Download App
55.76% Moment at Senior High School / Chapter 29: Bab 29

Chapter 29: Bab 29

Si Surat Merah : "Kau kemarilah " (Sambil menunjuk Veronica)

Veronica hanya terdiam saja karena dia ketakutan.

Si Surat Merah : "Aku bilang kau cepat kemari. Kenapa kau tidak mendengarkan ku" (Sambil menarik tangan Veronica)

Veronica : "Akhh. Apa sebenarnya mau mu? Aku tidak pernah memiliki masalah dengan mu"

Si Surat Merah : "Ha ha ha. Kau benar, aku memang tidak pernah memiliki masalah dengan mu. Tapi kau telah merebut kebahagiaan terbesar ku" (Sambil memukul Veronica)

Veronica : "Akkh. Hiks hiks hiks. Tolong ampuni aku, jika kau melepaskan aku dan mereka maka aku akan memberikan mu apapun itu"

Chaca : "Apa yang dikatakannya benar. Papa dan mama ku akan memberikan mu imbalan yang besar jika kau melepaskan kami"

Semua orang mengagguk.

Si Surat Merah : "Hmm imbalan? Apa kau pikir aku menculik kalian semua karena menginginkan imbalan hah?" (Sambil menjambak rambut Veronica)

Si Surat Merah : "Yang ku inginkan hanya nyawa kalian saja. Aku ingin kalian semua mati. Ha ha ha"

Saat Si Surat Merah sedang berbicara lalu tiba - tiba pintu gudang ada yang mendobraknya.

Braakk. Pintu gudang terbuka. Di sana menampakkan Iqbal, Kenan, Allen, Devan, Bagas, Revo. Ke enam laki - laki itu segera menyelamatkan para perempuan. Perkelahian pun tak dapat terelakkan.

Si Surat Merah : "Kalian semua cepat keluar" Lalu tiba - tiba anak buah Si Surat Merah datang. Perkelahian yang awalnya dimenangi oleh tim Kenan dan kawan - kawan, sekarang situasinya terbalik. Tim Si Surat Merah lah yang mempimpin sekarang. Disaat detik - detik terakhir tim Kenan sudah tidak kuat untuk berkelahi lagi lalu saat itu juga para Polisi dan teman - teman beserta para guru datang. Akhirnya keadaan mulai berbalik. Tim Si Surat Merah terkepung oleh lawan.

Anak Buah Si Surat Merah : "Kalian tunggu apalagi ayo cepat serang. Pokoknya kita harus melindungi bos apapun yang terjadi"

Akhirnya perkelahian pun terjadi. Tim Si Surat Merah terkepung, karena merasa timnya akan kalah akhirnya Si Surat Merah melarikan diri.

Komandan Polisi : "Target telah kabur, ayo kita kejar dia"

Polisi : "Baik komandan"

Polisi mulai mengejar Si Surat Merah, sedangkan yang lainnya masih ada di gudang.

Kenan : "Cha kamu gak kenapa - kenapa kan?"

Chaca : "Iya aku gak apa - apa"

Karena merasa khawatir Kenan memeluk Chaca.

Devan : "Ross"

Rosie : "Vann kam.."

Setelah melihat Rosie, Devan langsung memeluk Rosie.

Rosie : "Vann kam.."

Devan : "Sssttt. Kasih aku beberapa waktu saja"

Rosie : "Hhmm"

Zeva : "Ngapain lu kesini?"

Allen : "Salah gue kesini?"

Zeva : "Ya salah lah. Kan lu seharusnya ada disamping cewek yang lu sukai" (Sambil berdiri)

Saat Zeva ingin berdiri, tiba - tiba dia tidak kuat untuk berdiri.

Allen : "Zevv" (Sambil memegang tubuh Zeva)

Zeva : "Lepass" (Sambil melepas tangan Allen yang sedang memegangi tubuh Zeva)

Zeva melihat ke arah Rosie, ternyata dia sedang berpelukan dengan Devan.

Zeva : "Oh gue tau alesan lu nyamperin gue. Karena itu kan" (Sambil melihat ke arah Rosie dan Devan yang sedang berpelukan.

Allen : "YA ELU BENER. PUAS LU" (Sambil berteriak dan meninggalkan Zeva)

Zeva ingin berjalan tapi dia tidak bisa dan akhirnya dia terjatuh.

Zeva : "Akhh"

Allen tiba - tiba kembali lagi dan langsung menggendong Zeva.

Zeva : "Len lu ngapain sih gendong gue. Turunin gue Len" 

Allen tidak menggubris omongan Zeva.

Revo : "Ve kamu gak kenapa - kenapa kan"

Veve hanya terdiam saja dan tidak menjawab pertanyaan Revo.

