Download App
53.84% Moment at Senior High School / Chapter 28: Bab 28

Chapter 28: Bab 28

Chaca : "Ve, Veve bangun Ve"

Chaca : "Ve lu kok bisa ada disini juga"

Veve : "Akhh"

Chaca : "Ve lu gak papa?"

Veve : "Kok tangan sama kaki gue ke iket gini sih. Lah lu juga ada disini Cha?"

Chaca : "Udah dari tadi gue disini. Lah elu gimana?"

Veve : "Eh punggung gue kok kerasa berat banget yah"

Akhirnya aku melihat ke belakang dan ternyata itu adalah Zeva.

Veve : "Eh Zev lu gak kenapa - kenapa? Mukak lu pucet banget Zev"

Zeva : "Hmm gue gak kenapa - kenapa kok"

Chaca : "Btw kok lu bisa ada disini sih Zev"

Flasback On

Zeva P.O.V.

Hari Kamis, Tanggal 11

Pukul 20.00

Sesaat setelah Allen meninggalkan aku, aku kemudian menangis dan mengingat kenang  kenangan ku dengan Allen di masa lalu. Lalu setelah itu ada seseorang yang memukuli ku.

"Akh siapa kau"

Dia terus memukui ku. Lalu ku ambil batu dan ku pukulkan batu itu kepadanya. Orang itu kembali memukuli ku dan menampar ku hingga aku terkapar lemah. Lalu ada orang yang memanggil - manggil namaku dan setelah mendengar itu orang yang memukuli ku berhenti memukuli ku dan dia kabur.

Orang yang memanggil - manggil namaku datang, aku yang setengah sadar hanya nampak sekilas wajahnya dan aku juga mendengar dia mengatakan sesuatu yaitu 'Zev gue mohon lu bangun Zevv' lalu setelah itu aku tidak dapat mengingat kejadian selanjutnya.

Hari Jumat, Tanggal 12

Pukul 09.20

Keesokan harinya aku pun terbangun. Aku merasakan badan ku sakit - sakit semua dan ku lihat di badan ku juga banyak memar. Beberapa saat kemudian ada seoranng petugas kesehatan datang.

Petugas Kesehatan : "Loh Zeva kamu sudah sadar gimana perasaan kamu? Ada yang sakit?"

Aku menjawab dengan gelengan kepala saja.

Petugas Kesehatan : "Ya sudah kalau begitu ibu tinggal dulu ya?"

Zeva : "Emm tunggu sebentar bu"

Petugas Kesehatan : "Iya kenapa?"

Zeva : "Kenapa saya bisa ada disini ya bu?"

Petugas Kesehatan : "Loh masa kamu gak ingat? Kamu kan kemarin ditemukan pingsan di hutan. Lalu kamu dibawa kesini dengan memar - memar yang ada di badan kamu"

Lalu aku kembali mengingat kejadian kemarin malam.

Petugas Kesehatan : "Ya sudah kalau begitu kamu istirrahat dulu saja, kalau butuh apa - apa kamu tinggal bilang ke ibu saja"

Aku menjawab dengan anggukan kepala. Aku pun kembali tidur, namun saat aku kembali terbangun aku sudah berada di dalam mobil sendirian.

"Dimana gue? Ngapain gue di dalam mobil?"

Lalu aku meihat dua orang laki - laki di luar, pakaian mereka tampak seperti preman.

"Apa gue lagi diculik? Kalo emang bener gue dicuik berarti ini kesempatan yang bagus buat kabur"

Aku kemudian kabur secara diam - diam, namun sayangnya dua orang itu melihat ku kabur. Aku pun berlari sebisa mungkin, karena kondisi tubuh ku yang masih belum sehat membuat ku tertangkap. Saat mereka menangkap ku aku mencoba melawan dengan sebisa mungkin. Saat aku melawan mereka badan ku semua babak belur dan akhirnya aku pingsan.

Gudang

Saat aku membuka mata ku aku sudah berada di dalam gudang ini dengan keadaan tangan dan kaki yang sudah terikat rapat. Di dalam gudang sudah ada Chaca, Veve, Rosie, dan Tara. Kami semua sepertinya sedang diculik, lalu siapa dalang dibalik ini semua? Apakah si surat merah? Entahlah kepala ku teralalu pusing untuk memikirkannya.

Flashback Off

All Part

Gudang

Chaca : "Gimana cara kita buat keluar dari sini?"

Zeva : "Entahlah badan ku sudah terlalu sakit"

Veve : " Eh Zev lu beneran gak apa - apa"

Tara : "Guys gimana kalau kita kabur lewat jendela yang ada di atas sana?"

Nora : "Lu gila apa?"

Tara : "Ya terus apa ide lu buat kitta biar bisa keluar dari sini hah?"

