Download App
61.53% Moment at Senior High School / Chapter 32: Bab 32

Chapter 32: Bab 32

Saat ini aku sedang bersama dengan dokter ku dan juga Revo.

Dokter Brengsek : "Siapa ini?" (Bertanya dengan curiga)

Veve : "Ini namanya Revo kak. Dulu yang pernah angkat telepon dari kakak"

Dokter Brengsek : "Oh ini anak yang kurang ajar itu"

Veve : "Kakak apa - apaan sih. Revo gak usah kamu peduliin sikap kakak aku"

Revo : "He he he iya santai aja Ve. Omong - omong ini kakak kamu?"

Veve : "Iya dia kakak sepupu aku, namanya Riant" 

Revo : "Salam kenal dokter Riant nama saya Revo" (Sambil menjulurkan tangan untuk berjabat tangan)

Dokter Riant : "Hmm"

Veve : "Ish kakak. Itu Revo mau salaman tapi kok malah didiemin sih"

Revo : "Gak apa kok Ve"

Dokter Riant : "Ve ayo kita makan di luar. Kakak udah laper banget nih"

Veve : "Iya iya"

Revo : "Ya sudah kalau begitu aku balik dulu ya"

Veve : "Rev tunggu dulu"

Revo : "Iya?"

Veve : "Udah kamu ikut aja sama kita makan bareng"

Akhirnya mereka bertiga pergi makan bersama.

Di dalam taxi

Saat dalam perjalanan menuju restaurant, jalanan tiba - tiba macet.

Dokter Riant : "Kok tiba - tiba macet pak?"

Supir taxi : "Entah saya juga tidak tahu pak. Sepertinya ada kecelakaan mobil.

Saat mendengar penjelasan dari sopir taxi itu badan ku langsung membeku dan mulai berkeringat dingin.

Dokter Riant : "Ya sudah biar saya periksa dulu ke sana. Kamu jagain adik saya. Jangan sampai dia keluar dari taxi ini"

Revo : "Oh iya kak"

Dokter Riant : "Ve kakak pergi cek dulu ya. Kamu tenang aja semua pasti tidak apa - apa" (Sambil mengusap - usap rambut ku)

Di jalan

Dokter Riant : "Permisi pak. Ada apa ini pak?"

Pengguna jalan : "Ada kecelakaan pak"

Dokter Riant : "Bolekah saya memeriksanya pak. Kebetulan saya adalah seorang dokter"

Pengguna jalan : "Oh iya silahkan. Untuk semuanya yang sedang bergerombol silahkan minggir dulu. Beri jalan untuk dokter ini"

Di dalam taxi

Revo : "Sepertinya memang benar ada kecelakaan di depan sana deh. Ve kamu gak apa - apa kan?"

Aku hanya terdiam saja melihat jalanan dari kaca jendela samping ku. Lalu tiba - tiba saat itu hp sopir taxi itu berdering ada panggilan masuk.

Sopir taxi : "Permisi saya mau angkat telpon dulu"

Revo : "Oh iya pak"

Setelah beberapa saat sopir taxi itu kembali dari mengangkat telpon itu.

Sopir taxi : "Maaf dek sebelumnya. Saya ada panggilan mendadak dari istri saya. Istri saya akan melahirkan dan saya harus pergi ke rumah sakit. Jadi adik - adik boleh kah keluar dari taxi saya. Sekali lagi saya mohon maaf"

Revo : "Oh iya pak tidak apa - apa kok"

Di jalan

Saat ini aku sudah keluar dari dalam taxi itu dan saat ini juga terdengar banyak sekali suara sirine.

Niu. Niu. Niu.

Veve : "Akhh" Seketika kepala ku sakit.

Revo : "Ve kamu kenapa? Kamu gak apa - apa kan?"

Tanpa menjawab pertanyaan Revo aku langsung berlari tanpa arah. Aku berusaha sebisa mungkin untuk menghindari mendengar suara sirine itu. Aku berlari terus dan terus, dan tanpa sadar aku telah sampai di tempat kecelakaan itu.

Veve : "AAHHHH" Aku berteriak dengan sangat kencang dan orang - orang di sana mulai melihat ke arah ku. Saat semua mata memandang ku aku merasa mereka seakan - akan ingin membunuh ku.

Veve : "Ampunn. Ampun aku tidak bersalah. Aku tidak pernah melakukan itu" Trauma ku mulai kembali. Aku kalap. Itulah yang aku rasakan sekarang.

Pengguna jalan : "Nona apakah kamu tidak apa - apa" Mereka semua mulai mengerubuni ku.

Veve : "Jangan mendekat. Aahh tidak jangan mendekat"

Dokter Riant : "VEVEE" Saat aku mendengar suara itu, aku semakin menjadi - jadi. Aku kembali mengingat masa - masa saat aku harus menjalani rehabilitasi.

