Download App
96.15% Moment at Senior High School / Chapter 50: Bab 50

Chapter 50: Bab 50

Persidangan berjalan dengan lancer dan mereka berenam ditetapkan bersalah, lalu saat hakim akan mengetuk palu yang bertanda bahwa mereka dinyatakan bersalah, lalu saat itu lah datang lah Devan dengan napas terengah – engah dan keringan bercucuran.

Devan : "Maaf pak hakim di sini saya hendak memberikan kesaksiaan yang saya dapatkan"

Jaksa : "Tidak bisa hakim sudah memutuskan untuk mendakwa mereka berenam"

Pengacara : "Tetapi hakim belum mengetukkan palunya"

Sejenak para hakim mulai berdiskusi tentang langkah apa yang akan mereka ambil selanjutnya.

Hakim : "Baiklah anda boleh menjadi saksi dan persidangan akan dilanjutkan kembali"

Senyum Devan pun mulai terbit dengan segara ia menuju kursi untuk bersaksi.

Devan : "Di dalam flashdisk sudah terdapat rekaman telpon saat saya sedang menelpon adik saya Chaca. Di dalam rekaman itu memperlihatkan bahwa saudara Jerry murid baru dari SMA Bina Bangsa"

Devan kemudian menyerahkan flashdisk itu pada hakim. Rekaman itu di dapat dari sambungan telpon saat Chaca dan yang lainnya mencari siapa dalang di balik ini semua. Saat itu Devan menelon Chaca karena ia mempunyai feeling tidak enak tentang Chaca. Saat Chca mengangkat telpon dari Devan terdengar suara musik yang sangat keras sekali. Devan khawatir akan keadaan adiknya dan khawatir jika nanti terjadi apa – apa pada adiknya. Akhirnya ia memutuskan untuk merekam panggilan telpon tersebut. Dan yang benar saja kemudian sesuatu terjadi pada adiknya. Untung saja Chaca tidak mematikan panggilan telpon itu dan semua omongan Jerry pada Chaca terekam dengan sempurna. Namun kesialan kembali melanda Devan. Hpnya yang digunakan untuk merekam kejadian tersebut malah jatuh ke dalam air sehingga hp nya perlu diperbaiki. Sehingga baru sekarang Devan muncul dan membawa semua bukti.

Akhirnya persidangan pun selesai dengan Jerry yang didakwa penjara seumur hidup dan Chaca, Veve, Nora, Zeva, Rosie, dan Tara di bebaskan dari hukuman. Sontak mereka semua dapat bernafas dengan lega.

Chaca : "Mama, Papa, Bang Depan, Bang Devo" Chaca berlari menuju keluarganya dan memeluk mereka.

Papa : "Syukurlah semuanya sudah selesai"

Tania : "Makannya jangan jadi orang yang suka membully" Kata Tania tunangan Devo.

Devo : "TANIA" Ucap Devo dengan nada membentak.

Devo : "Kalau ngomong mulutnya itu dijaga"

Tania yang mendengar itu hanya memasang muka masam. Lalu datanglah Kenan.

Kenan : "Syukurlah kamu gak apa – apa" Sambil mengelus rambut Chaca yang kemudian dibalas dengan senyuman oleh Chaca.

Devan : "Pa aku pamit mau samperin Rosie dulu yaa"

Papa : "Iya. Makasih ya kamu udah bantuin adik kamu"

Devan : "Iya pa sama – sama. Lagian itu kan udah tugas aku sebagai abangnya ya nggak?" Sambil mengacak – acak rambut Chaca.

Chaca : "Ih bang Depann"

Sebelum menerima amukan dari Chaca, Devan langsung pergi dari sana menuju tempat Rosie berada.

Devan : "Ros"

Rosie : "Devann"

Devan : "Kamu kok sendirian? Keluarga kamu enggak dateng?"

Pertanyaan dari Devan hanya dijawab gelengan oleh Rosie.

Devan : "Ya udah gak apa – apa. Masih ada aku di sini" Jawab Devan sambil merangkul tubuh Rosie menuju dada nya yang bisa dibilang sangat sexy.

Devan : "Ros"

Rosie : "Iya?"

Devan : "Mulai sekarang ayo kita menata masa depan bersama. Kamu mau kan menjadi pendamping aku untuk masa depan aku?"

Rosie : "Iya" Jawab Rosie dengan wajah yang sudah merah padam.

Setelah mendengar jawaban dari Rosie, lalu dikecunya puncuk rambut Rosie oleh Devan.

