Qu Tan'er melihat Mo Liancheng yang masih menggandeng dirinya lantas bertanya, "Kamu masih tidak mau melepaskan tanganku?"
"Kamu bisa melepaskannya sendiri, kan?" ujar Mo Liancheng sambil tertawa geli.
"Jangan pikir aku tidak berani ya." Qu Tan'er mulai emosi dan melirik tajam tangan Mo Liancheng. Apa dia sedang menertawakan aku? Apa dia merasa senang melihat Mo Yihuai membuatku ingin muntah? Pikirnya.
"Adik kedelapan dan Tan'er sedang berbincang tentang apa?" tanya Mo Yihuai yang mendengar percakapan keduanya dan tidak senang karena diacuhkan.
Mo Liancheng menatap Mo Yihuai tertawa, "Hahaha… Bukan apa-apa… Hanya perbincangan biasa antara suami istri. Kalau kakak ingin coba ya silakan…" Mo Liancheng kemudian mengalihkan pandangan terhadap Qu Pan'er dengan tatapan penuh arti.
"Adik kedelapan benar-benar deh. Seorang pria harus meletakkan hati pada negara. Mana boleh mabuk asmara seperti ini?"