Download App
76.92% Moment at Senior High School / Chapter 40: Bab 40

Chapter 40: Bab 40

Keesokan Hari

Hari Selasa, Tanggal 23

SMA Bina Bangsa Internasional School

Chaca P. O. V.

Saat ini semua murid SMA Bina Bangsa sedang berkumpul di depan kelas 11 A.

Chaca : "Ada apaan sih ini kok semua pada kumpul depan kelas"

Vira : "Chacaa gawat chaa" (Sambil teriak)

Chaca : "Apaan sih Vir pakek teriak – teriak heboh banget dah lu"

Vira : "Gimana gak heboh coba orang barusan ada orang meninggal"

Chaca : "Hah maksud lu apaan?"

Vira : "Lu tau gak Cha si upik abu"

Chaca : "Iya kenapa si upik abu?"

Vira : "Si upik abu meninggal Cha"

Chaca : "Apaan sih lu Vir gak lucu tau. Lu gak usah bercanda"

Vira : "Siapa juga yang bercanda"

Saat aku sedang berbicara dengan Vira tiba – tiba guru wali kelas 11 A datang ke kelas 11 A.

Guru : "Anak – anak semua tolong diam. Di sini selain kelas 11 A kalian semua boleh balik ke kelas kalian masing – masing. Dan untuk kalian kelas 11 A sementara kelas ini akan di tutup dan kalian akan di alihkan ke kelas reguler"

Murid : "Hah kelas reguler ya gak bisa lah pak. Masa Cuma gara – gara si anak reguler itu mati kita semua jadi kena imbasnya"

Guru : "Sudah – sudah kalian tidak usah protes. Dan setelah kali ini kalian semua akan di mintai kesaksian untuk membantu para detektif"

Murid : "Hah apaan sih pak orang Cuma anak reguler doing yang mati dulu bukannya banyak ya yang mati bunuh diri tapi pihak sekolah malah diam – diam aja tapi semenjak anak reguler gabung sama kita semua langsung berubah gak adil banget sih nih sekolah. Kita udah bayar mahal – mahal tapi malah diperlakuin

kayak gini"

Guru : "Jika kalian masih protes bapak akan kasih kalian hukuman. Apa masih ada yang masih protes?"

Murid : "Tidak"

Guru : "Jika tidak ada kalian semua ayo ikut bapak untuk di introgasi"

Saat pak guru yang sedang berdebat dengan murid lain aku merasa polisi yang bersama pak guru sedang melihat ku terus – menerus. Lalu saat semua murid mulai berjalan menuju tempat introgasi aku berjalan di bagian belakang dan tak kusangka polisi itu berada di smaping ku.

Polisi : "Selamat pagi dek"

Saat polisi itu menyapa ku aku membalasnya dengan muka jutek ku.

Polisi : "Maaf dek apa saya boleh tanya?" Berbicara dengan bahasa yang formal.

Chaca : "Kenapa bertanya sekarang bukankah nanti kita semua juga akan ditanyai"

Setelah berbicara itu aku pun bergegas menyusul teman – teman ku yang sudah berjalan jauh dari ku.

Chaca : "Oh iya kenapa lu berbicara formal pada gue lu pikir usia gue lebih tua apa dibanding sama lu"

 "Dasar anak sekarang tidak tahu tata krama" (Batin polisi)

Di Luar Ruang Introgasi

Saat ini aku sedang menunggu giliran ku masuk ke dalam ruang introgasi. Lalu saat aku sedang menunggu tiba – tiba Veve datang.

Chaca : "Lu abis dari mana aja sih?"

Veve : "Ada urusan gue"

Chaca : "Lu udah tahu apa yang lagi terjadi sekarang?"

Veve : "Iya gue barusan dikasih tahu makannya gue langsung ke sini"

Chaca : "Terus sekarang kita harus gimana? Jujur gue takut banget Ve"

Veve : "Yam au gimana lagi ya kita harus hadapin semuanya lah"

Saat aku sedang berbicara dengan Veve tiba – tiba pak guru memanggil ku.

Guru : "Chaca ayo kamu selanjutnya masuk untuk di introgasi"

Chaca : "Iya pak"

Sebelum aku mausk ke dalam ruangan aku sempat melihat Veve dan dia menganggukkan kepalanya seakan memberi tanda bahwa semua akan baik – baik saja.

