Download App
19.23% Moment at Senior High School / Chapter 10: Bab 10

Chapter 10: Bab 10

Hari Jumat, Tanggal 5

Tara P.O.V.

05.45

Pada saat ini aku baru sampai di rumah ku, aku baru pulang dari clubbing. Saat aku mulai memasuki rumah keadaannya sepih. Aku berjalan mengendap - endap untuk menuju kamar ku. Saat aku hampir sampai di kamar ku, tiba - tiba lampu ruang tamu menyala.

"Dari mana aja kamu Tara"

"Ah mengagetkan ku saja. Itu bukan urusan mama" Setelah itu aku langsung pergi ke kamar ku.

"Tara mau kemana kamu" Kemudian mama mengikuti ku menuju kamar.

"Tar mama belum selesai ngomong kamu udah pergi aja"

"Udah lah ma. Mama urus aja urusan nya mama. Mama gak usah ikut campur dalam urusan ku"

"TARA sejak kapan kamu menjadi orang yang tidak punya sopan santun"

"Sejak papa dipenjara dan aku mulai dibully sama orang - orang. PUAS?" Setelah itu aku langsung membanting pintu.

"TARA"

Sabiya Taraka. Itu adalah nama gue.Gue berada di kelas 11 E. Nyokap gue adalah seorang pengusaha dan bokap gue juga seorang pengusaha, tapi sayang nya bokap gue terlibat kasus penggelapan dana yang akhirya mengharuskannya di penjara. Pada awalnya aku mengetahui itu aku tidak percaya akan hal itu, karena papa dimata ku adalah seorang superhero dalam hidup ku. Papa selalu baik kepada orang lain dan tidak pernah jahat kepada orang lain. Setelah mengetahui semua kebenaran dunia terasa mulai berputar, dulu waktu aku berada di atas aku merasa sangat bahagia, aku merasa banyak orang yang menyayangiku. Tapi sekarang saat aku berada di bawah semua orang mulai menjauhi ku. Saat teman - teman ku mengetahui bahwa papa ku masuk penjara, semua orang menjauhi ku, membully ku, menghina ku dan banyak lagi. Saat itu aku sangat membutuhkan dukungan dari mama, tapi semenjak kejadian itu mama menjadi orang yang workaholic. Aku hanya bisa melupakan emosi ku melalui hal - hal buruk.

"Tara buruan turun, teruss.." Saat mama hendak mengatakan sesuatu aku langsung pergi keluar rumah.

"Loh Tar gak makan dulu"

"Gak usah"

Saat di mobil ku nyalakan lagu untuk menenangkan hati ku.

Sound : How Far I'll Go

I've been standing at the edge of the water

'Long as I can remember, never really knowing why

I wish I could be the perfect daughter

But I come back to the water, no matter how hard I try

Every turn I take, every trail I track

Every path I make, every road leads back

To the place I know, where I can not go

Though I long to be

See the line where the sky meets the sea it calls me

And no one knows, how far it goes

If the wind in my sail on the sea stays behind me

One day I'll know, if I go there's just no telling how far I'll go

Oh oh oh, oh, oh oh oh oh, oh oh oh

"How far I'll go oh oh.."

Kelas 11 E

Saat aku memasuki kelas semua mata tertuju padaku, karena mereka semua sangatlah membenci ku. Aku mulai berjalan menuju bangku ku dan menghiraukan mereka yang menatap ku seakan - akan mereka ingin melahap ku hidup - hidup.

"Woi lu tumben lu masuk sekolah Gas, biasanya lu bolos wkwkwk"

Dia adalah Cakra Bagaskara. Biasa dipanggil Bagas. Dia berada di kelas 11 E. Teman sebangku ku yang sudah seperti best friend ku. Bagas, dia adalah seorang pemain Basket. Dia tergabung dalam klub basket Pelita Jaya. Dia kerap kali bolos sekolah karena dia harus tanding basket. Tampan, tinggi adalah andalan nya. Dia banyak di idam - idam kan oleh para perempuan di sekolah. Karena kedekatan ku dengan dia menjadikan aku dimusuhi banyak peremuan.

