Download App
90.62% Khaira's Story (on going) / Chapter 29: Baikan

Chapter 29: Baikan

Setelah meninggalkan Khaira sendiri dalam kamar Raja berjalan menuju kamar Fara. Mertuanya itu pastilah sama khawatirnya dengan dia saat tak menemukan satu pesan pun saat hari sudah beranjak petang di ponsel mereka. Bahkan Fara bersikeras untuk mencari Khaira ke setiap sudut kota, Raja bahkan sudah berjanji mengatakan akan segera menemukan wanitanya. Tapi yang namanya seorang ibu, nalurinya akan selalu bermain dan perasaannya akan menjadi kacau saat sang buah hati tak dia temukan dimanapun. Entah karena lelah atau pasrah akhirnya Fara memutuskan untuk beristirahat sejenak karena lelah sesorean mereka mencari Khaira.

Raja membuka pintu kamar Fara sedikit memastikan apakah wanita itu masih tertidur atau tidak. Di lihat nya wanita yang tak lagi muda itu tertidur dengan damai. Raja memilihmasuk sebentar, di perbaikinya selimut Fara yang merosot kebawah dan mengecilkan suhu ac karena malam ini terasa panas dan keringat mama mertuanya itu pun sudah mengalir hingga membuat rambut Fara setengah basah. Lalu dia keluar dari sana menuju dapur untuk membuatkan istri nakalnya itu susu, kewajiban bagi Raja untuk Khaira meminum susu selepas sarapan dan sebelum tidur.

Bunyi air rebusan yang mendidih menyadarkan Raja dari lamunannya. Segera dituangkannya setengah air panas ke gelas yang sudah berisi bubuk susu lalu ditambah dengan air putih biasa, agar Khaira dapat langsung meminum susu itu tanpa menunggu dingin terlebih dahulu. Sebelum naik, Raja mengambil kotak P3K di laci ruang tamu dan meletakkannya di nampan yang sudah berisi gelas susu. Barulah dia menaiki satu persatu tindakan tangga, sepertinya memang mereka harus pindah kamar. Mana tega dia melihat Khaira harus naik turun tangga di usia kehamilannya yang sudah menginjak lima bulan. Bisa membahayakan mereka nantinya.

Saat langkahnya hampir mencapai daun pintu, telinganya menangkap suara segugukan milik Khaira, ada denyutan perih yang menguar di rongga hatinya. Tangisan itu terdengar pilu, apa dia sudah sangat kasar tadi? Kenapa mendengar tangisan itu membuat hati Raja sakit hingga membuatnya sesak? Seolah tangisan Khaira mengingatkannya pada kejadian bertahun-tahun lalu. Tidak ingin mendengar tangisan itu lebih lama segera Raja membuka pintu dan meletakkan nampan di samping malas lalu merengkuh tubuh bergetar milik Khaira. Mengusapnya pelan agar tubuh itu tidak lagi bergetar seperti tadi.

"Maaf, aku minta maaf sayang. Aku udah gagal jadi suami baik untuk kamu. Kamu boleh mukul aku untuk semua omongan aku tadi. Asal jangan nangis kaya gini lagi, aku gak bisa denger kamu nangis lagi Ra."

Khaira, jangan ditanya. Dia lebih memilih meminjamkan mata sembari menikmati pelukan hangat seorang Raja dari pada memukulnya. Mana tega dia menyakiti pria yang amat dicintainya ini, dia nangis juga bukan karena ucapan Raja, ucapan Raja semuanya benar. Dia yang salah karena lebih mementingkan keinginannya dari pada keselamatan anak mereka. Dia nangis karena capek dan kesal melihat Raja langsung keluar tanpa mengobatinya. Padahal setelah di lihat Raja kembali lagi bahkan bersama segelas susu dan kotak obat.

Cukup lama mereka terdiam di posisi senyaman itu, hingga akhirnya satu suara bisikan membuat pelukan itu terurai. "Sesak."

"Sesak ya?" Raja bertanya sembari melepas pelukan mereka dan merapikan rambut berantakan milik Khaira, lalu menghapus air mata yang masih menggenang disana.

Khaira tak membalas dia hanya menatap Raja lamat. Hingga satu kecupan hangat mendarat di dahinya mengalihkan tatapan Khaira dari wajah lelah milik sang suami. "Kamu gak marah lagi kan Ja?"

Raja menggeleng, dia kembali memeluk Khaira. Tak bertemu satu harian dengan wanita ini membuatnya teramat rindu. "Aku minta maaf pulang telat terus gak ngabarin kamu sama mama. Jangan marah lagi, kamu serem kalau lagi marah aku takut."

Raja tertawa mendengarnya, hingga bahunya bergetar. Suara tawa itu terdengar sangat renyah di kuping Khaira. Hingga wanita itu mau tak mau ikut tertawa, "Kalau kamu ingat, tadi itu pertama kali aku marah sama kamu tau gak."

