Download App
94.44% IRRISHVIEL / Chapter 17: chapter 16

Chapter 17: chapter 16

Hana dan lyra sudah bersiap untuk mulai belajar, mereka sudah mengeluarkan laptop, buku, dan alat tulis lainya. mereka memutuskan untuk belajar diruang baca agar tidak ada hal-hal yang dapat mengganggu. tapi, lyra merasa ada yang janggal dia memikirkan kembali apakah ada sesuatu yang salah sebelum akhirnya dia tersadar kalau dia belum bertanya kepada hana apa materi pembelajaran nya disekolah. ⊙︿⊙

"oh ya han.. Btw materi kamu tentang apa yaa?" tanya lyra kepada hana

"astagaa aku belum bilang yaa.. sejujurnya aku juga gatau sampai dimana sih. soalnya aku udah lama gak berangkat sekolah. yaudah aku tanyain yohan dulu yups"

hana segera berdiri dan berlari menuju ruang tengah tempat yohan rebahan.

"Yohan" panggil hana di ujung koridor ruang tengah, namun tidak ditanggapi yohan sedikitpun.

"YOHAN!" panggil hana sekali lagi dengan suara yang lebih keras namun tetap saja tidak digubris olehnya. yohan nampak sibuk sendiri dengan lamunanya. entah apa yang dia pikirkan sampai-sampai suara hana yang dapat merusak koklea itu tidak dapat mengusiknya.

karena geram akhirnya hana menghampiri yohan dan tanpa basa-basi langsung menarik paksa yohan dari sofa sambil mengomel.

"ish apa-apaan kamu ini sih han dateng-dateng narik orang seenaknya. ngapain juga ngoceh gitu? ga jelas banget huh" ucap yohan sambil menarik kembali tanganya yang mungkin saja dapat putus karena ditarik paksa hana sekuat tenaga.

"EH NGACA DONG! YANG GAJELAS ITU SIAPA? KAMU DIPANGGIL DARI JAMAN AZALI AJA GA NYAUT-NYAUT. MALAH NGELAMUN TERUS KAYA ORANG BEGO!!" jawab hana tak kalah ngegasnya.

"Ehmm santai dong han ntar cantik kamu luntur lho.. hehe damai kuy" ✌

hana memanyunkan bibirnya dan berjalan cepat mendahului yohan, dia malas menanggapinya. melihat hana ngambek yohan berjalan lebih cepat untuk menyejajarkan dirinya dan menyamakan langkahnya. melihat hana terus cemberut membuat yohan semakin gencar menggoda dan menjahili hana.

seperti kucing dan tikus sepanjang jalan mereka tidak pernah bisa diam, terkadang saling kejar, saling cubit, saling colek dan saling bertukar gelak tawa. pintu ruang baca memang tidak hana tutup, jadi lyra yang dapat melihat dengan jelas siluet yohan dan hana yang saling bermain-main sedari tadi.

---------------------------

yohan sempat dicubit hana satu kali dan belum sempat membalasnya, namun hampir saja dendamnya dapat terbalaskan hana sudah lebih dulu masuk ke ruang baca sehingga membuat yohan mengurungkan niatnya.

"maaf yaa lyra jadi membuatmu menunggu, tadi yohan kebelet BAB jadi dia ke belakang dulu deh, huh merepotkan" jelas hana dengan tampang watadosnya seakan-akan penjelasanya benar adanya.

"kebelet BAB pantatkau itu" seringai yohan

"ahaha sudahlah tak apa.. lagian menunggu sendiri di sini tidak buruk kok. tempatnya nyaman, luas, bersih, dan rapi. btw semua ini buku koleksimu han?" tanya lyra kepada hana.

"hemm aku memang suka mengoleksi buku, tapi tidak semua buku disini aku yang beli kok. aku hanya sering membaca untuk menghilangkan jenuh karena rumah ini terlalu sepi. makanya kakekku sering membelikanku buku dan menyiapkan ruang baca ini bagiku. wkwkw maklumlah ini rumah udah kayak kubur-"

"apalagi penghuninya kaya kamu han makin serem.. sebenarnya apasih mau kamu ngajak aku kesini? cuma buat dengerin kalian ngobrol? hah seriusan apa"

belum sempat hana menyelesaikan penjelasanya yang seperti prosa itu, yohan sudah menyelanya yang tentu saja membuat hana kesal.

"Oh nampaknya sifat aslimu yang menyebalkan sudah mulai muncul nakamura yohan.. atau jangan-jangan sifatmu ini menurun dari om-om tua itu? cih" balas hana tak kalah gesrek.

"aish kami memintamu kesini cuma mau tanya materi pembelajaran di sekolah hana kok" ucap lyra menengahi, karena dia tahu betul sifat yohan, kenzo, dan hana yakni sama-sama ga akan mau mengalah.

"kalo sekarang sih materi Integral, tapi denger-denger itu lumayan rumit lhoh. gayakin kamu bisa ngerjain han. hahaha" ucap yohan menyombongkan diri.

"eits, gatau aja kamu. aku itu ahlinya eksak tau. mana mungkin seorang hanabi kiritani gak bisa. it's impossible boy" jawab hana tak kalah percaya dirinya.

"yaudah han, mulai aja yuk belajarnya" ucap lyra

"yosh"*

waktu terus berjalan dan menit demi menit kian berlalu. mereka bertiga dengan semangat mempelajari integral walau sesekali hana melontarkan pertanyaan random kepada lyra maupun yohan.