"Enak aja lu kalau ngomong dasar jelek. Cewek tu kalau dandan tu yang rapi gak kayak lu acak - acakan. Sakit mata gue lihat penampilan lu yang udah kayak preman aje"

"Yee dasar lu monyet. Mentang - mentang ganteng, sana gih buruan cari cewek biar gue gak harus ngurusin hidup lu muluk"

Setelah aku mengatakan itu, tiba - tiba Bagas melihat ku sejenak.

"Ngapain si lu liatin gue terus"

"Dih gr banget lu. Lu pikir gue mau apa sama lu"

"Yee dasar monyet lu. Btw lu gak ada jadwal pertandingan?"

"Kenapa emang?"

"Gak gue tanya aja"

"Ooo"

Kantin

Pada saat jam istirahat aku langsung menuju ke kantin.

"Sepi banget gak ada bagas"

Aku biasanya ke mana - mana selalu bersama bagas, tapi sekarang karena dia harus kumpul bareng klub basketnya jadi aku harus ke kantin sendirian.

Saat aku hendak meuju ke meja yang kosong di kantin, tiba - tiba ada seseorang yang menabrak ku dan dia sedang membawa mie goreng. Aku pun terjatuh dan makanan yang dia bawa mengenai baju dan badan ku.

"Woi lu kalau jalan tu liat - liat"

"Maaf Tara aku gak sengaja"

"Siapa nama lu, terus lu dari kelas mana?"

"Nama ku Clarissa Mili. Aku dari kelasn 11 E"

"Lu anak reguler"

"Iya" (Berbicara sambil menatap Tara)

"Lu berani banget ya kalau ngomong sambil natap mata gue. Lu pikir status lu setara sama gue apa hah?"

"Iya maaf Tara"

"Wah lu udah anak reguler, terus lu berani numpahin makan lu ke gue, terus lu ngomong sambil natap mata gue. Wah berani banget ya lu. Gak nyangka gue anak reguler kayak lu udah berani sama gue"

Setelah mengucapkan itu aku langsung mengambil makanan yang ada di meja kantin lalu ku tumpahkan makanan itu ada Mili.

"Sekarang lu berlutut dan minta maaf sama gue"

Lalu setelah itu Mili berlutut di depan ku. Aku kemudian mengambil air comberan, setelah itu ku siramkan air tersebut pada Mili.

"Gimana rasaya hah? Dasar upik abu. Lu kalau gak punya uang lu gak usah sok - sok an sekolah di sekolah elit kayak gini. Lu sadar diri dong. Lu ngaca dong"

"Ada apa ini anak - anak kok ramai - ramai"

Tiba - tiba pak Sam datang.

"Ada apa ini Tara. Kenapa Mili sampai kotor dan basah kuyup seperti ini"

"Bapak ini buta apa gimana sih. Masa gitu aja masih tanya. Udah jelas aku bully dia ta[i masih tetep nanya"

"Berani sekali kamu Tara sama bapak"

"Kenapa gak berani? Kan aku ngelakuin hal yang bener pak"

"Benar bagaimana, pembullyan kamu anggap benar begitu hah?"

"Saya tu hanya mengingatkan dia pada kastanya dia saja pak"

"Di sekolah ini tidak ada yang namanya kasta - kasta semua murid itu sama"

"Kenapa harus sama pak"

Tiba - tiba saja Chaca datang.

"Maksud kamu apa Chaca?"

"Dia si anak reguler gak pantes berada di sekolah ini. Dia gak ikut bayar uang sekolah tapi bapak minta dia dierlakukan sama seperti kita yang sudah membayar penuh uang sekolah. Bapak sadar dong, di dunia ini tu gak ada yang gratis pak. Iya gak temen - temen"

"Betul tu pak. Bapak seharusnya tidak menyamratakan semua murid pak. Gimana bisa ceritanya si anak reguler di samakan dengan anak VIP dan anak VVIP. Bapak pikir dong kita tuh risih pak" (Celetuk seorang murid)

"Iya betul tuh pak. Sekolah ini mulai gak adil. Kita udah bayar mahal - mahal tapi malah diperlakuin sama kayak anak reguler yang gak bayar apa - apa" (Celetuk seorang murid)

"Kalian jangan ikut campur ya"

"Kenapa gak boleh ikut campur pak. Bapak takut akan fakta itu?" (Sahut ku)

"Kalian berdua. CHACA, TARA nanti temui bapak di ruang kepala sekolah"

Cerita Berlanjut...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C10
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login