Masa-masa indah adalah masa-masa dimana semua serba baru.
Pengetahuan yang baru, perubahan yang baru, kisah yang baru, dan rasa yang baru.
"Hey cepat lari !"
"Perlengkapan kalian jangan sampai ada yang tertinggal !"
"Baris yang rapi, yang pendek di depan, baris sesuai gugus masing-masing"
"Cepat dek!, Kalian lelet seperti seekor keong sekarat!"
Hiruk piruk suara teriakan kakak tingkat sekolah baruku terdengar keras dari jauh.
Mereka adalah panitia pelaksanaan masa orientasi siswa atau sering kita dengar dengan sebutan mos atau ospek di sekolah, yang terdiri dari siswa kelas sebelas dan dua belas, juga ada yang tergabung dalam organisasi intra sekolah atau yang sering kita dengar dengan sebutan osis.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah menengah atas di kotaku.
Dengan siswa yang lebih dari tiga ratus orang dari berbagai daerah.
Sekolahku seperti kebanyakan sekolah lainnya,
Ada ruang kelas, kamar mandi perempuan dan laki-laki, ada lab, perpustakaan, lapangan olah raga, gudang, dan yang favorit adalah kantin.
Disini juga banyak kegiatan ekstrakulikuler seperti paduan suara, drum band, menari, memasak, olah raga seperti catur, sepak bola, renang, dan lain sebagainya seperti kebanyakan sekolah pada umumnya.
Dan hey, namaku Alin, aku berusia enam belas tahun sekarang, tak terasa sekarang aku sudah memasuki usia remaja.
Usia dimana semua hal baru aku temukan pada masa ini.
Cinta pertama, sahabat, ilmu, dan pencarian jati diri.
Tapi, aku memliki hal baru selain itu selain cinta pertama, sahabat ilmu, dan pencarian jati diri.
Aku mungkin mengidap gangguan jiwa, atau depresi, atau dulu waktu masih anak-anak aku pernah mengalami kecelakaan kecil yang mengakibatkan gangguan pada kepala ku sekarang. atau, aku dulu pernah menyaksikan peristiwa yang tidak seharusnya aku lihat dan pada akhirnya membuat aku trauma.
sering sekali kepala ku mendapat serangan tiba-tiba, semacam ingatan ingatan yang tidak pernah aku ketahui atau alami yang muncul mendadak dan membuat kepala ku berdenyut , telinga berdenging dan mengacaukan pikiran. aku memang tidak pernah ingat itu memori apa dan kapan itu terjadi . tapi aku tidak pernah merasa asing dengan peristiwa peristiwa yang muncul di setiap serangan.
Tapi hanya sekedar itu, hanya sakit kepala, pusing, telinga berdenging lalu pingsan .
"Lin, topi kerucut mu mana ?"
Mira teman SMP ku yang kebetulan satu sekolah lagi denganku bertanya.
"Ya ampun, aku lupa mir"
Aku memegang kepala, lupa bahwa topi kerucut untuk perlengkapan mos tertinggal dirumah
Mira masih mensejajari langkah disampingku sambil berlarian kecil masuk ke gerbang sekolah.
Aku melirik mira, dengan tatapan cemas.
Mira seperti tau apa maksudku, dengan bisikan yang tidak aku dengar, tapi aku tau dari gerakan bibirnya dia berkata "gak usah, kita udah telat". Belum sempat aku balik badan tiba-tiba datang salah satu panitia acara yang merupakan senior di sekolahku ini.
"Topi kerucut kamu mana ?"
Dengan tatapan tajam dia menanyakan sesuatu yang sudah dia tau
"Topi kerucut kamu mana dek !, Kamu kira saya patung ? Saya bertanya tolong di jawab"
Dengan suara bulat khas bapak-bapak beranak 4 dia membentak lagi.
"Lupa kak"
Jawabku sedikit cemas.
"Lupa ?, Kamu baris di depan !"
Dengan muka tertunduk aku terus berjalan ke lapangan yang sekarang sudah berisi barisan siswa baru dengan setiap gugus nya dan panitia.
Hanya aku sendiri yang berdiri di depan barisan sendirian menghadap gerombolan barisan.
Mira yang dari tadi ikut jalan bersamaku mulai berjalan kearah gugusnya, karena dia membawa atribut lengkap.
Hiruk piruk suara ramai dan bentakan saling sahut-sahutan terdengar.
Tapi hanya sekedar itu, tidak ada yang di hukum sepertiku.
Hanya aku saja yang berada di tengah lapangan ini sendirian.
