Download App
7.07% BAD GIRL AND OBSESSED TEACHER / Chapter 29: Kembali

Chapter 29: Kembali

Happy Reading

Wajah Alexa melongo sekarang, bahkan selang yang tadi berada ditangannya terjatuh begitu saja sedangkan orang yang tadi sempat Alexa semprot tersenyum teduh kearah Alexa.

'Tatapannya.'

'Bulu Matanya'

'Bibirnya..'

Batin Alexa bersautan, mengamati orang yang kini justru berjalan kearah pembatas tembok dan menyandarkan kepalanya dengan kedua tangan yang menopang.

"Inget gue?"

"Suaranya..." gumam Alexa. Kok jantung Alexa mendadak deg-degannya abis denger suara Arga?

"WOI ANJIR LO BENERAN ARGA!!" pekik Alexa heboh dan berjalan kearah tembok mendekati Arga yang hanya mengangguk menyetujui.

Sedangkan Alexa, mata gadis itu berbinar, kawan lama balik. Kawan seperjailan maksudnya.

Sretttt

"Ini bener Arga, kok jadi cakep gini." ujar Alexa mejambak rambut Arga bahkan memaju-mundurkan kepala Arga, membuat laki-laki itu puyeng seketika.

"Woi Al, wo i sakit anjeer!!!" pekik Arga memegang kedua tangan Alexa yang masih saja menggoncang-goncangkan kepala Arga.

Maklum kekuatan bulldog.

"Benerkan ini Arga, budak gue yang dulu gembul kayak sapi."

Wajah Arga berubah menjadi datar seketika, apa-apaan gadis ini? Masih saja menghinanya sebagai sapi. Ya memang dulu dirinya itu sangat-sangatlah gembul.

Tapikan itu dulu, sekarang Arga kan cakep, oppa-oppa korea aja kalah.

"Alexa itu anak orang kamu apain!" tegur sang mommy yang keluar dari rumah karena mendengar teriakan menggelegar anak bungsunya.

Alexa menoleh dengan wajah pengen meweknya, "Alexa kamu kenapa? Nahan boker?" tanya Reina membuat Alexa mendengus kesal. Orang lagi mewek malah dituduh pengen boker. Mamanya ini.

"MOMMYY LIAT DEH ARGA MASA JADI CAKEP!!" pekik Alexa dan menarik wajah Arga tanpa peduli sang empunya menahan sakit karena tarikan tersebut.

"Arga?" Reina mengernyit, sepertinya dulu ia mendengar nama itu tapi maklum faktor usia Reina jadi sedikit pikun.

"Halo tante..." Arga akhirnya bersuara walau merasakan kepalanya masih saja sakit, Reina menatap dalam kearah Arga.

"Dek kamu jangan halu deh, masa Arga seganteng itu. Lee Min Hoo idola mommy aja kalah loh..."

Sekarang Arga pengen mewek dengernya, calon mertuanya eh maksudnya ibu dari temennya itu juga tidak mempercayai bahwa ini dirinya.

Laki-laki yang dulu berumur 13 Tahun menjadi teman masa kecil Alexa, tapi Alexa menganggapnya budak itu kini berubah menjadi laki-laki remaja dengan tinggi 178cm dengan wajah oriental indonesia-korea, ya karna ayahnya adalah orang korea asli membuat Arga juga mau tidak mau memiliki wajah yang sedikit nyerempet kekoreaan.

Dia Glarearga Davino Kim.

"Tante ini Arga tante yang dulu pernah bilang kalo bakal jadi suaminya Alexa." ujar Arga sambil merenggangkan otot lehernya setelah akhirnya terbebas dari kungkungan tangan Alexa.

"APA LO BILANG?! SUAMI? PUNYA APA LO MAU NIKAHIN ANAK SULTAN."

"Masih aja ngegas kayak dulu." batin Arga, Alexanya memang tidak berubah sama sekali.

"Gue? Kalo sekarang sih gak punya apa-apa soalnya papa belum ngewarisin hartanya ke gue. Tapi keluarga Kim punya ladang teh di bogor gue lupa berapa luasnya sih. Terus kalo dikorea papa punya perusahaan yang bergerak dibidang entertaiment sama fashion. Jadi kalo lo mau ketemu artis-artis korea gampang." ujar Arga dengan tampang songongnya.

"Guekan udah pernah ketemu wleee"

"Di konserkan?"

