Download App
21.15% Moment at Senior High School / Chapter 11: Bab 11

Chapter 11: Bab 11

Ruang Kepala Sekolah

Saat aku akan memasuki ruang kepala sekolah, disana sudah ada mama ku dan seorang perempuan muda yang cantik sekali.

"Siapa perempuan ini cantik sekali. Apa dia kakak nya Chaca?" (Batin ku)

"Ayo Chaca, Tara cepat masuk" (Kata kepala sekolah)

"Iya pak"

"Pak kenapa saya sampai dipanggil ke sekolah pak? Apa yang dilakukan Chaca anak saya pak?"

"Ah ternyata ini mamanya Chaca. Gila cantik bener awet muda juga" (Batin ku)

"Ibu sabar dulu saya akan menjelaskan semua nya. Di sini saya sebagai kepala sekolah SMA Nusa Bangsa saya sangat kecewa sekali dengan perilaku kedua putri ibu - ibu sekalian. Karena mereka telah melakukan pembullyan terhadap seorang siswi reguler yang bernama Mili. Agar murid lain tidak menirukan apa yang telah mereka lakukan dan untuk memberikan efek jerah pada Chaca dan Tara maka saya akan memutuskan untuk memberikan hukuman pada kalian. Kalian akan dihukum untuk membersihkan sekolah selama 7 hari, dan itu dilakukan setelah semua kegiatan sekolah telah usai"

Setelah memberikan penjelasan tersebut kami semua keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Tar sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan? Mama sudah sibuk mengurusi semua pekerjaan di kantor dan juga harus mengurus kamu. Apa kamu gak kasian apa sama mama"

"Ma Tara gak pernah minta untuk mama datang kesini"

"Tara kamu kok ngomong seperti itu"

"Udah deh mama gak usah banyak drama lagi. Tara tau kok semua perhatian mama ke aku tu hanya palsu"

"Tara maksud kamu apa"

"Aku tuh heran sama mama, mama tu pura - pura gak tau apa gimana sih. Udah sekarang mending mama pergi dari sini dan urus aja semua pekerjaan mama di kantor yang lebih penting dari pada urusan anaknya sendiri"

Setelah mengatakan itu mama kemudian pergi. Pada saat aku hendak pergi aku melihat sekilas Chaca yang sedang bertengkar dengan mamanya.

"Ma, mama ngapain si pakek dateng ke sini. Kan aku udah bilang mama gak usah dateng ke sekolah"

"Kenapa mama ga boleh datang ke sini? Apa mama salah datang memenuhi panggilan kepala sekolah karena anak mama membuat masalah di sekolah?"

"Ma, aku tu malu kalo temen - temen ku ngeliat mama. Aku tu malu karena muka mama yang masih awet muda dan cantik, aku malu ma kalo dikatakan anaknya si jalang, anaknya pelacur"

Plak. Mamanya Chaca menampar Chaca.

"Kenapa kamu malu? Apa salah kamu menjadi anak mama? Mama gak pernah melakukan hal hina seperti itu, mama gak pernah jadi pelacur, mama gak pernah godain suami orang lain. Apa salah mama memiliki wajah seperti ini? Kenapa anak mama malah gak percaya sama omongan mamanya. Kenapa kamu malah percaya omongan orang luar Cha?" (Sambil menangis)

"Ma, maksud Chaca bukan itu ma"

"Sudah lah mama mau balik dulu"

"Ma, maaf kan Chaca ma. Chaca ngaku salah ma"

Saat Chaca mengejar mama nya keluar, dia tidak sengaja melihat ku disana.

Rooftop

Saat aku merasa suasana hati sangat kacau aku butuh rokok dan suasana yang tenang. Aku pun menuju ke rooftop sekolah. Saat aku menyalakan rokok ku dan mulai kuhisap tiba - tiba saja ada seseorang yang datang dan merebut rokok ku.

"Apaan si lu Gas. Dateng - dateng langsung ambil rokok gue. Lu kalau mau tu ngomong gue juga masih ada yang baru"

"Gak mau ah. Lebih enak kalau habis dari mulut lu"

"Dasar lu monyet. Kagak mempan tau gombalan lu ke gue"

"Idih gr banget si lu, gue juga liat - liat kali siapa yang bakalan gue gombalin"

"Haihs terserah lu deh"

"Kenapa lagi?"

"Maksud lu?"

"Gue udah denger tadi masalahnya. Gara - gara lu dihukum?"

"Gak bukan itu"

"Nyokap lu lagi"

"Iya"

"Udah gak usah dipikirin. Nih rokok lu. Mending lu ngerokok deh dari pada sedih"

"Idih najis. Itukan bekas lu"

"Kagak apa. Lagian gue juga gak kena virus apa - apa. Wkwkwk"

18.00

Aku dan Chaca mulai membersihkan koridor sekolah. Sunyi itu lah yang ku rasakan, yang ada hanya suara pel - pelan.

"Sial kenapa suasanya canggung banget si. Gue bingung mau ngelakuin apa. Entar kalo gue nanya masalah yang tadi gue malah dikira terlalu ikut campursama urusannya. Tapi kalo gak tanya bakalan gak enak" (Batin ku)

"Tar"

"Eh iya Cha kenapa?"

"Lu kenal gue kan Tar?"

