Download App
89.18% My Teacher My Husband / Chapter 165: Ch. 165

Chapter 165: Ch. 165

Sehun masih duduk di belakang meja kebesarannya. Melepas kaca mata baca yang saat ini bertengker manis di hidung mancungnya.

Sehun tidak sedang di Perusahaan, tenang saja.

Duda tua kita itu sedang berada di ruang kerjanya dengan pikiran yang berkeliaran kemana-mana. Hati Sehun resah saja sedari tadi. Maka dari itu ia memilih untuk bersemedi sebentar di ruang keramat miliknya ini.

Jinyoung dan Haowen? Dua kakak-beradik itu sedang sibuk dengan tontonan mereka berdua. Bukan kartun tentu saja.

Anak-anak Oh Sehun itu mainnya Youtube.

Swag.

"Kenapa rasanya ada yang ganjal ya?" Gumam Sehun dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

Sret.

Ceklek.

Tap.

Tap.

Tap.

"Jin, tanyakan pada hyungmu jam berapa dia pulang." Pinta Sehun pada Jinyoung yang hanya mengangguk-angguk saja akan ucapan orang tuanya itu.

Balapnya sedang seru ini.

"Oh Jinyoung." Ulang Sehun.

Sret.

"Laksanakan."

Tuut... tuut... tuut...

"Ya. Ini McD. Anda ingin pesan apa?"

"Hanya ingin pesan, jangan lupa bahagia."

Kelakuan si sulung memang seperti ini biasanya. Jika bukan nama-nama tempat makan dia hanya akan menjawab 'Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak ingin menjawab panggilan Anda. Sekian, terima kasih'. Kebobrokan Jasper tertutupi dengan ketampanannya saudara sekalian.

"Hyung, Daddy bertanya kau pulang jam berapa?" Tanya Jinyoung dengan mata yang masih fokus pada layar televisi di depannya.

Orang kaya. Youtubenya bisa menonton di televisi.

"Sebentar lagi, kenapa." Jawab Jasper dari sebrang sana.

"Kenapa tidak sekarang saja?" Jinyoung kembali bertanya. Buang-buang uang jika terlalu lama di kampus. Pembawaannya hanya ingin memerdekakan perut saja

"Aku ingin konsultasi. Tunggu saja." Jengah Jasper. Adiknya ini cerewet sekali.

"Konsultasi? Dengan dosen atau dengan Yoojung noona?"

"Langsung keduanya jika bisa."

"DADDY! HYUNG INGIN PACARAN DULU DENGAN YOOJUNG NOONA BARU PULANG SETELAH ITU!" Jinyoung memekik kencang untuk memberi tau Sehun akan hal mengejutkan ini. Walau pada kenyataannya, Sehun berada tepat di sebelahnya.

"Tidak usah pacaran, langsung naik Altar saja." Ujar Sehun tanpa beban.

"WOHOOOOOOO! RESTU SUDAH DI TANGAN BROTHER! TINGGAL LAMARAN SAJAA."

"AAITH! BERITHIK!"

**

Xukun dan Lucas tidak henti-hentinya menempeli Jasper sedari tadi. Memastikan Jasper masih bernapas atau tidak. Ia benar-benar khawatir, sangat khawatir.

"Kalian ini ken-"

"YOOJUUUUUNG!"

Protesan Jasper terhenti saat suara teriakan Xukun membahana di kantin yang luas ini.

Malu Jasper.

Yang diteriaki Xukun menoleh dengan tangan yang memegang nampan makan siang. Mata Yoojung yang bulat besar itu membuat Lucas gemas bukan main.

"Saudari mata bulat besarku, apa kabar denganmu?" Lucas berjalan mendekat dengan tangan yang ia rentangkan lebar-lebar.

"Yaak! Kau Kingkong! Jangan peluk-peluk!" Pekik Xukun heboh. Jika Jasper mengamuk lagi apa kabar dengan bumi tercinta kita ini?

Yoojung hanya mengangguk dengan sedikit bungkukan badannya, rasanya canggung saja begitu.

"Apa kabar sister? Kemari, biar aku bawakan." Ujar Lucas dengan tangan yang langsung mengambil alih nampan Yoojung dan membawanya pada salah satu meja yang memang tak jauh dari posisi mereka.

"Harap maklum, dia memang begitu." Bisik Xukun setelah menepuk-nepuk kecil bahu Yoojung yang hanya bisa termangu di tempatnya berdiri saat ini.

"Kita makan bersama saja ya, aku malas mengantri." Dengan seenak dahi lebar dan mata besarnya, Lucas langsung saja menyantap makan siang Yoojung dengan senyuman lebar miliknya.

Yoojung? Pasrah saja dia.

Bukannya tidak suka, hanya rasanya aneh saja jika ada yang dekat dengannya. Yoojung sudah terbiasa sendiri teman-teman.

Jasper menatap datar pada teman-temannya, kurang sekali otak mereka ini.

Tap.

Tap.

Tap.

Sret.

Tak.

"Akh." Xukun dan Lucas meringis sakit. Sungguh, pukulan Jasper itu luar biasa pedih.

"Dia bahkan masih berdiri di sana dan kalian sudah hampir menghabiskan makan siangnya." Ujar Jasper kesal. Kasihan Jasper itu.

"Yoojung, sini. Nanti kami pesankan lagi. Sungguh." Tangan Lucas melambai-lambai pada Yoojung yang hanya bisa tersenyum kaku padanya.

