Selama makan malam berlangsung Massimo terlihat terus tersenyum, menunjukkan kesombongannya pada Gina yang sangat shock ketika tahu jumlah kekayaan yang dimilikinya. Terjun ke dunia casino dan bar benar-benar membuat Massimo memiliki sumber uang yang tidak akan pernah mati. Kini Gina paham dari mana asal keangkuhan Massimo berasal.
"Kenapa sejak tadi hanya diacak-acak saja, sayang?" tanya Massimo pura-pura tidak bersalah.
Gina mengangkat wajahnya menatap Massimo. "Selera makan ku hilang."
"Lho, kenapa bisa begitu? Apa karena makanannya yang kurang enak atau…"
"Karena dirimu, Massimo. Aku hilang selera makan karenamu, sudah jangan ajak aku bicara lagi. Aku sedang tidak mood berbicara denganmu."
Alih-alih marah, Massimo justru tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Gina. Air matanya bahkan sampai keluar dari sudut matanya karena tertawa.