Download App
8.69% Gadis desa luar biasa 2 / Chapter 2: Ujian nasional

Chapter 2: Ujian nasional

"what?" sinta seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"tadi siang Kevin menembakku sebelum dia kembali ke kota dan aku menggantungnya" cerita Naumi kepada kakak dan ibunya.

"Naumi kamu tau nggak kalau Kevin itu bukan orang sembarangan, sedikit banyaknya kakak mengenal orang itu karena dia itu orang yang sangat berpengaruh, kamu jangan main-main sama CEO itu dek, kakak takut nanti kamu kenapa-napa, coba liat nih hadiah yang dikasihnya ke kamu dek, ini seumur-umur kita nggak bakalan pernah mampu ngebeli berlian seperti ini".ungkap Naumi dengan nada berat sambil memegang kalung berlian ditangannya.

"Tapi kak, aku baru PDKT aja lhoo belum pacaran.. Aku janji sama dia jika aku udah yakin maka aku baru menjawabnya" jelas Naumi

"tapi dek nih seandainya itu kalung berlian hilang, terus kamu gak jadi sama dia dan dia minta dikembalikan, emangnya kamu bisa beliiii? Yang ada kamu dipenjara" sinta terlalu takut dengan apa yang dilakukan adiknya itu.

"ya sudah sudah jangan marahi adikmu lagi sin, toh belum tentu juga apa yang kamu takutkan terjadi" ibu aisah menengahi mereka.

Selagi mereka masih memperdebatkan kalung berlian itu tiba-tiba handphone Naumi berbunyi.

Tutitat-titat

Tutitat-titat

Naumi melihat nama Kevin dilayar handphone nya dan berucap

"ini Kevin telfon kak, angkat gak?" tanya Naumi

"angkat aja" kata ibu dan sinta berbarengan Naumi mengangkat telfon dari Kevin dengan suara pake speaker agar ibu dan kakaknya bisa mendengar percakapan mereka

"assalamualaikum, hallo tuan" _Naumi

"wa'alaykumussalam, hallo gadisku, kok masih manggil aku tuan, jangan dong panggil Kevin aja. Oh ya suka ndak hadiahnya?" tanya Kevin

"kalung nya sangat bagus tapi aku tidak suka"_ Naumi. Sinta mendengar adeknya menjawab seperti itu melotot kan matanya

Karena itu menyinggung perasaan orang yang memberi. Akhirnya Naumi merubah kata-kata nya

" maksudnya aku nggak suka jika yang ngasih kalung itu orangnya ndak disini" ucap Naumi yang langsung membuat suara disebrang telfon terkekeh renyah

"ucapan mu membuatku ingin balik ke desa"_Kevin

"jangaan, jaraknya kan jauuh" _Naumi

"lho kok gitu, tapi bentar lagi kita bisa sering ketemu jika kamu jadi kuliah disini" _Kevin

"in syaa Allah ya, eh sampai lupa ada apa nelfon aku?"_Naumi

" aku rindu... "_Kevin

" apaan sih nggak lucu "_Naumi

" aku serius, emang nggak boleh? "_Kevin

" mmmm" _Naumi menunduk

"oh ya nanti habis meeting aku langsung terbang ke Belanda ada hal yang harus ku lakukan, kamu mau aku bawain apa dari Belanda? Tanya Kevin

" nggak mau apa-apa "jawab Naumi

" kalau gitu kamu nanti aku beliin sesuatu yang spesial "ucap Kevin

" buatku keselamatan mu adalah oleh-oleh yang terbaik." kata Naumi membuat Kevin merasa sangat bahagia diujung telfon sana.

" oh ya aku disana sekitar 3 hari jadi mungkin aku nggak bisa menghubungi mu, dan jangan lupa memakai pemberianku yaa "_Kevin

" in syaa Allah akan selalu ku pakai"_Naumi

"ya sudah kamu belajar lagi yaa, jadilah selalu yang terbaik, take care" Kevin menyudahi pembicaraannya.

"ia aku pasti belajar, kamu hati-hati di Belanda yaa trimakasih" _Naumi

"sama-sama, assalamu'alaykum" Kevin

"wa'alaykumussalam warohmatullah"

Naumi memandang kakak dan ibunya berharap suasana bisa berubah lebih baik.

"kakak serasa nggak percaya kalau itu suara CEO MTL GROUP itu Naumi, soalnya orang itu setau kakak sangat sombong, dingin nggak pernah ramah sama orang lain, kakak taunya waktu dia datang ke tempat kakak ngajar, sungguh yang barusan itu orangnya sangat lembut dan perhatian" kata sinta

"makanya kita nggak boleh dulu su'uzon sama orang ya" nasehat ibu aisah kepada anak-anak nya.

