Download App
51.92% Moment at Senior High School / Chapter 27: Bab 27

Chapter 27: Bab 27

Pukul 16.20

Aku sudah menyusuri jalanan ini, namun tak kunjung kutemui hutan itu. Malah semakin aku berjalan menyusuri jalanan ini suasananya semakin sepi. Aku merasa bahwa jalanan ini tidak pernah terpakai lagi, karena jalanannya sudah rusak parah. Aku terus dan terus berjalan menyusuri jalanan.

"Finally ketemu juga hutannya"

Akhirnya aku melihat hutan itu. Aku memasuki hutan itu. Suasana mistis sangat terasa saat aku mulai memasuki hutan. Aku berjalan terus dan terus. Tak lama kemudian aku melihat gudang itu.

"Sashi kamu dimana. Ini aku Chaca. Sashi"

Sesaat kemudian tak ada respon sama sekali. Kuputuskan untuk mendekati gudang itu. Pintu gudang itu  terbuat dari kayu. Kayu itu sudah sedikit lapuk jadi aku bisa melihat isi didalam gudang dari celah - celah pintu kayu yang lapuk.

Bukk.Tiba - tiba ada seseorang yang memukul keppala ku. Kegelapan yang kemudian kurasakan.

Gudang  

Saat ku buka mataku, kepala ku masih terasa pusing. Tangan dan kaki ku terikat dengan rapat.

"Dimana aku"

Aku melihat - lihat sekitar ku. Saat aku melihat kesamping aku melihat  ada Veve yang nampaknya sedang pingsan disamping ku.

"Ve, Veve bangun Ve"

Ku senggol - senggolkan badan ku pada badannya. Akhirnya dia terbangun.

"Ve lu kok bisa ada disini juga"

"Akhh"

"Ve lu gak papa?"

"Kok tangan sama kaki gue ke iket  gini sih. Lah lu juga ada disini Cha?"

"Udah dari tadi gue disini. Lah elu gimana?

Flashback On

Veronica P.O.V.

Kamar Mandi Perkemahan AkbarPukul 06.30  

Saat aku hendak menuju kamar mandi dari jauh sudah terlihat sangat panjang antriannya. 

"Ngapain kalian semua pada ngantri disini?"

"Ya lu pikir kita ngantri disini ngapain ya mau mandi lah masa iya mau ngambi lotrean sih"

"Udah pokoknya gue mau pakek duluan"

"Ya ilah antri dulu kali Ve"

Akhirnya aku berhasil masuk kamar mandi dengan menyalip antrian. Saat aku memasuki kamar mandi air di dalam sana habis.

"Woi airnya habis nih"

"Ya ambil lah sendiri lah di sungai"

Saat aku melihat sekeliling anak yang sedang mengantri kamar mandi aku melihat si upik abu ada disana.

"Woi upik abu sini lu. Ambilin gue air sekarang"

"Kan kamu bisa ambil sendiri Ve"

"Beraninya lu ngelawan perintah gue. Lu berani sama gue hah? Udah cepet ambilin gue air"

Aku menunggu si upik abu sangat lama. Akhirnya aku diberi air. Setelah aku keluar dari kamar mandi aku melihat si upik abu baru kembali dari mengambil air.

"Ve ini airnya"

Saat si upik abu menyerahkan airnya, airnya ku ambil lalu kusiramkan padanya.

"Telat. Gue udah mandi. Hihihi sekarang lu udah gak perlu mandi lagi kan. Berkat gue lu mandi dengan cepat dan gak usah antri lagi. Udah gak usah sampek terharu gitu sampek - sampek lu nangis gitu"

Setelah itu aku pergi sedangkan si upik abu masih menangis disana.    

Setelah kejadian itu, saat aku kembali ke dalam tenda untuk mengambil pakaian ku. Saat ku buka koper ku dan ternyata semua barang - barang ku tidak ada yang ada adalah bunga 7 warna dan ditengah - tengah tumpukan bunga terdapat sebuah boneka. Di tangan boneka itu terdapat surat berwarna merah. Isinya adalah :

Apa kau senang dengan kejutan yang ku berikan?

Ha Ha Ha.

Tidak usah sampai terkejut seperti itu.

Apa kau ingin mengetahui siapa dalang dari semua ini?

Keluarlah

Aku akan menunggu mu didekat kuburan di desa ini.

"Apa ini semua? Kenapa dia ngejar gue" (Batin ku)

Aku sangat ketakutan.

Pukul 06.30

Saat ini semua orang sedang berkumpul untuk apel di lapanggan perkemahan. Apel ini ditujukan untuk mengumumkan tentang kegiatan penjelajahan siang ini. Saat apel sudah selesai aku hendak memberitahukan kejadian ini kepada Chaca. Ditengah keramaian aku memanggil Chaca.

