Download App
34.61% Moment at Senior High School / Chapter 18: Bab 18

Chapter 18: Bab 18

Tara P.O.V.

Bandara

Saat aku sudah tiba di bandara aku menunggu Bagas yang tak kunjung tiba. Setelah lama aku menunggu Bagas, akhirnya kuputuskan untuk pergi duluan.

"Ah sial kenapa dia saat seperti ini gue harus sakit perut sih. Sial gue harus ke kamar mandi"

Kamar Mandi

Setelah aku selesai buang air besar aku langsung keluar.

"Aneh kenapa sepi banget, bukannya tadi pas gue masuk masih rame. Ah udah lah gak penting"

Setelah itu aku langsung menuju wastafel yang ada di kamar mandi. Pada saat itu aku merasa ada orang yang sedang memperhatikanku.

"Siapa di sana?" (Sambil melihat sekeliling)

Setelah itu aku tidak memperdulikan hal tersebut. Aku kemudian menenggelamkan muka ku di wastafel yang sudah terisi air sampai penuh, tiba - tiba aku merasa ada orang yang menekan kepala ku agar aku tidak bisa mengeluarkan kepala ku dari dalam air sehingga aku kesulitan bernafas. Kemudian aku teringan bahwa di dalam saku tas ku ada cutter, ku ambil cutter tersebut lalu ku tusukkan pada tangan orang tersebut. Setelah itu aku langsung berdiri tegap dan menghindar dari dia. Saat ku lihat orang tersebut aku semakin ketakkutan, karena dia berpakaian serba hitam, memakai topi, masker, dan sapu tangan.

"Siapa kau?"

"Siapa aku? Apa kau tidak mengenaliku? Aku adalah orang yang sangat membenci mu"

Orang tersebut langsung menyerang ku. Aku mengacungkan cutter ku pada nya yang langsung disambut dengan cara mengambil cutter ku.

"Kau!! Kau berani melukai ku maka rasakan ini"

Dia mencekik ku hingga aku kesulitan bernafas, lalu kutendang bagian selangkangannya hingga dia kesakitan.

"Akh. Kurang ajar"

Saat dia kesakitan kugunakan kesempatan tersebut untuk lari, namun sayangnya kaki ku terasa lemas dan tidak bisa berdiri. Aku berjuang sekuat tenaga untuk menuju pintu keluar, namun kaki ku ditarik oleh orang tersebut. Dia membawa pisau dan mengarahkan pisau tersebut ke leher ku.

"Beraninya kau kabur dari ku!! Maka rasakan ini"

Dia menggoreskan pisau itu pada leher ku sehingga leher ku sedikit berdarah. Pada saat itu juga terdengar dari luar ada orang yang mengetuk pintu.

"Permisi apakah ada orang diluar?"

Saat itu juga aku berusaha minta tolong pada orang tersebut.

"Tolo.." Orang tersebut kemudian membekap mulutku.

"Permisi apakah ada orang di dalam? Ah sial masa toiletnya lagi rusak si"

"Kenapa?"

"Gak tau kayak nya toiletnya lagi rusak deh"

"Ya udah cari toilet yang lain aja"

Pada saat orang yang ada di luar sudah pergi orang yang menyerangku tadi juga menyusul pergi. Sementara aku masih tetap terduduk lemas di dalam kamar mandi.

Ku lihat di dekat ku ada sebuah surat berwarna merah, lalu ku buka dan isinya ternyata adalah :

Bagaimana? 

Apakah kamu sudah cukup kesakitan tadi?

Tenang jangan takut dulu.

Permainan baru saja dimulai.

Harusnya kamu lebih semangat dong bukannya malah ketakutan.

Sampai jumpa lagi 

Sayang ku tercinta

Setelah membaca surat itu seketika tubuh ku menjadi sangat lemas. Aku menjadi tidak bertenaga. Lalu tiba - tiba ada seseorang yang datang.

"Taraa"

"Eh elu Cha"

"Tar lu kenapa"

"Gue gak kenapa - kenapa kok"

"Gak kenapa - kenapa gimana leher lu aja udah berdarah"

"Gue beneran gak apa Cha. Udah ayo kita pergi"

Akhirnya kita berdua keluar dari kamar mandi dan langsung menuju temat check in.

 All Part

Bandara Internasional Juanda

18.00

Kenan : "Cha nanti kamu satu bus sama aku kan?" (Sambil mengambil koper miliknya)

Chaca : "Kayak nya enggak deh. Mungkin aku di bus 11 B" (Sambil mengambil koper)

Kenan : "Sini aku bawain koper kamu"

Allen : "Sini Ros gue bantu bawain koper lu" 

Rosie : "Gak usah Al gue bisa bawa sendiri"

Di seberang sana sudah ada Zeva yang melihat Allen dan Rosie

"Ini ni yang bikin gue benci sama lu Ros. Lu udah ambil Allen dari gue" (Batin Zeva)

Devan : "Lah Zev kok bengong sih. Ditungguin banyak orang tuh dibelakang. Mereka juga mau ambil koper juga lah"

Zeva : "Berisik"

Devan : "Kenapa lu cemburu ya lihat mantan lu si Allen sama si Rosie"

Zeva : "Apaan si lu basi tau gak. Siapa juga yang masih suka sama si Allen"

Devan : "Cie kalau masih suka mah gak usah malu gitu lah. Lihat tu pipi lu sampai merah gitu"

Zeva : "Ih apaan si lu Van. Lihat sendiri tuh cewek yang lu suka juga lagi sama cowok, lu gak cemburu?"