Di Dalam Ruang Introgasi

Polisi : "Nama?"

Chaca : "Zaviera Xaveria Chamomile"

Polisi : "Perasaan kamu di panggil Chaca deh kok nama kamu gak ada kata Chaca?"

Chaca : "Ya suka – suka orang tua gue lah. Gue mau dinamain siti kek, jubaidah kek, lastri kek itu semua kan bukan urusan elu"

Polisi : "Saudara Chaca mohon anda berbicara sopan"

Chaca : "Woi usia lu berapa sih? Baru usia 25 tahun aja udah kayak usia 35 tahun. Gak usah sok – sok an deh lu"

Brak. Polisi itu menggebrak meja.

Polisi : "Meskipun usia saya 25 tahun atau 35 tahun saya tetaplah lebih tua dari anda. Jadi sudah sepantasnya anda menghormati saya"

Chaca : "Ya. Ya. Om. Dasar gila hormat"

Polisi : "Baiklah kembali lagi ke topik. Apa hubungan anda dengan almarhum Chaca?"

Chaca : "Gue punya hubungan sama dia? Dih najis banget gue punya hubungan dengan anak gembel kayak dia. Kalau gue punya hubungan sama dia gue udah pasti ditertawain sama satu sekolah deh"

Polisi : "Saudara Chaca anda ini memang tidak bisa menjaga cara bicara anda ya. Bicara anda ini memamng sangat kasar ya"

Chaca : "Terus kenapa pak? Anda juga pasti tidak mau berhubungan dengan orang – orang kelas bawah yang setiap harinya selalu mengeluh tanpa ada usaha untuk mengatasi masalah mereka. Anda juga pasti tidak mau bergabung dengan mereka kan pak? Orang kaya seperti anda mana mungkin mau berurusan dengan mereka"

Polisi : "Tau dari mana anda saya dari keluarga kaya?"

Chaca : "Bapak bercanda hah? Bapak mau mengejek saya dengan jam tangan rolex anda hah? Mana ada polisi yang pangkat rendah seperti bapak ini bisa punya jam tangan rolex. Seharusnya bapak mikir dulu sebelum bertindak"

"Sial gue lupa kalau gue pakai jam tangan rolex hadiah dari mama. Sialan nih bocah cerdik juga" (Batin polisi)

Polisi : "Kita kembali lagi ke topik. Semalaman kamu berada di mana?"

Chaca : "Saya berada di rumah"

Polisi : "Ya sudah kamu sudah boleh keluar"

Kantin

All Part

Vira : "Gila gue tadi waktu di introgasi beneran ketakutan banget Cha. Tapi gak apa – apa sih soalnya muka si bapak polisinya ganteng hehehe. Ya kan Cha?"

Chaca yang diajak bicara oleh Vira dia hanya terdiam saja tanpa menanggapi omongan Vira.

Vira : "Cha lu kok diem aja sih. Cha. Cha. Cha" (Sambil menggoyang – goyangkan tubuh Chaca)

Chaca : "Hah?"

Vira : "Kok lu malah ngelamun sih"

Chaca : "Hah?"

Vira : "Loh Cha lu mau kemana"

Saat berbicara dengan Vira, Chaca melihat Veve yang sedang menuju kantin. Lalu Chaca menghampiri Veve.

Chaca : "Ve. Veveee"

Veve : "Hah apaan sih?"

Chaca : "Kita perlu bicara. Ayo ajak yang lainnya juga"

Veve : "Yang lainnya siapa?"

Chaca : "Yang kemaren Ve. Kok lu tenang – tenang aja sih? Udah ayo kita bicarakan soal ini sekarang bareng sama mereka"

Saat Chaca dan Veve sedang berbicara tiba – tiba Kenan menghampiri Vira yang sedang duduk di bangku kantin sendirian.

Kenan : "Chaca lagi ngapain bicara sama Veve"

Vira : "Hoii kaget gue. Lu kalau datang pakek permisi dulu napa"

Kenan : "Udah gak usah pakek lama buruan jawab pertanyaan gue"

Vira : "Yang apaan?"

Kenan : "Hish. Yang tadi kenapa Chaca bicara sama Veve bukannya mereka gak akur?"

Vira : "Entahlah gue juga gak tahu"

Setelah berbicara dengan Vira, Kenan langsung meninggalkan Vira.

Vira : "Astaga bener – bener pasangan yang aneh"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C40
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login