Aku ingin kabur. Aku ingin melarikan diri. Aku tidak ingin mengalami masa itu lagi.

Veve : "Jangan mendekat. Jangan mendekat" Aku berlari sejauh mungkin.

Brak. Ada mobil yang menabrak ku. Tubuhku terpental sangat jauh.

"Mungkin ini adalah penebusan dosa ku. Maaf kan aku Valerie" (Batin ku)

Dokter Riant : "VEVEE"

Revo : "Vee"

Rumah Sakit

All Part

Buk. satu bogeman mendarat di pipi Revo.

Dokter Riant : "Kamu jagain Veve aja gak mampu, gimana nanti seterusnya hah? Dikasih amanat gitu aja gak mampu. Lihat Veve jadi seperti ini, ini semua gara - gara kamu"

Revo : "Saya minta maaf kak"

Dokter Riant : "Hiks hiks. Tuhan apa salah Ve sampai harus seperti ini?"

Flashback On

5 Tahun Yang Lalu

Veronica P. O. V.

Rumah Veve

Mama : "Veve, Val ayo cepet sarapan"

Veve : "Iya maa"

Valerie : "Ve nanti kita berangkat bareng kan?"

Veve : "Hmm"

Mama : "Nanti kalian waktunya mos kan?"

Valerie : "Iya maa"

Mama : "Ve jangan lupa nanti jagain Valerie"

Veve : "Hmm"

Mama : "Val kamu makan yang banyak. Kamu jangan sakit - sakit ya nak"

Valerie : "He he he iya maa"

Namanya Valerie Lee. Dia adalah saudara kembar ku. Namun meskipun kita kembar kita bagaikan uang logam yang memiliki dua sisi. Mungkin orang lain mengaggap ku jahat, suka membully, sifat ku dingin ke orang lain, cuek, kasar dan what ever lah suka - suka mereka. Mungkin itu semua terjadi karena dia Valerie selalu mendapatkan perhatian yang lebih dari ke dua orang tua ku. Aku paham mengapa ia selalu mendapatkan perhatian yang lebih dan lebih, itu karena penyakit radang paru - paru yang di deritanya. Awalnya aku merasa kasihan padanya, namun lama - kelamaan aku merasa is not fair. Aku sangat menyayanginya tapi orang lain selalu menyangjung - nyanjung dia. I know why everybody love her, but I am a human too. Aku juga butuh kasih sayang.

SMP Nusa Jaya

Depan Gerbang

Saat mobil sudah sampai di depan gerbang sekolah aku langsung keluar dari mobil, sedangkan Valerie masih ada di mobil

Mama : "Val ayo minum obatnya dulu"

Valerie : "Nanti aja ma waktu di sekolah aja"

Mama : "Enggak gak boleh. Kamu harus minum obatnya di sini"

Ketua Osis : "Ayo adik - adik cepat berkumpul di lapangan, karena mos sebentar lagi akan dimulai" Saat kakak osis itu mulai berbicara aku sudah dalam sekolah, sedangkan Valerie dia masih di dalam mobil. Saat gerbang sudah tertutup baru lah Valerie keluar.

Valerie : "Kak maaf kan saya. Saya terlambat"

Ketua Osis : "Hari pertama saja sudah datang terlambat"

Valerie : "Sebenarnya saya sudah datang dari tadi, tapi mama saya tadi masih ada urusan kak"

Ketua Osis : "Halah gak usah banyak alasan kamu"

Valerie : "Beneran kak kalau gak percaya tanya saja pada kembaran saya" (Sambil menunjuk Veve)

Ketua Osis : "Hei kamu berhenti" (Sambil berteriak)

Aku pun langsung menoleh pada ketua osis itu.

Ketua Osis : "Apakah benar kamu saudaranya?"

Veve : "Lu buta atau gimana sih. Dilihat aja sudah jelas tapi lu masih tanya"

Anggota Osis Lain : "Kamu siswa baru kan? Peserta mos kan?"

Veve : "Kenapa si lu lu pada suka banget tanya - tanya. Dari atribut yang gue pakek aja udah keliatan kalau gue murid baru dan peserta mos"

Ketua Osis : "Kamu sangat tidak hormat sama kakak kelas dan sangat tidak sopan sekali"

Veve : "Emangnya lu siapa hah? Pakek minta dihormatin segala. Kenal aja kagak tapi minta dihormatin. Coba sekarang gue tanya sama lu nama gue siapa?"

Semua orang terdiam.

Veve : "Lu gak tahu kan nama gue, terus yang lebih gak sopan siapa hah? Orang yang pertama kali ketemu udah teriak - teriak dan lu gak tahu nama gue tapi nyuruh gue sopan sama lu gitu"

Semua orang hanya terdiam dan aku pun langsung berjalan ke dalam halaman sekolah.

Cerita berlanjut...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C32
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login