan harinya dia terbangun dengan lingkaran hitam yang cukup menyeramkan menghiasi bagian bawah matanya.

***

Pagi-pagi sekali, Bai Yan ternyata benar-benar datang untuk Ji Xiaonian. Dia memandang ke arah jam tangannya dan melihat bahwa waktu telah menunjukkan pukul 7 pagi. Tetapi sama sekali tidak terlihat tanda-tanda keberadaan Ji Xiaonian di pintu gerbang. 

Bai Yan yang curiga kalau-kalau Ji Xiaonian masih belum terbangun dari tidurnya. Sehingga, dia segera keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam vila keluarga Ji. Begitu masuk, dia langsung menuju ke kamar gadis itu yang berada di lantai atas.

Sebenarnya, Ji Xiaonian telah bangun sejak pagi tadi. Saat ini, dirinya telah berada di depan meja riasnya dan menatap ke arah cermin yang ada di depannya. Sejak pagi dia telah panik tidak karuan karena tidak tahu bagaimana caranya merias diri. Ditambah lagi, melihat lingkaran hitam di bawah matanya, kini dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan agar dapat membuat dirinya terlihat cantik dihadapan Bai Yan.

Tidak disangka-sangka, Bai Yan tiba-tiba membuka pintu kamarnya dan masuk berjalan ke arahnya.

Ji Xiaonian yang terkejut setengah mati dan secara reflek segera membalikkan tubuhnya membelakangi Bai Yan dan berkata dengan gugup, "I… Itu... Kak… Yan bagaimana bisa ada di sini?"

Melihat reaksi Ji Xiaonian, Bai Yan merasa curiga. "Bukannya kita mau pergi keluar? Kamu sedang apa duduk di sana? Belum ganti baju lagi. Kenapa? Tidak jadi pergi?" tanyanya sambil berjalan mendekat.

"Tidak, tidak. Aku ingin pergi. Tapi…" Kalimat Ji Xiaonian berhenti begitu saja. Dia tidak tahu bagaimana dia dapat mengatakan pada Bai Yan jika saat ini dirinya tidak mampu merias wajahnya sendiri agar dapat terlihat cantik di hadapannya.

Perasaannya tidak karuan sejak bangun pagi tadi. Ji Xiaonian sangat bingung tidak tahu bagaimana dirinya dapat menghadapi Bai Yan dengan wajahnya yang terlihat menyeramkan saat ini dengan lingkaran hitam yang terlihat begitu jelas di bawah matanya.

Melihat tingkah laku Ji Xiaonian yang mencurigakan, Bai Yan mengulurkan tangannya dan memutar tubuh gadis itu agar menghadap ke arahnya. Namun begitu melihat riasan yang ada di wajahnya, dia pun tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut dari wajahnya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C42
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login