Luar biasa sekali teman Jasper ini.

"Jadi... apa kalian pacaran?" Tanya Xukun penasaran.

"Tidak."

Itu Jasper yang menjawab. Menatap layar ponselnya tanpa ada niatan walau secuil untuk melirik pada temannya yang saat ini menatap intens padanya.

"Kau tidak punya perasaan sekali!" Sungut Xukun. Dia yang kesal jadinya.

"Kami memang tidak pacaran." Ujar Jasper tanpa peduli apapun. Mereka memang tidak dalam hubungan apapun. Bertegur sapa di kampus saja hampir tidak pernah.

Sret.

"Aku harus pulang." Berdiri dari duduknya, Jasper kembali menyandang ranselnya dan berlalu pergi begitu saja.

Tentunya setelah menyempatkan diri untuk...

"Aku pulang. Hati-hati di jalan."

Cup.

Mengusap lembut puncak kepala Yoojung dan mencium sayang tepat pada dahi gadisnya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

"Apa itu tadi?" Gumam Xukun setengah sadar.

"Apa itu tadi sebuah kecupan?" Kali ini Lucas yang merespon dengan tatapan kosong miliknya.

"A... aku... aku tidak... tau?" Yoojung juga tak kalah terkejut. Ini di Kantin kampus dan si Pangeran Universitas malah menciumnya? Sungguh?!

"OH MY GOD?! APA ITU BARUSAN? KECUP-KECUP MANJA?! SUNGGUH?!!"

"JASPEEER! KEMARI KAU, BIAWAK!"

"KENAWHY DENGAN JANTUNGKU?! YOOJUNG YANG DI KECUP AKU YANG MELAYANG HINGGA NIRWANAAA! TOLOONG JANTUNG PERAWAN LUCAS AKAN MELEDAK!"

"TUSUK DUA! XUKUN JUGAAAA!"

Itu ya, yang tidak dalam hubungan apa-apa. Langsung cium dahi jika mau pamit pulang.

**

"JASPER hyung." Jinyoung tidak niat menyapa sebenarnya. Jika bukan karena makanan yang saat ini Jasper bawa, mana mau Jinyoung seceria itu.

Iya, tadi Jinyoung menitip makanan dulu pada si sulung yang katanya sudah di jalan.

Jinyoung sedang dalam masa ngidam Kebab ini. Jadi, dengan baik hatinya Jasper hanya mengangguk dan memutar balik mobilnya untuk kembali pada si pemilik warung.

Tipikal kakak yang baik memang.

"Ini makananmu, dimana Daddy dan Haohao?" Tanya Jasper dengan kepala yang memutari seluruh sudut rumah.

"Mereka? Berendam di kamar mandi, bersama dengan si Bebek Karet yang seksi. Sebentar lagi mungkin keluar." Bahagia sekali Jinyoung rasanya setelah mendapat separuh dari jumlah hidupnya itu.

Bahagia Jinyoung itu sederhana kawan-kawan.

"Daddy? Dengan Bebek Karet?" Ulang Jasper tak percaya. Sungguh itu luar biasa sekaliii.

"Bukan Daddy tentu saja, hanya Haohao." Jelas Jinyoung. Dia mau makan dan kenapa kakaknya ini malah banyak sekali pertanyaan tak bermutunya.

Jinyoung... kemusuhaan.

"Katakan pada Daddy nanti, jika hyung sudah pulang dan ingin mandi. Oke."

"Dengan bebek karet?"

"Bukan... dengan Yoojung."

"DADDYYYYYY!!! HYUNG MESUM SANGAAAT!"

Kemusuhan Jinyoung mendengar kata-kata Jasper barusan. Kenapa kesannya Jasper itu cabul sekali ya? Aneh begitu.

Tok...

Tok...

Tok...

Belum beberapa lama setelah si Jasper pamit ingin mandi. Pintu utama malah sudah ada yang mengetuk dan itu tentu saja membuat Jinyoung harus beranjak dari posisi nyamannya.

Jinyoung benar-benar kesal, sangat kesal, dan semakin kesaaaal!

Ting... tong...

Ting... tong...

"Tarik napas... buang... fyuuuh. Tarik napas... buang." Gumam Jinyoung dengan tangan yang naik-turun di depan dadanya.

Ting... tong...

"SEBENTAR!"

Tap...

Tap...

Tap...

Ceklek.

"Ya? Mencari siapa?" Sapa Jinyoung dengan senyum manisnya. Sungguh... percayalah, itu palsu! Imitasi!

"Apa benar ini rumahnya Oh Jasper?"

"Ya. Kenapa ya?" Tanya Jinyoung dengan raut wajah yang berubah bingung. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang ini.

"Bisa kami bertemu dengannya?"

Jinyoung baru saja akan membuka suara sebelum Sehun datang dan berdiri tepat di samping tubuhnya. Pikiran Jinyoung kosong tiba-tiba.

"Ada apa ya?" Tanya Sehun yang memang penasaran.

"Kami ingin bertemu dengan Oh Jasper."

"Ada urusan apa anakku dengan Polisi?"

"Kami mendapat surat penangkapan Tuan Oh Jasper dengan tuntutan kekerasan dan perlakuan tidak menyenangkan."

"Dad..."

Yuhuuu

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DAP


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C165
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login