Revo : "Vee" (Sambil mengelus rambut Veve)

Veve : "Hiks hiks" (Veve menangis sambil memeluk tubuh Revo, karena mengingat kejadian yang tadi terjadi)

Revo : "Ve kamu kenapa Ve?"

Veve hanya terdiam dan tetap menangis di dada bidang milik Revo.

Tara : "Gass"

Bagas : "Tar lu gak kenapa - kenapa kan?" (Bertanya dengan cemas

Tara : "Ya ilah Gas gue gak apa kali. Kayak lu gak kenal gue aja wkwkwk" (Sambil tertawa mengejek)

Bagas melihat tangan Tara yang terluka.

Bagas : "Lu tuh ya gak bisa apa jaga diri lu sendiri. Paling gak itu buat diri lu sendiri gak buat orang lain Tar"

Tara : "He he he. Ya ilah cuma luka kayak gini mah kecil Gas, kayak lu gak kenal sama gue aja Gas"

Bagas : "TARA" (Sambil teriak)

Tara hanya tertawa karena melihat wajah Bagas yang memerah karena marah.

Tara : "Kok lu bisa ada di sini sih? Kan lu biasanya gak peduli sama urusan orang lain"

Mendengar itu Bagas hanya terdiam saja.

Tara : "Gas. Bagass"

Sekali lagi Bagas hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Tara.

Iqbal : "Kamu gak apa - apa"

Tiba - tiba Iqbal menghampiri Nora.

Nora : "Iya gak apa - apa"

Iqbal : "Nama kamu siapa"

Nora : "Nora"

Iqbal : "Berarti udah lengkap semuanya. Semua orang udah ketemu. Kalo boleh tau kamu kenapa kok bisa disini?"

Nora : "Gue diculik"

Flashback On

Nora P. O. V.

Hutan

Saat ini aku sedang mengikuti kegiatan penjelajahan. Aku satu sangga dengan Chaca si udik kelas 11 A. Karena dia adalah anak reguler yang berasrti aku bisa memperbudak dia ha ha ha, sama seperti sekarang.

Nora : "Woi upik abu lu bawain tas gue sama temen - temen yang lain"

Upik Abu : "Kenapa harus aku?"

Nora : "Wah udah mulai ngelunjak ni bocah. Enaknya kita apain nih bocah guys?"

"Udah kita kerjain aja dia Nor" (Jawab salah satu teman Nora)

Nora : "Ide yang bagus tuh. Sini lu ikut gue upik abu"

Panitia : "Itu yang di belakang lagi ngapain kok kumpul di belakang bukannya terusin jalan? Ayo cepat jalan. Jika kalian menghambat kegiatan maka kalian akan dikenakan hukuman. Kalian tahu itu kan?"

Nora : "Oh kita gak lagi ngapa - ngapain kok. Kita cuma mencoba akrab saja kok sama anak reguler" (Sambil berbicara manis)

Panitia : "Di sini tidak ada yang namanya anak reguler, VIP, dan VVIP. Di sini semuanya sama. Apa kalian mengerti?"

Nora : "Oo iya maaf"

Panitia : "Ayo kembali jalan"

Nora : "Jangan lu pikir lu bisa lolos cuma gara - gara si panitia resek itu" (Sambil berbisik pada Upik Abu)

Setelah mendengar itu Upik Abu hanya terdiam ketakutan.

Di tengah perjalanan, kita semua sedang melewati jembatan kayu untuk menuju rute selanjutnya.

"Nora mumpung disini ayo kita kerjain si Upik Abu" (Kata salah satu teman Nora)

Nora : "Hmm ide bagus tuh"

Lalu saat kita semua berjalan melewati jembatan yang di bawahnya ada sungai, aku lalu maju kedepan berada di samping Upik Abu. Dan saat itu juga Upik Abu ku dorong dan akhirnya dia terjatuh ke dalam sungai.

Upik Abu : "Ahh tolong - tolong aku tidak bisa berenang"

Kebetulan air sungai itu deras.

Panitia : "Ya ampun ada anak yang tercebur. Di sini siapa yang bisa berenang, maka kalian dapat menyelamatkan dia"

Mereka semua hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan nya.

Panitia : "Tolong lah siapa pun"

Saat itu Upik Abu sudah hampir kehabisan nafas dan tenggelam, lalu tiba - tiba ada Revo datang menyelamatkan si Upik Abu. Akhirnya Upik Abu pun selamat.

Nora : "Sialan siapa sih tuh yang selamatin si Upik Abu"

"Kayak nya itu Si Revo deh anak kelas 11 A. Dia juga anak reguler deh kalo gak salah" (Jawab salah satu teman Nora)

Cerita Berlanjut...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C29
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login