Massimo tertegun saat sebuah tamparan keras dari Gina, mendarat di pipinya pada saat ia sedang larut dalam dunia yang ia ciptakan.
Sementara itu Gina yang sudah tersadar dari kenikmatan sesaatnya kali ini sudah bersandar pada bagian ujung ranjang dengan tubuh bergetar hebat, kedua tangannya mencengkram kuat ujung selimut yang kini ia gunakan untuk membalut tubuhnya.
"Gina kau…"
"A-aku membencimu, Massimo. A-aku membencimu.."
Massimo terdiam, setiap kata yang diucapkan oleh Gina terasa sangat menusuk jantungnya saat ini. Kalau wanita lain yang menamparnya mungkin saja Massimo sudah marah besar apalagi saat ia sedang sangat bernafsu seperti saat ini, dialah yang berkuasa selama diranjang. Karena itu wanitanya haruslah pasrah menerima semua sentuhan yang ia berikan, tapi saat ini apa? Baru saja akan menikmati permainannya Gina sudah menghentikannya, bahkan memukulnya. Tapi setelah semua yang Gina lakukan itu Massimo sama sekali tidak marah, ada yang aneh dengan dirinya saat ini.