"Ya pokoknya besok-besok jangan marah lagi, mending kamu peluk aku aja pas marah atau apa kek asal jangan nunjuin muka serem itu lagi, gak cocok sama kamu."

"Besok aku coba saran kamu. Sekarang kamu minum susunya biar aku obatin kaki kamu."

Raja membantu Khaira menghabiskan segelas susu yang sudah dingin karena mereka abaikan tadi. Lalu mengobati kaki Khaira yang terlihat membengkak.

"Kenapa bisa bengkak gini, kamu apain kaki kamu?" Tanya Raja saat dia mengolesi salap ke kaki Khaira yang terlihat membengkak dan sedikit membiru.

"Tadi gak sengaja jatuh pas naik eskulator," cicit Khaira penyakit Raja marah kembali.

"Kok bisa? Tapi perut kamu gak kenapa-kenapa kan?" Raja tak lagi duduk di lantai, dia berdiri dan mengecek apakah perut dan anggota tubuh Khaira yang lainnya baik-baik saja atau tidak.

"Besok-besok gak usah naik eskulator lagi, malam ini juga kita pindah sekamar bawah. Takut nya besok kamu jatuh di tangga lagi."

****

"Aku ikut kamu ke resto ya?" Pagi itu Khaira bertanya saat mereka telah menyelesaikan sarapannya. Raja hanya mengangguk, membuat Khaira senang bukan main.

"Set belt nya jangan lupa," peringat Raja ketika Khaira tak kunjung memasang sabuk pengaman nya.

Saat setelah memastikan semuanya aman Raja mulai melakukan mobilnya untuk keluar dari perumahan mereka. Khaira menikmati perjalanan mereka, sesekali mulutnya mengikuti irama yang dari lagu yang sedang berputar. "Kamu tau gak sih Ja, sekarang ada baby shop baru loh. Nanti kita kesana yuk, aku mau liat-liat," Khaira membuka suara sembari menoleh ke arah Raja yang fokus dengan kemudinya.

"Tengok nanti ya, takutnya aku sibuk di sana." Balas Raja sambil mengusap perut Khaira lembut.

"Tapi aku mau kesana, sore juga gak papa kok aku tungguin. Ya?"

Mana bisa Raja menolak keinginan Khaira dia pasti akan mengangguk untuk menyenangkan hati wanita kesayangannya itu. "Habis dari sana aku mau makan nasi kambing." Gimana Khaira sambil membayangkan seporsi nasi kambing hangat di pada dengan es teh. Sontak saja ekspresi wanita itu mendapat keluhan dari Raja.

"Nanti aku temenin kamu makan sepuasnya."

"Bener ya, aduh aku udah gak sabar."

Mereka sampai di restoran milik Raja, langsung saja pria itu mengantar Khaira ke ruangannya lalu dia akan mengecek isi pegawainya lalu semua bahan yang ada di dapur.

Semua sibuk kecuali Khaira, wanita itu sangat dimanjakan dengan berbagai makanan yang di bawa oleh Raja untuk menyenangkan perutnya. Hingga dia kekenyangan dan menyerah saat Raja lagi-lagi membawakannya pasta.

"Aku kenyang, kamu aja yang ngabisin. Aku ngantuk mau tidur," ujar Khaira membuat Raja sigap dan menarik sofa itu menjadi lebar seperti kasur lalu membiarkan Khaira berbaring di sana.

"Nanti bangunin aku." Pesan Khaira yang dibalas anggukan oleh Raja. Pria itu mengusap pelan rambut Khaira membuat ibu muda itu terlelap sangat nyenyak.

****

Raja dengan pasrah menenteng belanjaan Khaira, memang tidak banyak tapi cukup berat karena Khaira tidak jadi membeli perlengkapan anak mereka malah membeli perlengkapan dapur. Kata nya perlengkapan anak mereka biarlah besok dia pergi bersama Fara.

"Aku udah gak sabar pengen makan nasi kambing. Itu tempatnya," tunjuk Khaira saat matanya menangkap restoran kambing tak jauh dari mereka. Langsung saja wanita itu berjalan dengan cepat meninggalkan Raja di belakang.

"Pelan-pelan jalannya atau kita pulang," peringat Raja langsung membuat langkah Khaira terhenti. Wanita itu nampak kesal namun Raja tidak perduli, dari pada dia ambil resiko.

"Ayo," Raja menggenggam lembut tangan Khaira saat dia sudah berhenti di samping wanita itu.

Mereka memasuki restoran yang penuh dengan pengunjung. Untungnya ada dua meja yang tersisa dengan cepat namun lambat Khaira berjalan kesana. "Biar aku pesenin, aku duduk diam aja di sini."

Raja berlalu dari sana meninggalkan Khaira yang langsung membuka ponselnya dari pada dia termenung sendiri. Tak lama Raja datang membuatnya mendongak, bukannya melihat wajah sang suami bertanya malah menangkap hal lain yang membuatnya terdiam mematung di tempat.

****

Batam, 28 Desember 20.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C29
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login