"Cha. Chaca" Chaca tidak mendengar panggilanku. Lalu aku mencoba untuk memanggilnya lagi, tapi saat aku memanggilnya tiba - tiba ada orang berpakaian serba hitam. Dan dia mengatakan sesuatu.

"Kau jangan coba - coba untuk memberi tahu orang lain tentang semua ini, kalau tidak kau akan segera  menemui ajal mu"

Saatt aku mmendengar itu aku hanya bisa terdiam. Lalu sesaaat kemudian aku baru tersadar dan saat itu pula orang tersebut sudah menghilang. Aku tidak mampu lagi untuk berdiri akhirnya aku terjatuh di tanah.

Revo : "Ve kamu kamu kenapa Ve? Kamu gak kenapa - kenapa kan?" (Sambil membantu Veve berdiri)

Veve : "Hmm gak kenapa - kenapa kok"

Pukul 08.00

Saat ini semua orang sedang dalam perjalanan untuk menuju rutenya masing - masing dalam kegiatan penjelajahan. Aku kebetulaan mendapatkan rute ke 2. Saat dalam perjalanan aku selalu teringat - ingat akan kejadian tadi pagi.

"Apa gue harus nemuin dia? Tapi gue merasa sangat ketakutan. Apa yang harus gue lakuin sekarang?" (Batin ku)

Setelah berpikir lumayan lama akhirnya aku memutuskan untuk pergi menemuinya.

"Gue gak boleh jadi pengecut, gue harus hadapin dia" (Batin ku) 

Akhirnya aku memishkan diri dari  kelompok. Setelah aku mencari - cari dimana kuburan itu tapi aku tak kunjung menemukannya. Akhirnya kuputuskan untuk bertanya pada warga sekitar.

Veve : "Permisi bu saya mau tanya"

Warga : "Oh iya dek mau tanya apa yah?"

Veve : "Apa ibu tahu kuburan yang berada di desa ini?"

Ibu itu nampak terkejut dengan pertanyaanku. 

Warga : "Ada perlu apa ya dek sampai mau ke kuburan. Bukannya adek ini salah satu anggota anak sekolahan yang berkemah disini ya"

Veve : "Ah iya bu. Kebetulan saya kesana karena ada tugas"

Aku terpaksa berbohong karena aku takut kejadian tadi pagi terulang lagi.

Warga : "Oh begitu. Kuburan itu ada di dekat gudang yang sudah tidak terpakai lagi dan bangunannya  juga sudah tua. Untuk menuju kesana adek  tinggal ikuti jalanan ini sampa jalanan ini habis, setelah itu adek harus melewati hutan namun itu tidak lama kok. Jika adek sudah berada di dalam hutan berarti adek sudah dekat dengan gudang itu.

Veve : "Ah begitu, kalau begitu terima kasih buk"

Warga : "Iya sama - sama dek"

Hutan  

Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan jalan ini. Namun akhirnya aku sampai di ujung jalan ini. Namun saat aku meninggalkan desa  suasana mistis sangat terasa. Suara - suara jangkrik mulai terdengar. Kabut tebal mulai mennyelimuti jalan. Namun aku terus melanjutkan perjalanan, hingga akhirya disinilah aku berakhir di ujung jalan ini. Lalu aku melanjutkan pejalan dan memasuki hutan, lalu aku melihat banyak burung gagak berterbangan kesana kemari. Aku menelan ludah ku secara kasar, saat aku melihat beberapa burung gagak yang sedang memakan bangkai hewan yang telah mati.

"Hoekk" Seketika aku memuntahkan isi perut ku.

"Lebih baik aku cepat - cepat sampai di kuburan itu" 

Kuburan

Kini aku sudah sampai di depan kuburan. Pada saat kita pertama kali melihat kuburan itu, maka pertama kali yang kita lihat adalah sebuah gapura yang terbuat dari kayu yang sekarang terlihat sudah lapok dan kropos. Gapura itu bertliskan kata 'Makam'. Semua batu nisan di sana ditutupi dengen kain putih dan diikat dengan sebuah tali berwarna merah.

Aku pun memasuki kuburan itu dan menunggu seseorang itu datang, namun saat aku menunggu di sana tiba - tiba ada seseorang yang memukul ku dari belakang. Kegelapan kemudian datang menghampiri ku.

Flashback Off

Gudang 

Saat ini aku ada seserang yang menyenggol - nyenggol badan ku. Aku pun tersadar dari pingsan ku. Saat aku kembali  tersadar aku melihat Chaca di samping ku yang sedang terikat dan aku pun juga terikat sama sepertinya.

Cerita Berlanjut...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C27
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login