Kaito
Setelah beberapa ratus langkah dengan wajah malas ku. Akhir nya aku sampai di depan gerbang sekolah yang terbuka lebar ini. Wajah malas ku seakan hilang ketika melihat Ai yang sudah masuk ke gedung sekolah.
Tanpa pikir panjang aku pun berlari menyusul nya. Saat aku berada tepat dibelakang nya. Aku menepuk pundak nya.
"Pagi Ai ...", sapa ku.
Ai hanya mengangguk kan kepala mya dengan rona merah uang sedikit keluar di kedua pipi nya.
"Ai ... aku harap suara mu bisa kembali di drama musim gugur ini ... kalau tidak ... kita bisa mencoba nya lagi di drama tahun depan", ucap ku sembari memimpin langkah kami menuju kelas.
Lagi lagi Ai hanya mengangguk kan kepala nya naik turun dengan senyum nya. Entah kenapa semangat ku langsung terbakar ketika melihat senyuman indah nya itu di pagi hari.
Greeekk ...
Aku membuka pintu kelas perlahan.
"Woo ... tokoh utama nya dateng tuh ..."
"Selamat pagi sepasang kekasih"
"Gak sabar liat mereka di panggung!!"
"Betul!!!"
Candaan teman teman sekelas kami di pagi hari yang juga sedikit menghibur ku. Ini adalah pertama kali nya aku mengambil bagian di drama musim gugur sekolah sejak sekolah dasar dulu.
Aku juga tak yakin aku bisa mengatasi rasa gugup ku di atas panggung. Tapi drama kali ini bukan hanya sekedar untuk kelas ini. Tujuan utama ku adalah mengembalikan suara Ai. Tak peduli apapun cara nya, aku pasti akan membantu nya.
"Ai chan ... kesini ... aku jelasin dialog mu ...", ujar Naya sembari menggenggam kertas di tangan nya.
Ai pun langsung menghampiri Naya dan teman teman nya yang ada di belakang kelas.
"Kaito ... kenapa diem aja sih?!", kata Raku yang berdiri di belakang kelas bersama kelompok laki laki kelas kami.
Dengan memasang wajah datar, aku melangkah menghampiri mereka.
"Hoi ... di baca dulu cerita nya ...", kata salah seorang anak laki laki lalu memberi ku beberapa lembar kertas.
Aku pun duduk di bangku ku dan membaca naskah drama kelas kami dengan seksama. Judul nya adalah Hujan terakhir. Judul mya seperti familiar bagi ku. Tapi aku tak ingat kapan atau dimana aku mendengar atau bahkan melihat judul seperti ini.
Seorang murid SMA yang berteduh di halte depan sekolah karena hujan yang sangat lebat. Awal nya dia hanya sebatang kara di bawah atap halte bus yang melindungi nya dari terjangan air hujan.
Laki laki itu tampak kesal karena ia tak bisa melangkah pulang kerumah nya secepat mungkin. Karena hujan disertai angin kencang yang menghalangi nya. Tapi setelah beberapa lama laki laki itu menunggu hujan itu reda.
Seorang gadis dengan seragam sekolah yang sama dengan nya berlari menghampiri laki laki itu. Dengan seragam yang basah kuyup, gadis itu hanya berdiri di samping laki laki tadi menahan dingin yang menghampiri nya.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, laki laki tadi melepas jaket yang ia pakai dan memberikan nya kepada gadis yang tak ia kenali itu. Gadis itu hanya bisa menerima jaket laki laki itu dan memakai nya. Walau gadis itu tak mengatakan satu kata pun untuk berterima kasih, laki laki tadi tidak peduli akan hal itu.
Yang penting gadis di samping nya itu tak lagi kedinginan. Hanya itu yang ia pikirkan. Sampai hujan itu akhir nya reda, tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka berdua. Sang laki laki hanya meninggalkan gadis itu dan segera berjalan pulang.
Sang laki laki melupakan jaket yang ia pinjamkan kepada gadis tadi. Keesokan hari nya, sang laki laki bertanya pada teman teman nya tentang gadis yang ia temui kemarin. Setelah menggali informasi, sang laki laki menemukan gadis di atas atap sekolah.
Sang gadis ternyata masih membawa jaket sang laki laki. Sang gadis pun mengembalikan jaket itu kepada sang laki laki. Sang laki laki pun menunggu sang gadis untuk mengucapkan kata kata. Tapi, sang gadis hanya melangkah pergi meninggalkan sang laki laki tanpa berkata kata.
Setelah pertemuan pertama mereka. Mereka berdua sering berteduh di halte bus depan sekolah untuk berteduh dari hujan. Entah kenapa takdir selalu mempertemukan mereka berdua di tempat itu. Singkat cerita setelah berkali kali bertemu sang gadis akhir nya mengatakan kata kata yang ditunggu sang laki laki.
Entah kenapa naskah drama nya hanya berakhir di situ.
"Hoi ... ini beneran kah?!, belum selesai loh ini naskah nya ...", ujar ku.