"Hah.. maksud lu Cha"

"Enggak gue kirain lu gak kenal sama gue"

"Ya kenal lah gue sama elu. Kan kita dulu pernah satu kelas waktu kelas 10"

"Untung lah lu masih inget ama gue Tar. Kirain udah lupa"

"Ya gak lah. Lu pikir gue apaan"

"Tar"

"Apaan"

"Emm gak jadi deh"

"Udah lu kalo mau cerita silahkan, kalo lu belom siap buat cerita gue bakal nunggu sampai lu siap"

"Tar.. Pasti lu tadi udah denger kan omongan gue ama nyokap gue?"

Ku jawab hanya dengan anggukan.

"Memalukan ya keluarga gue?"

"Kenapa harus memalukan?"

"Entah lah Tar, semua orang beranggapan bahwa mama ku menggoda om Devano padahal om Devano duluan yang deketin mama gue. Mama gue selalu berusaha menolak untuk dideketin laki - laki manapun, karena mama gue selain cantik dia juga ditinggali banyak harta warisan dari bokap gue dan dia juga punya gue sebagai anaknya, makannya dia selalu menjaga diri dari laki - laki yang memiliki niat jahat. Tapi entah kenapa om Devano itu berbeda Tar. Meskipun mama gue selalu menolak untuk didekati om Devano, tapi om Devano tetep gak mau nyerah sampek akhirnya nyokap gue nerima dia. Awalnya gue juga gak terima nyokap gue nikah lagi, tapi gue juga sadar kalau gue sama nyokap gue butuh sosok yang dapat melindungi kita. Semenjak kematian bokap gue nyokap selalu kerja sendirian. Ngeliat itu gue makin ngerasa gak berguna sebagai anak. Maka dari itu gue nerima Om Devano untuk menjaga dan melindungi mama gue"

(sambil nangis)

"Lu hebat Cha. Dibalik sikap lu yang selalu dingin, yang selalu gak peduli pada apapun, yang selalu tegar, ternyata banyak kisah sedih dibalik itu semua"

"Tapi Tar, meskipun mama gue nikah sama om Devano kenyataan nya gak sebagus yang gue bayangin"

"Maksud lu?"

"Banyak keluarga besar om Devano nentang pernikahan ini, mereka berdalih bahwa om Devano gak pantes nikah sama mama gue karena alesan mama gue sudah janda dan ditambah lagi punya anak. Mereka terus nuduh mama gue sebagai wanita yang telah menggoda om Devano. Banyak cara yang dilakuin sama mereka buat ngusir gue sama mama gue. Meskipun mama gue selalu diperlakuin secara kasar sama keluarga besar om Devano, tapi mama gue gak pernah bilang ke om Devano. Lu tau gak alasannya apa?"

Aku menjawab dengan gelengan kepala.

"Nyokap gue bilang kalo setiap orang pasti akan berubah. Mungkin saat ini mereka masih belum bisa nerima kehadiran gue sama mama gue tapi nanti pasti mereka akan nerima gue sama mama gue. Gue benci sama sifat mama gue Tar yang selalu baik sama orang lain, meskipun orang itu udah nyakitin mama gue. Gue heran kenapa semua orang pada gak suka sama mama gue? Padahal mama gue selalu berbuat baik sama mereka?"

"Sabar Cha. Kita hidup pasti akan mengalami banyak cobaan. Lu kuat banget Cha. Beda banget sama gue, gue malah lari dari masalah dan gue mencari pelarian sampai jadi cewek yang penampilannya urakan kayak gini"

"Tar gue mau tanya sama elu boleh gak?"

"Tanya aja kali Cha gak usah sungkan kayak gitu"

"Kok lu jadi berubah drastis kayak gini si Tar. Apa gara - gara masalah bokap lu?"

"Iya Cha. Semenjak bokap gue ketangkep polisi hidup gue seolah hancur Cha. Gue dihina, dibully, dijauhin, semua gue alami Cha semenjak bokap masuk penjara. Saat itu gue gak percaya papa bakalan lakuin korupsi. Saat itu yang bisa gue lakuin cuma nyari pelarian dari semua masalah yang gue hadapin"

"Tar lu gak harus berubah. Lu gak usah takut sama mereka yang gak suka sama elu. Lu harus hadapin semua Tar"

"Iya Cha makasih"

Parkiran Sekolah

"Cha lu gak apa - apa. Muka lu pucet banget Cha"

"Iya gue gak apa Tar. Gue balik dulu ya"

"Lu mau gue anter pulang Cha?"

"Gak usah Tar gue bisa kok pulang sendiri"

Tiba - tiba saat Chaca hendak menuju mobilnya, tiba - tiba saja dia pingsan.

"Cha sadar Cha"

Aku langsung membawa Chaca menuju rumah sakit.

Rumah Sakit

"Cha kumohon bangun Cha. Dokter tolong dia dok"

"Dia kenapa?"

"Saya gak tau dok. Dia tiba - tiba saja tadi pingsan"

"Kamu tenang dulu. Saya cek dia dulu"

"Chaca.. Kamu kenapa Cha. Dok dia baik - baik saja kan dok?" Tiba - tiba Kenan datang.

"Dek tenang dulu ya saya periksa dia dulu"

"Loh Ke Lu kok bisa ada disini?"

"Chaca kenapa Tar?"

"Gue juga gak tau. Tadi dia tiba - tiba pingsan pas habis selesai ngerjain hukuman"

"Hukuman?"

"Iya hukuman dari kepala sekolah. Gara dia sama gue ngebully anak reguler"

"Astaga Chaca"

"Ke gue mau telpon mamanya Chaca dulu. Lu disini jagain Chaca bisa kan?"

"Ok"

Cerita Berlanjut...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C11
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login