Devan : "Cemburu sih, tapi apa boleh buat. Dianya aja gak suka sama gue masa gue harus ngelarang dia deket sama cowok lain"

Sementara itu Rosie dan Allen yang melihat Zeva dan Devan merasa sedih

Allen : "Udah gak usah dilihatin terus, nanti tambah sakit hati loh"

Rosie : "Lah lu gak sakit hati apa lihat mantan lu bercanda sama cewek lain?"

Allen : "Itu udah masa lalu Ros"

Rosie : "Hmm"

Bus

Panitia : "Perhatian untuk semuanya kita di Surabaya akan menginap selama 1 hari 1 malam. Di Surabaya kalian akan menginap di JW Marriott Hotel, hotel bintang 5 yang akan menyuguhkan pemandangan dan fasilitas yang mewah. Waktu di Surabaya kalian akan diberi free time, tidak ada kegiatan apapun. Jadi kalian bisa memiliki waktu kalian sendiri. Sekian penjelasn saya apakah ada pertanyaan?"

Semua orang nampak diam.

Panitia : "Baiklah jika tidak ada pertanyaan. Enjoy guys"

JW Marriott Hotel

19.00

All Part

Kenan : "Cha nanti ayo ke mall"

Chaca : "Kemana?"

Kenan : "Tunjungan Plaza Surabaya"

Devan : "Wah seru tuh. Gue mau ikut dong"

Kenan : "Eh lu gue tuh sama Chaca mau kencan. Kok lu malah ikut sih"

Devan : "Ya ilah kalau cuma berdua aja kan gak boleh nanti tengah nya setan lohh"

Kenan : "Elu setanya kali"

Devan : "Kampret lu. Cha gue boleh ikut kan?"

Chaca : "Iye iye"

Kenan : "Lah Cha dia kok boleh ikut sih"

Devan : "Eh ada Allen tuh. Woi Len sini sini"

Allen : "Apaan dah lu panggil - panggil gue"

Devan : "Lu mau ikut gak ke Tunjungan Plaza Surabaya"

Allen : "Lah ngapain dah ke sana"

Devan : "Nongkrong - nongkrong lah"

Allen : "Oh ok gue ikut"

Tunjungan Plaza

19.20

Chaca : "Kita mau ke mana nih?"

Devan : "Cari makan dulu aja"

Pada saat mereka mencari makan mereka melewati sebuah bioskop disana. Saat itu disana sudah ada Zeva yang sedang memarahi seorang pegawai bioskop.

Chaca : "Eh itu bukannya Zeva"

Devan : "Lah mantan lu lagi ngapain tuh marah - marah, gak jelas banget dah"

Allen : "Mana gue tau lah"

Devan : "Makannya punya mantan tuh dijagain dong jangan kayak anjing yang suka menggonggong kemana - mana wkwkwk"

Allen : "Sialan lu. Kan gue udah gak ada urusan lagi sama si Zeva"

Kenan : "Lagian lu kok bisa sih suka sama si Zeva hah"

Allen hanya terdiam saja tidak menanggapi pertanyaan Kenan.

"Entahlah gue juga bingung sama diri gue" (Batin Allen)

Chaca : "Udah - udah jangan berantem. Mending kita samperin si Zeva"

Akhirnya mereka menghampiri Zeva di bioskop.

Chaca : "Zevvv"

Setelah Chaca menyapanya Zeva hanya membalas dengan melihat Chaca saja. 

Chaca : "Zev ngapain lu ke sini?"

Zeva hanya melihat Chaca saja tidak membalas pertanyaan Chaca. Setelah Allen dan semuanya datang dia baru membalas pertanyaan Chaca.

Zeva : "Terserah gue lah"

Devan : "Ya ilah Zev lu judes amat dah jadi cewek"

Chaca : "Zev leher lu kenapa tuh kok merah - merah gitu?"

Zeva memegang lehernya, setelah itu dia tidak menjawab pertanyaan Chaca dan langsung pergi.

Devan : "Astaga anaknya siapa tuh. Ditanya bukannya jawab tapi malah langsung pergi"

Chaca : "Eh Van lu kok sekarang malah jadi banyak omong sih gak kayak biasanya?"

Kenan : "Ini tuh gara - gara dia habis ditolak sama si Rosie itu"

Cerita Berlanjut...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C18
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login