Nora : "Ya apa kek yang penting gak terlalu bahaya dan kita bisa keluar denngan aman"

Rosie : "Udah - udah kalian jangan berantem"

Nora : "Dasar bitch diem lu"

Rosie   : "Maksud lu apaan hah"

Chaca : "Woi udah jangan pada berantem"

Hutan

Dilain situasi ada Iqbal, Kenan, Devan, Revo, Allen, dan juga Bagas yang sedang mencari mereka yang diculik. Akhirnya mereka sampai juga di ujung jalan.

iqbal : "Ini sudah di ujung jalan, sepertinya mustahil kita dapat menemukan mereka"

Kenan : "Maksud lu apaan heh? Lu mau nyerah hah? Lu mau lepas tanggung jawab hah" (sambil emosi)

Iqbal : "Bukan maksud ku buat lepas tanggung jawab tapi kita juga harus lihat situasi dan kondisi. Lebih baik kita serahkan urrusan ini ke kepolisian saja"

Kenan : "Gue gak mau balik dan gue bakalan terus cari Chaca  sampai ketemu" (Sambil emosi)

Bagas : "Ken lu tenang dulu jangan emosi, yang dikatain sama kak Iqbal itu ada benernya juga. Keadannya sekarang kita gak tau mereka ada dimana dan sekarang juga udah malem kita juga harus pikirin yang lainnya juga"

Kenan : "Kalo kalian semua pada pengen balik, balik aja sonoh,, gue mau cari Chaca sampek ketemu"

Devan : "Gue ikut lu Ken"

Allen : "Van lu pikirin lagi lah"

Devan : "Pikirin lagi? Disana entah dimana mereka berada, kapan saja mereka bisa dalam bahaya. Disana ada 2 orang yang gue sayang, satu orang yang gue sukai dann satu lagi adek gue satu - satunya dan elu suruh gue pikirin lagi. Pakek dong otak lu"

Akhirnya Kenan dan Devan pergi ke dalam hutan.

Bagas : "Kak sekarang kita harus bagaimana?"

Iqbal : "Kalau situasinya sudah jadi begini kita bagi kelompok. Saya akan mengikuti Kenan dan Devan dan kalian balik cari bantuan jangan lupa untuk lapor polisi. Jika kalian ingin mengikuti  saya untuk melanjutkan perjalanan menuju  hutan maka silahkan tapi jika kalian ingin kembali maka silahkan"

Akhinya yang mengikuti Iqbal untuk menyusul Kenan dan Devan adalah Revo, Bagas, dan Allen.

Di Depan Gudang 

Disana sudah ada Devan dan Kenan.

Devan : "Eh disini ternyata ada gudang dan gudangya kelihatan udah gak pernah dipakek lagi"

Kenan : "Apa mungkin mereka ada di dalam sana?"

Lalu tiba - tiba datang Iqbal, Allen, Bagas, dan Revo.

Devan : "Kok kalian bisa ada disini?"

Iqbal : "Kita gak bakalan tinggalin kalian sendirian disini"

Kenan : "Udah gak usah banyak omong ayo buruan kita menuju kesana" (Sambil menunjuk gudang tua itu)

Iqbal : "Tunggu dulu mending kita tunggu sampai polisi dateng kesini"

Tanpa mendengarkan omongan Iqbal, Kenan sudah bergegas menuju ke gudang.

Gudang

Disisi lain ada Chaca, Veve, Zeva, Nora, Rosie, dan Tara. Saat itu mereka sedang merencanakan untuk kabur dari  gudang itu. Lalu tiba - tiba datang seseorang dengan pakaian serba hitam dan dia datang dengan tertawa.

"Ha ha ha. Apakah kalian ingin melarikan diri dari sini? Kenapa kalian begituh tergesa - gesa keluar dari tempat ini? Apakah kalian merasa tidak nyaman? Ou ou ou maaf kan aku karena tidak menyediakan sebuah kursi mewah untuk kalian" Dia kemudian berjalan menuju ke arah Rosie dan memegang dagu Rosie.

"Kenapa klian hanya terdiam? Kenapa kalian tidak menjawab ku? Tidak seperti biasanya kalian seelalu menjawab. Apakah kalian tidak meengenaliku hah?"

Mereka serentak menggelengkan kepala.

"Berani sekali kalian tidak mengenaliku hah" 

Dia kemudian menjambak rambut Rosie.

Rosie : "Akhh"

Secara spontan mereka semua berteriak.

"Apa kau tidak mengenaliku nona cantik" Dia menanyai Rosie.

Rosie sekali lagi menjawab degan gelengan kepala. Lalu orang itu kembali menjambak rambut Rosie.

Rosie : "Akhh"

"Mengapa kalian tidak mengenaliku. Padahal aku selalu mengawasi kalian. Aku selalu mengirimi kalian surat itu. Aku selalu bertemu kalian dan mengancam kalian"

Semua orang melototkan mata mereka.

"Iya benar, benar. Aku adalah si surat merah itu. Kenapa kalian sampai terejut begitu"

Cerita berlanjut...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C28
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login