Download App
17.77% HOT DADDY / Chapter 8: Jonathan Marteen

Chapter 8: Jonathan Marteen

Jonathan Marteen. Pria paruh baya 41 tahun yang menjabat sebagai dosen besar fakultas hukum Universitas New York. Dosen paling hot sepanjang masa. Dosen bertato dengan tubuh bak atlit. Dosen yang mampu membuat puluhan mahasiswi mendesah karena membayangkan bercinta dengannya. Dosen yang sekaligus single parent dari seorang Alva Marteen, si idola kampus.

" Tidak ada yang bisa menggantikan Andrea,kau tahu?" Jonathan tertawa seraya menepuk pundak Alva, membuat pria itu menghela nafas panjang, " I know it, dad. Hanya saja ... Gadis ini,dia bermata hitam dan dia pendek. Sama seperti Mom."

Mendengar itu,senyum Jonathan mendadak menghilang. Dia juga pernah berfikir hal yang sama mengenai seorang gadis. Ya, gadis yang seharusnya ia lupakan berbulan-bulan yang lalu. Namun nyatanya, Jonathan tetap tidak bisa melupakannya sampai sekarang.

" Ayah keruangan kerja dulu, ada banyak pekerjaan" pria itu kemudian berjalan meninggalkan anaknya dan menuju ruang kerjanya. Dibukanya laptop yang memang sudah tersedia di atas mejanya.

Jonathan membuka sebuah folder yang berisi beberapa foto dan video kemudia mulai memainkan salah satu videonya.

🎦 "What are you doing dad?" seorang gadis tampak memperhatikan sosok pria bertato yang sedang menikmati minumannya di balkon kamar hotrl tempatnya menginap. Ya, pria itu memang sedang kunjungan kerja ke luar kota, yang mengharuakannya menginap di hotel bersama dengan kolega bisnisnya.

🎦 " I am eating a banana,sweetheart." Pria itu memutar bola matanya kesal, membuat si gadis tertawa kecil, " wah, jadi di New York, makan banana menggunakan gelas? Bagus sekali dad,aku jadi ingin kesana!"

Jonathan memandang gadis itu gemas, kemudian menghampiri laptop yang tadi ia letakkan di atas meja.

🎦 "As you wish baby," Jonathan mengerling.Membuat wajah gadis di layar itu memerah.

🎦 " Aw, lucu sekali sayangku ini!" Jonathan tertawa ketika melihat ekspresi gadis itu, membuatnya tampak menarik bantal dan menutupi wajahnya erat-erat.

🎦 " Oliv malu, ih, daddy!" ucapnya dengan bahasa yang tidak Jonathan mengerti, namun pria itu jelas tahu bahwa Oliv sedang menggunakan bahasanya sendiri.

🎦 " Oliv, talk english,please!" Jonathan memutar bola matanya lagi,membuat Oliv terkekeh, " I won't!"

🎦 " You just talk" Jonathan tertawa,membuat gadis itu cemberut. Namun hal itu justru menambah kesan lucu dalam dirinya. Ya, Oliv benar-benar menggemaskan untuk Jonathan.

🎦 " Dad, why are you smilling? Do you think I am that cute?" Oliv mengerling,membuat Jonathan semakin tersenyum lebar.

🎦" You are not"

🎦" Then,I am hot?" Oliv memasang pose bak model majalah dewasa, membuat Jonathan terkekeh geli.

🎦" Not at all!! Seriously?!"

🎦" Then,am I beautiful?" Oliv kini tersenyum dan memainkan matanya.

🎦" No .... hahahaha"

🎦" Then what does it mean?" Kini Oliv menyerah, membuat Jonathan menyeringai jahil, " That means you are ugly!"

🎦" DADDY! I'D LOVE TO KILL YOU" teriakan Oliv membuat Jonathan tertawa terbahak-bahak. Ya Tuhan, entah apa yang membuat pria berumur seperti Jonathan bisa terlihat sebahagia ini hanya karena gadis kecil dihadapannya.

