setelah eteh di pesantren kan kini eteh di tanya oleh emmang, rumah tangga seperti apa yang ingin di bangun bersama, emmang memberi pilihan ada yang khas(khusus) dan yang am (umum) dalam artian berbaur dengan penduduk yang lain, karena eteh memilih yang khos yang artinya semua yang di rancang emmang harus eteh turuti dan itu telah di sepakati.
tak lama kemudian eteh di karuniai anak yang kembar nama panggilan nya via dan vai, meskipun mirip namun terlihat perbedaan karakter diantara keduanya, teh vai orangnya sering melanggar peraturan, sedangkan teh via adik nya lebih cenderung pendiam dan penurut, pernah ya suatu hari ripa bawa novel islami ke asrama, karena pas di Bandung mesantren banyak santri yang bawa dan itu tidak melanggar peraturan, ripa kan santri baru disana peraturan pesantren belum semua ia ketahui , dan ketika teh via anaknya ngaji emmang meminjam novel nya tanpa disadari ketahuan oleh emmang yaitu abinya, itu novel langsung di lemparkan ke kolam ikan dengan raut wajah yang marah dan berkata " padahal masih ada al qur'an yang harus kita baca, bisa-bisanya menduakan al qur'an memang tidak cukup dengan membaca Al quran saja" teh via hanya bisa diam ketakutan,
pernah lagi pas teh via makan mie di lantai atas sambil menikmati alam perkebunan, nah ketika itu di arah tangga ada abi sama umi sedang berjalan kearah sini, dengan tergesa-gesa mencari tempat sembunyi teh via langsung lari ke kamar mandi,
santriwati pun menanyakan: " teh emang gak boleh makan mie yah"
" bukan nya gak boleh tapi rasanya malu ketahuan makan di depan beliau, ya pengen nya kalo ketauan lagi ngafalin bukan malah makan😔"
nah pernah lagi pas di pesantren lagi ada piket besar-besaran semuanya udah di bagi bagiannya oleh teh via , karena teh via sama ica di bagian rumput-rumput tanpa sadari teh via malah memangkas tunas pohon alpukat karena di kiranya tanaman liar, disana datanglah emmang yang sedang mengecek tanaman ketika melihat pohon alpukat yang sengaja di taman malah menghilang, di panggil lah seluh santri
" siapa yang kebagian memangkas rumput disini," dengan nada yang tegas
karena semua santri bingung antara teh via dan vai akhirnya malah bilang teh vai
emmang memanggil teh vai
"vai,,, Vai" datang lah teh vai
" ia ada apa bi" sambil menunduk dan menjawab dengan penuh hormat
"tadi kamu memangkas rumput yang disini"
" maaf bi, mungkin teh via yang abi maksud vai gak kebagian bagian ini" dengan suara lembutnya
emmang pun memanggil Vai
" vai,, Vai,,"
" ia bi," dengan rasa takut
" tadi kamu memangkas rumput yang disini"
"ia bi" dengan menunduk
" dan kamu lihat ada tunas pohon alpukat yang baru tumbuh"
"ia bi, vai gak tau itu pohon alpukat"
"pokoknya abi gak mau tau jam 12 itu tunas harus udah ada, gimana caranya terserah kamu "
teh via pun kebingungan dia harus mencari kemana,tak disangka ada santri yang orang nya suka menanam pohon
santi: "teh di rumah aku mungkin ada, nanti kita cari tapi di Cipicung di atas gunung sana"
dasar santri karena ingin jalan-jalan jadi semuanya malah ikut.
tadinya teh via ingin membeli tunas itu, karena tau itu anak dari kiayi akhirnya orang tua santri tersebut memberikan nya malahan satu dus,
setelah kembali dan sampai di pesantren teh via tidak banyak membantah, atau nyungkun terhadap abinya, teh via hanya menyimpan tunas itu di depan rumahnya sambil pergi ke asrama.
tak lama kemudian keluar lah emmang dari rumah sambil tersenyum dan membawa tunas tersebut ( emmang melakukan itu karena beliau ingin menguji seberapa besar tanggung jawab anak nya, ya sebandel bandel nya teh via dia ternyata masih bertanggungjawab)
diam diam teh via menitipkan kan uang agar di belikan hp oleh santri yang hanya ikut ngaji saja padahal sudah jelas larangan membawa alat elektronik tidak diperbolehkan bahkan tv dsb di rumah emmang tidak ada,
di media sosial lah teh via dapat jodoh ya Alhamdulillah jodoh nya bisa ngaji kitab dan pintar mengaji, sedangkan teh vai dia di jodohkan dengan santri putra dipesantren nya , santri yang dimana sedari kecilnya bertahan disini hingga dewasa sekarang.
ripa pernah melihat emmang marah sama santri putri, beliau datang ke asrama satu lalu berkata" keluar" dengan nada tegas, semua santri lari pergi ke asrama 2 kemudian emmang mengikuti nya kemana arah santri pergi, hingga semua santri pergi lalu berjalan ke arah hutan emmang masih mengikuti nya,
ripa bilang ke santri lama
: "teteh ini itu lagi ngapain, kenapa jalan lalu lari kesana kemari"
" ini itu cara emmang menghukum santrinya, ya dengan cara menyadari kesalahannya paribasanya pesantren sudah mendidik santri, santri yang awalnya tidak membawa apa-apa, tidak tahu apa apa jadi tahu, tentang mengaji dsb."
"oh, ia ya teh, dengan cara seperti ini aku jadi malu akan diriku ini😔"
**********
@ seperti itu lah cerita nya gaess,, pesantren yang ada di zontor daerah garut dan tidak terdeteksi dengan google maps bahkan di peta pun gak ada😁,
aku tuh pengen banget mesantren disana, lebih baik hidup seperti itu daripada harus merasakan dunia luar yang amat kejam😫...