Devan : "Makasi"

Ansel : "Nor"

Nora : "Ngapain lu ke sini"

Ansel : "Gue ke sini cuma mau minta maaf sama pamitan sama lu"

Nora : "Minta maaf? Dalam rangka apa lu minta maaf? Soal yang kemarin? Cih jangan harap lu dapet maaf dari gue"

Ansel : "Iya gue tau beruatan gue emang kelewat batas banget sama lu. Gue tau selama ini masalah perjodohan emang bukan salah elu dan bukan atas permintaan elu, tapi diri gue malah salahin elu, ngebenci elu atas semua perjodohan yang mendadak ini. Gue emang salah manfaatin elu buat mendukung perusahaan bokap

gue. Gue sekali lagi minta maaf atas semua itu. masalah yang kemarin gue juga minta maaf karena berlaku kasar sama elu. Berkat Alika gue juga tahu selama ini gue suka sama elu, tapi gue selalu menempis perasaan itu"

Nora : "Halah elu gak usah sok minta maaf pakek pernyataan cinta segalah. Lu pikir dengan gue denger lu kayak gitu gue bakalan maafin elu? Sorry ya gue gak bakalan maafin elu"

Ansel : "Iya gue tahu emang semua perilaku gue ke elu gak pantes buat di maafin gue sadar akan itu. Maka dari itu sekarang gue mau pamit sama elu. Kemarin setelah bokap tau kejadian di kapal pesiar itu gue di hajar habis – habisan sama bokap"

Nora perlahan menatap muka Ansel setelah dari tadi dia berbicara dengan Ansel tanpa menatap mukanya dan Nora kemudian melihat lebam pada muka Ansel. Sedikit kekhawatiran tergambar pada muka Nora.

Ansel : "Maka dari itu bokap nyuruh gue untuk balik ke Inggris lagi dan gak ngebolehin gue balik ke sini sebelum gue sukses"

Setelah mendengar penjelasan dari Ansel yang sukses membuat dada Nora terasa sesak.

Ansel : "Gue pamit ya Nor. Lu di sini harus jaga diri baik – baik, karena gue udah gak bisa jagain elu lagi. Elu jangan buat masalah lagi karena gue sekarang gak bisa beresin semua masalah yang elu buat. He. He. He. Semoga elu dapat penggatin terbaik dari gue. Gue pergi ya Nor"

Saat Ansel sudah berbalik dan akan pergi meninggalakn kantor pengadilan saat itu lah air mata Nora menetes deras.

Nora : "Kenapa dada gue terasa sesak banget? Kenapa gue sedih? Padahal kan gue harusnya seneng karena Ansel udah kalah dan minta maaf sama gue dan yang terpenting dia gak bakalan gangguin gue lagi. Tapi KENAPA, KENAPA DADA GUE SESAK BANGET? Hiks. Hiks. KENAPA GUE NGERASA SEDIH?"

Tara yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Nora yang menangis sesunggukan.

Tara : "Nor lu gak kenapa – kenapa?"

Nora : "Tar… kenapa gue sesedih ini? Seharusnya gue bahagia kan?"

Setelah mendengar ucapan dari Nora, Tara langsung memeluk Nora dengan erat.

Tara : "Itu tandanya elu sayang sama dia. Elu cinta sama dia Nor"

Nora : "Cinta?" Tanya Nora sambil mengerutkan keningnya.

Tara : "Iya. Dan kalau lu cinta berarti lu harus kejar cinta lu"

Nora : "Tapi Nor"

Tara : "Dalam cinta gak ada kata gengsi. Sekali lu lewatin kesempatan karena kata gengsi itu lu bakal menyesal Nor. Sekarang masih ada waktu sebelum lu sedih dan menyesal. Lu kejar dia"

Nora : "Makasi Tar"

Nora pun menyusul Ansel dan syukurnya Ansel masih ada di parkiran belum pergi ke bandara.

Nora : "Sell. Ansell"

Ansel membalikkan badan dan terkejut melihat orang yang memanggilnya adalah Nora.

Ansel : "Nora? Ngapain kamu kesini? Dan ini kenapa kamu kok nangis? Ada yang jahatin kamu?"

Tanpa menjawab semua pertanyaan dari Ansel, Nora langsung memeluk tubuh Ansel.

Ansel : "Norr" Kata Ansel dengan nada lembut.

Ansel : "Kamu kenapa" Kata Ansel sambil melepas pelukan dari Nora untuk menatap wajah gadis itu. Tapi sayang nya Nora menolak melepaskan tubuh Ansel.

Nora : "Sell bisakah kita memulai semuanya dari awal? Aku nyesel sama perbuatan aku selama ini sama kamu. Dan aku juga baru menyadari aku sayang sama kamu Sel. Pilss jangan tinggalin aku sendirian di sini. Aku butuh kamu"

Setelah mendengar itu Ansel langsung melepakan pelukan Nora untuk melihat wajah gadis itu.

Ansell : "Kamu serius?"Sambil menangkup pipi Nora.

Pertanyaan dari Ansel tersebut mendapatkan jawaban anggukan dari Nora.

Ansell : "Makasi. Aku juga cinta sama kamu" Jawab Ansell yang langsung memeluk tubuh Nora.

Setelah lama saling berbelukan Ansell kembali melepaskan pelukan itu dan tak melewatkan kesempatan untuk mencium mesra Nora.

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C50
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login