Alexa terdiam mendengarnya, ya emang Alexa cuma ketemu idolanya lewat konser atau fanmeeting. Itupun dirinya harus mengalami apa yang namanya war tiket.

Bad girl bad girl gini Alexa juga suka hal berbau korea apalagi dramanya. Kan Alexa jadi dapet inspirasi buat ngebully orang lewat drama yang dia tonton.

Alexa memang edan. Tapi ya itu Alexa Jessie Berlin dengan ketidak masuk akalan pemikirannya.

"Ya kan fans kalo ketemu emang lewat konser sama fanmeeting." tutur Alexa tak mau kalah.

Arga mengeluarkan smirknya, dan dimata Alexa sekarang kok cakepnya nambah.

"Gue bisa atur acara dinner cuma berdua kalo lo pengen." jawab Arga santai, menaik turunkan alisnya.

Sedangkan Reina yang tak jauh dari mereka hanya menggelengkan kepalanya, Arga anak itu sepertinya masih tergila-gila dengan Alexa.

"Gue..."

Plakkk

"Aw."

"Arga! Kamu ini, disuruh nyiram bunga bukan mainan air sama tetangga sebelah." ujar sang mama lalu mengalungkan sebuah handuk putih di punggung Arga.

"Jeng Valle?"

"Eh Mbak Reina." ujar mama Arga yang bernama Valle, sedikit terkejut bertemu Reina dengan keadaan seperti ini.

"Tante Le? Jadi bener itu Arga." ujar Alexa yang ditinggapi gelengan kepala oleh Valle.

"Iya Exa, ini Arga. Kagetkan kamu? Tante aja juga kaget."

"Mama!!" pekik Arga kesal.

"Dih laki kok ngerengek."

"Cewek kok tenaga kayak bulldog.."

"ANJIR APA LU BILANG HAH! INGET KASTA DONG LO KAN BABU GW DARI DULU." pekik Alexa kesal hendak menarik rambut Arga lagi namun laki-laki itu dengan gesitnya menghindar.

"Ntar juga berubah jadi suami lo." salah satu keahlian Arga itu ngegombal.

"Gak sudi!"

"Nikah sama gue bisa dinner sama oppa-oppa korea kapan lo mau." ujar Arga mengeluarkan smirknya.

"MOMMY MAU SAMA ARGA AJA!!" pekik Alexa berubah pikiran.

Arga tahu kelemahan Alexa selain jajanan penuh micin yang bikin bego.

"Gak bisa dong sayang kamukan udah ada tunangan."

Krakk

Sepertinya ada yang patah tapi bukan lidi.

Sedangkan disisi lain, Axel berjalan hendak memasuki mobilnya, untuk pulang dan mengistirahatkan diri.

"Axel!" langkah Axel terhenti dan dia menoleh melihat Belle yang kini berjalan kearahnya dengan sangat anggun.

"Ada apa?"

"Boleh nebeng?" tuturnya to the point, Belle tahu Axel adalah orang yang tak suka basa basi.

"Mobilnya mogok lagi?" tanya Axel sedikit heran, dia ingat wanita yang ia bantu dimalam pertunangannya adalah Belle. Tapi didepan Alexa ia pura-pura lupa aja. Alexa itu tipe cemburuan.

Axel suka mempermainkan emosi Alexa tapi tidak dengan rasa cemburunya.

"Iya..."

"Saya pesankan Go-Car saja." jawab Axel mengeluarkan handphonenya namun tiba-tiba layarnya tertutup oleh tangan Belle yang datang tiba-tiba.

"I want to go home with you Xel." tutur Belle jujur. Membuat Axel kini menatap Belle dengan datar.

Mata teduh Belle disambut oleh tatapan Axel yang memang sejak dulu selalu dingin.

"But i'm not."

"Xel please."

"Sorry Bell." jawab Axel dan berbalik hendak memasuki mobilnya.

"I miss you Xel, I miss the time when we were together, spending time together. you don't miss that?"


Chapter 30: Masa Lalu Yang Kembali

HAPPY READING

Tubuh Axel seketika kaku saat Belle dengan lancangnya memeluk tubuhnya, tidak mempedulikan bahwa kini mereka berada di arena sekolah sama sekali.

"Xel i miss you so much, i miss when we always together." tutur Belle, dia sangat mencintai Axel dengan segala sifatnya namun tidak bagi Axel.

"Belle sekarang kita ada di arena sekolah." tegur Axel dan mencoba melepaskan pelukan dari Belle, namun justru gadis itu mempererat pelukannya.

