Mo Fengyang tercengang saat mendengar perkataan Mo Liancheng. Kata 'dibunuh' itu menghancurkan semua harapannya. Beberapa saat kemudian, air matanya jatuh dan dia menangis tiada henti. Air matanya terus mengalir dan tak kunjung hilang walaupun diusap sebanyak beberapa kali. Dia menyesal telah melakukan percobaan pembunuhan.
"Kak Liancheng, aku tahu itu salah. Aku sangat menyesal. Maukah kamu melepaskanku kali ini? Lain kali aku tidak akan mengganggunya. Aku tidak akan pernah mengganggunya lagi," tutur Mo Fengyang.
"Yuhao, usir dia keluar dari sini. Tutup pintu, tidak ada siapa pun yang boleh berkunjung." Mo Liancheng tidak ingin melihat wajah Mo Fengyang lagi. Belum pernah ada momen seperti ini sebelumnya.