*****

Jonathan memberhentikan video yang merekam video-call nya beberapa bulan yang lalu, kemudian menarik nafas panjang. Dia begitu merindukan sosok itu. Sosok yang entah mengapa berhasil mewarnai hari-harinya yang membosankan. Sosok yang sudah melekat dihatinya. Sosok yang .... mungkin merasa jijik terhadapnya. Dia pesofil,bukankah gadia itu berfikir demikian?

Oliv adalah gadis yang Jonathan maksud. Gadis yang seharusnya sudah ia lupakan atas pemutusan hubungan secara sepihak,beberapa bulan yang lalu. Demi Tuhan, mereka hanya teman yang kenal secara online. Harusnya Jonathan, bisa melupakan Oliv secepat mungkin. Seharusnya,Jonathan tidak perlu memikirkan wajah gadia itu setiap malam. Namun kenyataannya, Jonathan tidak bisa. Pria itu masih memgingat dengan jelas setiap lekuk wajah Oliv. Mengingat dengan jelas bentuk tubuh Oliv. Mengingat dengan jelas suara Oliv. Mengingat dengan jelas bagaimana ceria-nya gadis itu, meskipun kenyataannya, banyak sekali hal-hal buruk yang terjadi di kehidupannya.

Benar-benar seperti Andrea. Gadis itu selalu mengingatkanku kepada Andrea.

" Oliv,aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu"

❤❤❤❤❤

Jonathan membenarkan letak dasinya. Kini, ia sedang duduk di sebuah ruangan untuk menyambut mahasiawa-mahasiswi dari Asia, yang berhasil diterima di Universitas New York. Matanya terus berkeliaran kesana kemari, seolah menunggu sesuatu,lebih tepatnya seseorang.

Beberapa menit kemudian, terdapat pengumuman bahwa penerima beasiswa dipersilahkan masuk ruangan. Jonathan berdehem, menetralkan detak jantungnya yang entah kenapa berdetak sangat cepat. Jika bisa merasakan, pasti kau akan berfikir bahwa Jonathan baru saja ikut lomba lari jarak pendek.

Satu persatu mahasiswa tampak memasuki ruangan dan duduk di kursi yang disediakan. Namun, sosok itu belum juga muncul.Jonathan menggigit bibir bawahnya. Apakah ... gadis itu menolak beasiswa ini? Oh, well, Jonathan memang bodoh untuk terlalu berharap bahwa gadis itu akan datang ke New York. Bukankah Oliv sudah jijik terhadapnya? Lalu, kenapa juga Oliv harus menerima beasiswa ketika hal itu berarti, bertemu secara langsung dengan seorang pedofil tua yang menyuruhnya telanjang bulat?

Jonathan menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya. pria itu merasa beraalah, tentu saja. Karena pikiran bodohnya, dia benar-benar merusak hubungannya dengan Oliv.

" Sambutan yang pertama akan diberikan pada dosen besar fakultas Hukum Universitas New York. Kepada Mr. Jonathan Marteen, dipersilahkan."

Jonathan mengangkat kepalanya. Sialan. Dia hampir saja tidak mendengar panggilan itu karena melamun. Dengan segera, pria itu tersenyum dan berdiri. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Dia bisa melihat sebagian besar mahasiswi yang tampak berteriak tertahan,dan berbisik-bisik seraya menatapnya. Dia juga bisa melihat seorang mahasiswi yang duduk paling pojok, yang tampak acuh, dan lebih tertarik untuk memainkan ponselnya ketimbang bergosip dengan teman-temannya.

Seketika senyuman Jonathanenipis.

Dia sangat mengenal mahasiswi itu. Ya, mahasiswi yang saat ini sedang duduk di pojok dan menundukkan kepalanya seraya memainkan ponselnya. Oh, apakah gadis itu melupakannya?