"I don't care, i just miss you Axel! How you?" Belle menenggelamkan wajahnya dipunggu Axel tanpa mempedulikan banyak siswa yang tengah berlalu-lalang diparkiran memperhatikan mereka.

"Itu pak Axel?"

"Sama pacarnya? Cakep juga pacarnya."

"Gak mungkinlah, gue denger pak Axel udah punya tunangan."

Bisikan-bisikan tersebut ditangkap oleh telingan Axel membuat laki-laki itu merasa panas karena digibahkan.

"BELLE STOP IT!!" tegas Axel dan melepaskan secara paksa pelukan Belle, tubuh Belle terhuyung kebelakang saat Axel dengan begitu keras mendorongnya.

"Mereka berantem?"

"Pak Axel kasar juga ya sama ceweknya."

"Gak kagetsih, dia aja galak sama muridnya, pasti sama pacarnya juga."

Kuping Axel bertambah panas sekarang, enak saja dirinya difitnah begitu saja. Wanita disampingnya lah yang kurang ajar beraninya memeluk dirinya begitu saja tanpa tahu tempat dan kondisi.

"Kalian jika ingin pulang segera pulang. Tidak ada gunanya kalian bergosip seperti itu." tutur Axel menatap dua orang gadis yang sejak tadi menuduhnya yang tidak-tidak.

Kedua gadis itu menunduk pertanda menyesal dan segera berjalan pergi meninggalkan Axel dan Belle diparkiran.

"Dan kamu Belle, kita udah selesai. Gak perlu kamu bahas hubungan kita yang dulu."

Belle mendongkak saat mendengarnya, sepertinya Axel harus lebih tegas kepada Belle agar tidak bertindak seenaknya seperti sekarang.

"Tapi aku masih menyukaimu Axel!" ujar Belle tak mau kalah.

"Persetan dengan itu, hubungan kita sudah berakhir sejak dahulu."

"Ingat Belle, dulu itu hanya sebuah permainan." peringat Axel mencoba mengingatkan Belle bahwa hubungan antara dirinya dan Belle hanyalah sebuah permainan belaka.

"Gue gak trima itu! Perasaan gue nyata buat lo."

"Tapi perasaan saya tetap sama sejak dahulu, hanya menganggapmu sebuah boneka untuk meningkatkan ketenaran saya Annabelle." tutur Axel tak punya perasaan tapi itu memang nyatanya.

Dahulu Axel diberi tantangan untuk memacari seorang gadis jurusan kimia dikampusnya dan Axel mensepakati itu. Hanya itu untuk selebihnya, seperti sikap manis Axel dan ketulusan Axel yang ia perlihatkan hanyalah palsu.

Axel itu bangsat, selagi ada sesuatu yang bisa menguntungkan dirinya maka ia akan sukarela melakukannya namun jika sudah tidak berguna maka akan dibuang begitu saja.

Seperti yang ia lakukan kepada Belle sekarang.

"Lo tahu semua soal gue Bel, seharusnya lo gak berharap banyak sama gue." ujar Axel dan hendak melangkah memasuki mobil namun lagi-lagi tertahan karena penuturan Belle.

"Iya gue tau lo, seorang Axelio yang akan dengan sukarela menyodorkan dirinya kepada sesuatu yang berharga setelah itu bakal ia buang begitu saja. Gue tau itu."

"Dan itu berlaku jugakan sama hubungan lo dan Alexa sekarang?"

Tangan Axel meremat atasan pintu mobil dengan keras, dirinya geram mendengar ucapan Belle yang tiba-tiba menjadi sok tahu tentang dirinya.

"Shut up your mouth Belle!" ujar Axel sebelum akhirnya benar-benar masuk ke mobil dan melajukannya begitu saja meninggalkan Belle yang justru mengeluarkan smirk liciknya.

"Axel punya gue, dan siapapun gak boleh milikin dia selain gue."

Disinilah Arga sekarang, setelah berlari memasuki rumahnya dan mengganti pakaian kini dirinya dengan cepat melesat kerumah sebelah.

Siapa lagi kalau bukan rumah milik keluarga Berlin.

Arga ingin meminta penjelasan dari Alexa langsung, tentang pertunangan yang dibahas oleh tante Reina tadi.

"Ga ga coba deh, cupcakenya enak ga!" seru Alexa namun Arga hanya dia menatap Alexa yang asik memakan cupcake pemberian mama Arga dengan lahap.