"yohan dulu kamu deket dong sama lyra, kok bisa"

"gak juga, dia kebetulan lebih pinter aja dulu dari aku jadi aku minta ajarin" jawab yohan datar. kekecewaan jelas tersirat dari sorot mata lyra kala mendengar ucapan yohan.

"dulu kalian sering berantem gak?" tanya hana lagi

"sering... banget malahan tapi kalo yohan kalah dia bakal ngadu ke kenzo kan ga asik" jawab lyra

"ehh kamu juga kalo kalah ngambek ra" jawab yohan tak mau kalah.

----------------------

mereka kembali belajar dan suasana tetap kondusif hingga saat tibalah tamu yang tidak diundang di tengah-tengah mereka.

"ini mah kecill"

telinga hana memiliki radar tersendiri, suara itu hanya ada satu tidak lain dan tidak bukan itu adalah suara om-om tua itu. dia mendongak dan mendapati manik mata kenzo disana. satu detik, dua detik, tiga detik berlalu tanpa peralihan tatapan mata diantara keduanya hingga akhirnya yohan berdeham.

"kenapa han? mau minum?" tawar lyra kepada yohan

"ehmm nggak papa kok ra" jawab yohan

"kamu ngapain kok ada di sini?" tanya hana ketus

"respon macam apa ini? perlakukanlah aku dengan baik

bocah" jawab kenzo tak kalah sinis

"selamat sore menuju malam tuan nakamura kenzo, ada perlu apa anda sampai merepotkan tuan rumah untuk datang kemari?" ucap hana khas dengan senyum sarkasnya.

"ahhh persetan dengan responmu, aku hanya ingin mengetestmu. kalau ternyata kau tetap bodoh kan lebih baik lyra ku pulangkan ke jepang dan kau magang menjadi pembantu di Nakamura Resort" ucap kenzo sambil memicingkan matanya ke arah hana.

"reaksi iodin clock saja kau tidak tahu, punya muka kamu mau mengetestku tentang integral om" ucap hana dengan senyum liciknya. sementara itu lyra dan yohan berusaha menahan tawa atas kebodohan kenzo. melihat itu kenzo merasa sangat sebal.

"kalau kau memang cerdas coba jelaskan kepadaku apa kesimpulan dari yang sudah kau pelajari hari ini!" tantang kenzo

"Dari apa yang saya pelajari hari ini dapat disimpulkan bahwa Integral merupakan bentuk penjumlahan kontinu yang terdiri dari anti turunan(invers) atau kebalikan dari turunan. Integral dibedakan menjadi dua, yaitu integral tak tentu dan integral tentu. Beberapa bentuk dan teknik penyelesaian integral yaitu Integral pecahan, Integral eksponensial, Integral substitusi, dan Integral parsial. dan dengan menerapkan sifat-sifat integral akan lebih mudah dalam menyelesaikan integralnya." jawab hana lancar tanpa jeda, cacat, dan cela.

"Bener gak ra?" tanya kenzo kepada lyra.

"Eh kan kamu yang mau ngetest, menurut kamu bener apa nggak lah" jawab lyra seadanya.

mendengar jawaban lyra kenzo nampak berpikir sejenak. sekarang tak ada tempat baginya mengenang materi jaman SMA, otaknya kini hanya diisi saham dan dokumen-dokumen perusahaan, tapi melihat dari penyampaian dan tingkat percaya diri hana kenzo pun akhirnya berani bertaruh kalau itu benar.

"Yaya kalau cuma materi kecil lah buat ngehafal, sini aku pinjam buku" kenzo meraih buku tebal dari tangan lyra dia terus membolak-balikan halamanya.

"TENTUKAN LUAS DAERAH YANG DIBATASI OLEH Y = X² – 3X – 10 DENGAN Y = X + 2!"

"SANTAI AJA KALI BACA SOALNYA GAUSAH NGEGAS OM AKU GAK BUDEG " jawab hana kesal

"IYA SAYANG KERJAIN AJA GAUSAH KOMENTAR" ucap kenzo yang sukses membuat seisi ruangan tertawa. selain hana tentunya, dia sangat sebal.

"SAYANG SAYANG PANTATKAU. JAWABANNYA 256/3 SATUAN LUAS"

semua orang terdiam, melirik buku yang kenzo pegang dan kembali bungkam. jawabannya benar, kapan hana menghitungnya karena bahkan jeda waktu saja sangat singkat.

"kau pasti menjawab random, jawabanmu salah" ucap kenzo mencoba menyanggah.

"aku tidak asal menjawab, kalau tidak percaya coba hitunglah sendiri. kita akan mendapatkan persamaan Y baru dari batasan-batasan itu sehingga nilai a, b, dan c dapat diketahui. setelah itu nilai disubtitusikan pada rumus determinan dan untuk luas maka berlaku rumus D√D/6a²" jawab hana santai.

"konsep dan perhitunganmu memang benar.. walau gini-gini pintar juga ternyata kau bocah hahaha"

entah pujian atau hinaan yang kenzo lontarkan tapi dapat tertangkap dengan jelas bahwa hati hana sebenarnya senang dipuji kenzo walaupun ia sembunyikan dibalik wajahnya yang nampak angkuh. yaa respon itu tertangkap jelas bahkan dengan jelas sekali dimata yohan.

TBC :)

🌻🌻🌻

note : Maaf atas keterlambatan update kak. author sedang sibuk mempersiapkan ujian akhir dan kondisi badan memang sedang tidak fit. happy reading🤗


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C17
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login