" Mr. Marteen?" Jonathan mengerjapkan matanya dan memilih untuk berjalan ke podium. Matanya masih tidak bisa lepas dari sosok gadis yang sama sekali tidak memperhatikannya. Bahkan, ketika ia bicara. Bahkan, ketika ia sedikit memberikan lelucon. Gadis itu masih tetap menunduk. Seolah, .. benar-benar melupakan apapun tentang Jonathan.

"Last, but not least. Welcome to New York University!" Jonathan mengakhiri pidatonya yang disambut dengan tepuk tangan meriah. Pandangannya kembali ke arah gadis di pojok ruangan.Oh, Shit. Gadis itu benar-benar tidak memperhatikannya sedikitpun.

Jonathan kembali ke tempatnya dan mencoba untul fokus terhadap acara penyambutan. Namun, sekali lagi, pandangannya tidak bisa lepas terhadap sosok gadis itu. Pertanyaannya terus memenuhi kepalanya,mbuatnya mengerang kesal ketika memikirkan kemungkinan bahwa Olivia, gadis itu, telah melupakan semua tentangnya.Menghapusnya dari memori dan hari-hari yang gadis itu lewati.

Dan entah mengapa, Jonathan merasakan sesak ketika kemungkinan itu selalu ia pikirkan.

Kini, Jonathan tak lagi memikirkan tentang acara penyambutan. Yang ia tahu,ia hanya ingin menatap ke arah Olivia. Yang ia tahu, ia hanya ingin waktu segera cepat berlalu, sehingga ia bisa berlari ke arah gadis itu dan mengajaknya berbicara. Ya, hari ini juga. Karena untuk seminggu ke depan,Jonathan harus pergi ke California. Dan demi Tuhan, Jonathan tidak akan bisa tahan melewati hari ini tanpa mendengarkan penjelasan dari gadis itu.

Jonathan tersentak ketika tiba-tiba, Olivia menatap ke depan. Bukan ke arahnya, melainkan ke arah pembicara. Kemudian gadis itu menatap jam tangannya,dan memdengus. Membuat Jonathan twrsenyum lebar. Gadis itu ....

Menatapnya secara langsung,membuat Jonathan berfikir bahwa gadis itu benar-benar cantik. Bahkan tanpa senyum diwajahnya,gadis itu tetap saja cantik.

Well, hanya saja, Jonatjan merasa, gadis itu lebih kurus dari sebelumnya. Bukan. Bukan hanya itu. Ada lingkar hitam di bawah matanya. Wajahnya benar sayu. Tak ada semangat di matanya. Keramahan seolah lenyap dari dirinya.

Jonathan tertegun.

Ada apa dengan gadisnya??

"Pertemuan hari ini bisa diakhiri. Kalian bisa melanjutkan aktivitas kalian dan mengurus berbagai keperluan sebelum benar-benar menjadi bagian dari kami. Selamat pagi semuanya!."

Dan tepat setelah kalimat tersebut dilanturkan,satu persatu mahasiswa berdiri dan hendak meninggalkan ruangan. Hal ini tentu membuat Jonathan segera berdiri dan turun dari tempatnya. Tujuannya hanya satu.

Olivia.

" Olivia!" Jonathan mberhentikan langkahnya ketika mendengar suara pria yang tak asing baginya. Kemudian, ia melihat perubahan ekspresi di wajah gadis itu. Gadisnya tampak tersenyum dan melambaikan tangannya. Membuat pria yang memanggilnya tadi mendekat dan mengacak rambutnya.

"Siap berjalan-jalan keliling New York?" ucap pria itu,membuat Oliv mengangguk, "Siap,bos!"

Mereka berjalan dengan tertawa. Meninggalkan Jonathan yang masih mbeku ditempatnya.

"Alva, semoga kau tidak berfikir untuk menyakitinya." Jonathan menghela nafas dan memilih untuk pergi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login