Download App
22.5% Sebuah Perjodohan / Chapter 9: 08. Merindukannya

Chapter 9: 08. Merindukannya

Hari senin telah tiba, sesuai aktivitas masing-masing. Sepertinya Velda harus meminta izin untuk tidak masuk kerja satu hari penuh. Fisiknya masih belum sembuh maksimal gejala pilek dan batuk masih menyerangnya.

Apalagi suaranya semakin lama menghilang. Dia telah mengirim pesan kepada Andra dan Nando, di antara dua pria itu melaporkan.

Ponselnya berbunyi nada dering biasa. Dia mencoba mengangkatnya, di netral kan suara agar terdengar jelas.

"Halo..." suara kodok telah hadir di tenggorokannya.

"Kamu benaran sakit?" terdengar suara dari seberang siapa lagi kalau bukan Nando, si playboy cap gayung super.

"Lo rasa gue sakit apa nggak? Dari suara saja elo sudah tau gue sakit!" balasnya suara kodok berdahak

"Iya, sorry, gue kan tanya doang. Kalau elo sakit begini masih bisa galak-galak mulu. Sudah kedokter belum? Apa mau perlu temani elo?"

"Enggak perlu, besok gue sudah kembali kerja terbiasa kok. Ini cuma batuk sama pilek doang. Nggak parah amat kok."

"Ya sudah deh, kalau begitu. Nanti siang kalau gue jam kosong, gue mampir ke rumah lo."

"Hemm...."

Setelah selesai menelepon, dia letakkan ponsel di samping tempat tidurnya. Bibi Zaina sedang jemur pakaian. Dia kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjang ukuran besar yang tidak pernah dia tiduri. Karena suhu tubuhnya semakin tinggi mau tak mau dia harus memakainya untuk menghangatkan tubuhnya itu.

Untuk pengantar koran kali ini, menggantikan Velda sementara waktu adalah Joni. Dia biasanya mengantar paket barang dari ekspedisi.

Karena Velda dalam keadaan sakit, jadi dia harus libur satu hari penuh agar stamina pulih total.. Sebenarnya banyak pelanggan kecewa kalau bukan Velda yang mengantar.

Tetapi pelanggan lain memakluminya kok, terakhir seperti biasa Joni berhenti salah satu pakan ternak. Mengantar paket untuk pelanggan tetap.

"Loh, sudah ganti kurirnya? Yang wanita itu nggak kerja lagi?" tanya satpam itu bernama Amir.

"Maksud Bapak, Velda? Masih kok, lagi nggak masuk hari ini. Offday." jawabnya oleh Joni.

"Ohh... aku mengira dia nggak kerja lagi." senyumnya persilakan Joni masuk ke dalam.

Joni memarkirkan sepeda motornya kemudian membawa paket pesanan langganan tetap itu. Di sana dia masuk seorang wanita tengah duduk sedang mengerjakan sesuatu.

"Permisi, mbak. Ada paket dari penerbit media surat kabar dan majalah." sambut Joni kepada wanita itu.

Wanita itu mengangkat kepala tetap sama tidak ada ramah wajahnya itu.

"Taruh di sini saja, dan tanda tangan serta cantumkan nama," ucapnya menunjukkan kepada buku pengeluaran dan pemasukan barang.

Joni meletakkan paket di atas samping meja, kemudian menandatangani serta namanya. Setelah selesai, dia berikan kembali kepada wanita itu. Lalu dia pamit undur diri.

Pada saat Joni akan keluar dari pabrik pakan ternak gerbang pintu utama terbuka lebar, sebuah mobil fortuner hitam masuk ke area pabrik ini. Kemudian Joni berpamitan kepada Satpam itu.

Arka turun dari mobilnya tepat di depan gedung kantornya. Seperti biasa selalu menanyakan apakah paketnya sudah datang.

Ketika paket itu di tangannya dia mengecek kembali buku pengeluaran barang dan masuk.. Nama yang tertera itu bukan wanita yang mengantar namun seorang kurir lain bernama Joni.

"Tadi yang antar siapa?" Arka bertanya kepada karyawan itu.

"Laki-laki, Pak." jawabnya

"Kamu yakin?" tanyanya lagi, "Iya, Pak. Sesuai paket yang biasa wanita kemarin bawa," jawabnya jelas.

Arka mengembalikan buku pengeluaran barang dan masuk barang kepada wanita itu. Ekspresi wajahnya berubah seketika. Apalagi paket ada di tangannya juga dia letakkan di atas meja kerja wanita itu.

Sementara wanita itu semakin bingung, wajah atasannya makin aneh banget. Arka menghempaskan tubuhnya di kursi besar itu. Sebatang rokok dia keluarkan lalu di nyalakan kembali.

Dia merasa kecewa tidak bisa bertemu dengan wanita galak itu. Padahal dia ingin melihat sekali lagi wajahnya. Sepertinya Arka mulai suka sama wanita itu. Setiap hari memikirkan dia.

Kenapa dia tidak mengantar paket kesini lagi? Apa dia sudah tidak kerja? Atau pindah posisi?

Pertanyaan itu terus di tanyakan. Sampai dia ingin sekali mencari tau siapa wanita itu. Benar bikin penasaran banget, pengin sekali menyuliknya lalu memeluknya dan menciumnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login