Panitia mulai membuka acara dengan kata sambutan oleh kepala sekolah. Tak lama, hanya lima belas menit. Lalu kepala sekolah bubar meninggalkan lapangan
Hanya panitia dari siswa senior dan siswa baru saja yang berada di lapangan.
Setelah kata sambutan dari kepala sekolah lalu pembukaan dengan kata sambutan dari panitia serta pengenalan dari ketua panitia dan lainnya
Pada saat itu terdengar suara motor dan teriakan dari jauh.
Acara sudah dimulai, jam telah menunjukkan angka delapan tiga puluh. Aku masih berdiri di tengah lapangan depan barisan gugus lainnya.
Dipertontonkan layaknya narapidana yang akan di hukum mati.
"Tadi saya udah suruh stop kenapa kamu masih masuk ?"
"Siapa yang suruh bawa motor ke sekolah?"
"Mau jadi jagoan kamu ?"
Terdengar suara teriakan- teriakan senior dari jauh
Aku tau, sejak tadi ada siswa baru yang masuk pakai sepeda motor dan tidak mau berhenti meski sudah di larang.
Semua orang juga tau. Tapi, siswa laki laki itu tidak takut sama sekali oleh gertakan senior yang dengan santai parkir di pinggir lapangan lalu berjalan santai ke arah barisan siswa dan gugusnya.
"Udah marah-marahnya ?".
Sambil melepas helm nya dia bertanya ke senior
"Kamu jangan kurang ajar ya, kamu ga boleh masuk!"
Salah satu senior bersikeras
"Kamu udah telat, juga melanggar. Dan lihatlah bahkan kamu tidak memakai atribut sama sekali."
Yg lain menimpali
"Saya bukan badut kaka-kakak yang terhormat, disini saya cuma mau sekolah. Bukan belajar sirkus"
Dengan santai lelaki itu menjawab
"Siapa namamu ?"
Tanya senior yang sekarang adalah ketua panitia mos
"Andre"
Jawabnya singkat.
Semua mata tertuju kepadanya, dia tidak peduli.
Lelaki itu tetap berjalan ke arah lapangan.
"Hey kamu ngapain berdiri disitu kayak maskot ponsel !"
Apa ? Dia meneriaki ku maskot ponsel? .
Aku berkata dalam hati.
Sekarang apalagi? Aku tidak mau bermasalah karna dia.
Gerutuku dalam hati.
Ternyata lelaki yang bernama Andre itu tidak jadi ke barisan gugusnya, dia datang ke arahku.
"Alin, ngapain kamu mau aja di suruh mereka ?, Udah ikut aku"
Dengan merasa tak berdosa dia memegang tangan ku lalu menarik ku berjalan keluar lapangan.
"Hey sakit tau, kamu mau kemana ? Aku ga mau dapat masalah karna ini"
Tanya ku sambil sedikit memberontak tapi tidak bisa.
"Ke kantin, aku lapar"
Jawabnya singkat.
Semua orang berbisik bisik, kakak-kakak senior pun tidak berani menahan, hanya mampu berteriak menyuruh untuk kembali ke barisan.
Sebenarnya sudah dari tadi aku ingin lari dari tengah lapangan untuk pulang.
Tapi aku malu, aku tidak berani.
Sekarang aku berjalan beriringan dengan Andre, bocah laki laki yang aku seenaknya aja.
"Andre lepas, mereka udah jauh tertinggal di belakang. Sakit tau"
Sambil melihat tanganku yang masih di pegangnya
"Oh, maaf"
Jawabnya singkat sambil melepas genggaman
"Dari mana kamu tau namaku Alin?"
Tanyaku curiga.
"Dari nametag mu di kardus yang tergantung diehermu itu"
Dia menunjuk atribut ku.
"Lalu dari mana kamu tau namaku Andre?"
Tanya nya balik
"Kamu yang berbicara tadi dengan ketua panitia,"
Sejak saat itulah, saat pertama aku bertemu dengannya, dengan Andre yang besok besok bakal jadi salah satu sahabat terbaikku.
Satu satunya sahabat lelaki yang memiliki tinggi badan yang terbilang pendek, kurus, dengan rambut yang agak gondrong tapi hati yang baik,
Dan jangan lupakan dengan otak yang pintar
Karena besok besok, dia akan membawa nama sekolah kami sampai terdengar di seluruh kota bahkan negara.
Cinta hubungannya dengan hati,
Maka sahabat juga layak untuk mendapatkannya dengan cara yang berbeda.
— New chapter is coming soon — Write a review