"ia bu maaf" kata sinta

"terus aku gimana bu" tanya Naumi

Ibu mendekati Naumi dan memeluknya

"Naumi sudah besar bisa membedakan mana yang baik dan nana yang nggak pantes yang penting kita harus tetap dalam koridor islam yaa" ibu aisah lagi2 memberikan nasehat

"ia bu, Naumi janji"

"kakak juga setuju kamu sama Kevin.. Tapi kalau kamu jadian jangan sombong kayak dia. Sekarang ayo coba kamu pake kalung nya!.... "

"waaaah kamu sangat cantik" kata ibu dan juga sinta serempak.

"mmm sepertinya kalung itu bisa kamu pakai terus tanpa harus dilepas soalnya talinya panjang kok asal jangan pernah sekalipun kamu perlihatkan orang dek, bisa bahaya kan bu?" sinta bicara sambil minta persetujuan ibunya.

"Yang diomongin kakakmu benar, didaerah ini ibu belum pernah melihat orang pake berlian tapi jika kamu nggak memakainya nanti tuan Kevin merasa tersinggung, dan itu ndak sopan sayaang" ungkap ibu.

Terus ibu aisah melanjutkan bicaranya

"kadang seseorang harus bersikap dingin demi menjaga semua yang berhubungan dengannya yaa, mungkin wibawa nya, perusahaannya, keluarganya ataupun derajat dan martabat yang dia miliki" waaah ibu aisah pengetahuannya ngalahin anaknya.

Hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan ujian nasional di sekolah Naumi sebentar lagi selesai sudah masanya disini, tiga tahun Naumi menghabiskan waktu disini, susah senang, tawa, canda dan duka begitu silih berganti.

Naumi tersenyum sendiri, semua siswa masih asik fokus mengerjakan soal terakhir hari ini. Naumi kembali memeriksa jawaban ujiiannya untuk kedua kalinya dan dia sudah yakin lalu maju kedepan menyerahkan lembaran jawabannya kepada guru pengawas.

Naumi kembali duduk menunggu yang lain menyelesaikan ujian mereka.

Bel tanda berakhirnya ujian terdengar nyaring ke setiap kelas. Semua siswa besorak sorai merasa bahagia dan begitu banyak siswa yang membawa spidol untuk saling minta tanda tangan dibaju mereka menandakan mereka sudah berakhir sekolah disini.

Naumi melihat teman-temannya begitu bahagia, ada yang melompat, ada yang saling berpelukan bahkan ada yang bernyanyi bersama. Mereka semua merayakan hari berakhirnya ujian nasional yang berarti berakhir pula masa pendidikan putih abu-abu alias tamat.

Naumi tidak begitu ceria, dia melangkah menuju mushola sekolah dia berharap dengan sholat 2 rakaat hatinya akan merasa lebih tenang. Setelah berwudu Naumi melaksanakan shalat sunnah mutlak yang merupakan rasa syukurnya kepada Allah subhanahu wata'ala yang telah memberikan banyak sekali keberkahan pada Naumi sampai sekarang.

Naumi berdo'a sampai meneteskan air matanya. Setelah selesai dia duduk dan memegang kalung pemberian Kevin dari balik bajunya sambil tersenyum.

Tiba-tiba dia mendengar suara ribut-ribut di lapangan tempat biasa di lakukan upacara bendera dan olah raga sepak bola, Naumi penasaran dan keluar dari mushola untuk melihat kehebohan yang sedang terjadi.

"maa syaa Allah..." Naumi terpekik sambil menutup mulutnya dan Naumi mulai berjalan ke arah helikopter yang mulai memberhentikan baling-balingnya itu. Tak lama nampak seorang CEO MTL GROUP turun dengan ketampanan nya namun tak ada senyum apa lagi wajah ramah dari tampilan nya.

Matanya seolah mencari seseorang dan tatapannya berhenti ketika melihat sosok Naumi yang berjalan sendiri dari pojok mushola ke arah Kevin.

Semua mata tertuju pada wajah tampan itu, suara sana sini tak dihiraukannya, matanya hanya tertuju pada satu gadis, Naumi.

Di belakangnya terlihat 2 pengawal yang juga sangat macho dengan kesangarannya.

Siswa yang tadi asik mencorat coret baju jadi berhenti mereka semua seolah terpana sedang menonton drama layar tancap didepan mereka.

Dengan sedikit berlari Kevin menghampiri Naumi dan tanpa menghiraukan pandangan orang sekeliling Kevin langsung memeluk Naumi sangat erat, Naumi yang mendapatkan perlakuan mendadak dari Kevin langsung kelagapan dan mukanya merah karena semua mata tertuju pada mereka.

"aku kangen sama kamu gadisku..." sambil terus memeluk Naumi sampai akhirnya Naumi mencubit pinggang Kevin agar segera sadar jika mereka menjadi tontonan teman-teman nya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login