"Terima kasih. Aku sekarang mengerti mengapa kau begitu terkenal. Jika kau tidak terlalu menyebalkan, pasti banyak orang akan menyukaimu."
Mendengar perkataan Wen Xiangyang, wajah Mu Lingqian langsung berubah suram.
Melihat situasi ini, Wen Xiangyang menunjuk Mu Lingqian dan berkata, "Lihatlah dirimu, Kau bisa melihat kulitmu dan tersenyum tanpa melihatnya. Kau juga terlihat begitu tenang. Kau benar-benar mengatakan bahwa angin adalah hujan."
Selesai Wen Xiangyang berbicara, ia melihat wajah Mu Lingqian semakin muram. Padahal, Wen Xiangyang sedang tidak bercanda. Ia sedikit ragu-ragu. Kemudian, dengan wajah serius, ia bertanya, "Pria tampan, aku ingin mendiskusikan suatu hal denganmu. Bisakah?"
Mu Lingqian mendengarnya, lalu melirik Wen Xiangyang, "Ada apa?"
"Apakah besok lusa kau ada waktu kosong? Bisakah aku menyewamu sehari? Berapa tarifmu untuk siang hari? Kau barusan sudah mendengarnya. Aku ingin menyewa seorang pria untuk menemaniku hadir ke sebuah acara. Kau—"
Mu Lingqin melirik Wen Xiangyang, memotong, "200.000 Yuan."
Jika dilihat dari level Mu Lingqian, tarif 200.000 Yuan benar-benar tidak mahal. Namun tetap saja, Wen Xiangyang sedikit ragu-ragu. Ia menggertakkan giginya dan berkata, "Aku benar-benar tidak punya 200.000 sekarang. Apakah bisa…"
Ayah Wen Xiangyang adalah orang kaya. Bahkan, saudara tirinya menghabiskan lebih dari 100.000 Yuan sehari. Namun, hubungan Wen Xiangyang dengan keluarganya kini sangat buruk. Ia tidak mau menggunakan uang ayahnya sama sekali.
Mu Lingqian menangkap gelagat gelisah Wen Xiangyang yang tampaknya merasa kesulitan. Ia melirik Wen Xiangyang sekali lagi. Masih dengan suaranya yang dingin, ia kembali berkata, "180.000 ribu. Kau bisa membayar dengan mencicil."
Tarif ini 20.000 lebih murah. Boleh dicicil pula?
Pria brengsek dan wanita pelakor itu telah mempermainkan Wen Xiangyang. Daripada mencari pria tak jelas yang tak dapat diandalkan, lebih baik ia membayar satu pria saja.
"Baiklah, 180.000 Yuan. Aku sewa kau untuk sehari. Aku akan menjemputmu keesokan paginya."
Masalah ini telah diselesaikan, dan Wen Xiangyang akhirnya merasa lega.
Kemudian, Wen Xiangyang memandangi orang-orang di sekitarnya dan berkata, "Oh, ya. Apa kau sudah makan? Hari ini, kau telah meninggalkan tamumu untukku. Sekarang, kau memberiku tarif yang murah. Jadi, aku akan mengundangmu untuk makan malam, sekaligus untuk membicarakan urusan ini agar kita tidak ketahuan saat hari-H."
Wajah Mu Lingqian masih tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wen Xiangyang ragu-ragu menjelaskan, "Harga menu di sini terlalu mahal. Kau tahu, aku sendiri tidak punya banyak uang. Jika aku mengajakmu makan di warung pinggir jalan, kau tidak keberatan, kan?" Ia melirik ke kiri dan ke kanan, kemudian lanjut bergumam, "Aneh. Ada banyak orang di sini sejam yang lalu. Mengapa sekarang hanya ada kita berdua?"
Ketika Mu Lingqian mendengar kata-kata Wen Xiangyang, ia sedikit melirik Wen Xiangyang. Ia seperti sedang memburu kelinci putih kecil yang bisa menggigit. Sebenarnya, masalah ini benar-benar menarik untuknya.
Mu Lingqian dan Wen Xiangyang meninggalkan Restoran Jerman Barat. Asisten Zhang tidak tahu apa yang dimaksud bosnya. Ia hanya tahu bahwa tidak memunculkan diri saat itu adalah tindakan yang tepat. Asisten Zhang melihat sebuah Maybach terparkir di sebelahnya, tetapi bosnya begitu merendah hingga memilih naik taksi dengan Wen Xiangyang dan meninggalkan restoran.
Bagaimanapun, Wen Xiangyang butuh 180.000 Yuan untuk menyewa pria ini. Selama perjalanan ke tempat makan, Wen Xiangyang tidak takut dengan lelucon Mu Lingqian. Ia juga menjelaskan duduk perkara dengan sederhana dan lugas pada Mu Lingqian sebelum hal-hal lain terjadi.
"Intinya, tanpa bicara panjang lebar, ini adalah kesalahanku waktu itu. Lelaki yang akan menikah lusa nanti pernah mengejar-ngejar aku sejak aku masih menjadi mahasiswa baru. Ia lanjut mengejarku selama sekitar dua tahun. Ia mengejarku hingga begitu membuatku menderita, hingga akhirnya aku tak punya pilihan selain menerimanya."
Mu Lingqian tampaknya masih memperhatikan, sehingga Wen Xiangyang melanjutkan ceritanya. "Saat kuliah, ada satu teman perempuan. Dia teman sekamar yang dekat denganku dan Yan Xin, sahabatku. Setelah sekian lama, aku dan Yan Xin akhirnya menganggapnya sebagai teman kami. Tapi kemudian, perempuan itu dan lelaki tadi ternyata menjalin hubungan. Yan Xin pun menyelidiki masalah ini dan mendengar bahwa lelaki itu pada awalnya tidak setuju dipasangkan dengannya. Namun, perempuan itu berubah dan menjadi anak angkat dari keluarga Chen."