Arga tahu Alexa suka manis, makanya ia colong cupcake buatan mamanya untuk urusan mamanya bakal marah bisa Arga urus nanti.

Sekarang Arga harus mengurus tentang kepastian hatinya dulu.

Pasti untuk sakit hati.

Apa pasti untuk berbahagia.

"Bener lo punya tunangan Al?" ujar Arga to the point. Dirinya tidak mau bertele-tele sekarang.

Hatinya tidak bisa digantung lebih lama sekarang.

Dan Alexa hanya mengangguk sebagai jawabannya karena terlalu sibuk menikmati cupcake.

"Kok lo jahat?"

Alexa melirik heran kearah Arga secara tiba-tiba, lah Alexa belum membully Arga udah dikatain jahat aja apalagi kalo uda dibully dan dijadiin babu dimaki-maki tiap hari kayaknya.

"Gue jahat apanya? Lo gak trima cupcake-nya gue abisin hah?! Kalo gitu balik sono bawa balik!" ujar Alexa kesal, Arga ingin menangis saja mendengarnya. Hatinya patah bukan karna cupcake tapi diduga karena cupcake.

Terlalu sadis caramu Alexa untuk menyakiti Arga.

"LO UDAH ADA TUNANGAN KENAPA GAK BILANG-BILANG SAMA GUE?"

"YA SELO DONG JADI BABU, GUE AJA GAK TAU TIBA-TIBA AJA DITUNANGIN PAKSA! INI AJA GUE MAU SUSUN RENCANA BUAT BATALIN." teriak Alexa balik, merasa kesal karena Arga tiba-tiba berteriak kepadanya.

Hati Arga yang tadi sempat patah-pun secara ajaib kembali nyatu.

"Gue bantu!" sorak Arga.

"Mau bantu apaan lo? Bunuh Axel? Gih sana." ujar Alexa membuat Arga mendengus tak suka.

Memang otak Alexa itu otak krimimal jadi Arga agak maklum mendengarnya.

"Gue ada cara manjur ini."

Alexa yang tadi sibuk dengan cupcake menatap Arga penuh nikmat, seperti hendak menerkam saja.

"Apa apa!"

"Tapi lo harus mau!"

"Ya apa anjir, kalo manjur bener-bener gue lakuin ini." ujar Alexa penuh nikmat.

Bahkan kini ia menghadap kearah Arga dan menyilangkan kakinya diatas sofa, tubuhnya ia condongkan kearah Arga membuat laki-laki itu menahan nafasnya.

'Anjir masih agresif aja lo!' batin Arga mencoba menahan diri.

Arga juga lelaki normal yang libidonya bisa naik jika seorang gadis mendekati dirinya apalagi gadis itu adalah gadis yang ia suka.

"Ya gak usah deket-deket juga!" ujar Arga mendorong dahi Alexa dengan telunjuk agar menjauh.

"Gue kan dulu sering gitu anjir, sekarang kenapa sensi amat! Takut lo naksir ya?" goda Alexa menaik turunkan alisnya.

"Halu gue naksir sama lo! Lo kan najis." hina Arga membuat Alexa menggeram kesal.

"ENAK AJA GUE NAJIS!!" teriak Alexa dan sekarang menyerang Arga dengan jambakan mautnya.

"WOI ANJIR SAKIT BANGSAT!!"

"ALEXA RAMBUT GUEEE" pekik Arga saat rambutnya masih saja ditarik oleh Alexa.

"Rasain lo anjir, rasain. Nih nih biar tambah najis cuih." ujar Alexa kesal.

"Lo mau dengerin saran gue apa gak nih? Apa mau masih jambak gue trus gue diem aja gak mau ngasih saran."

Dan manjur Alexa segera menjauh dan duduk diam seperti anak anjing yang nurut dengan majikannya.

"Nah gitu dong."

Alexa melotot agar Arga mempercepat memberitahunya.

"Nah caranya itu. Lo hamil anak gue ntar pasti dibatalin."

Tiingg

Vranda Sent A Picture

Vranda 'Pak Axel pelukan sama cewek'


CREATORS' THOUGHTS
nillaarf nillaarf

Guys jaga kesehatan ya^^ dan juga ini berhubung aku kuliah online kayaknya aku bakal rajin update nih. so stay tune ya!!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C29
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank 200+ Power Ranking
    Stone 0 Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login

    tip Paragraph comment

    Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.

    Also, you can always turn it off/on in Settings.

    GOT IT