Happy Reading
Alexa berjalan dengan santai, setelah terbebas dari ruangan Axel ia lebih memilih menuju kantin mengisi perutnya yang kosong.
"Gila-gila pak Axel emang banyak fans gitu ya." tutur Katty membuat Alexa menghentikan langkahnya dan menatap Katty tajam.
Bisa tidak sehari ini ia tidak mendengar nama Axel sang guru biadab merasuk ke gendang telinganya. Paling tidak satu menit saja.
Alexa sedang muak dengan Axel, apa maksudnya dia tidak mengakui dirinya sebagai tunangannya sendiri tadi. Ya walau akhirnya mengaku sih.
Tapikan Alexa tetep aja ngerasa kesel.
"Bisa gak, gak usah nyebut nama Axel sekali aja! Capek gue dengernya."
"Lah kenapa? Sebel kok sama tunangan sendiri."
"KATTY LO GAK LUPAKAN GUE INI DIJODOHIN, DI JO DO HIN BUKAN DEMEN SAMA ITU GURU." pekik Alexa sebal, ingin sekali merauk muka Katty sekarang tapi nanti temennya jadi jelek kan kasihan.
Abis dipelakorin terus mukanya jelek, kan Alexa masih punya hati nurani.
"Yakin lo gak demen sama pak Axel?"
"Nggak!"
"Kok gue ragu ya." jawab Katty mengangguk-agukkan kepalanya, o ayolah Katty itu bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Alexa udah mulai naksir sama Axel.
Tapi sayangnya Alexanya aja yang gak peka, mana ada orang yang disuguhi orang sesempurna Axel walau hanya terlihat dari luar tidak jatuh dalam pesonanya.
Itu sangatlah tidak mungkin. Katty aja kalo diizinin dia bisa rebut Axel dari Alexa tapi dia masih sayang sama nyawanya.
Alexa itu bringas, sekalipun dia tidak suka tapi kalau sudah miliknya dia tidak akan segan segan menguliti siapa saja yang berani merebutnya kecuali kalo Alexa mau membuangnya.
Mau diambil ato gak pun Alexa gak peduli sama sekali.
Kan sudah dibuang, ngapain dipungut lagi. Itu lah prinsip hidup Alexa.
"BU RATNA BAKSONYA SATU SAMA ES TEH YA! KATTY YANG BAYAR!" pekik Alexa kearah warung yang jual bakso yang dijawab acungan jempol oleh Bu Ratna lalu duduk dengan tenang tidak mempedulikan Katty yang sekarang melotot tak suka.
"Sejak kapan gue mau bayarin lo."
"Sejak sekarang." jawab Alexa santai.
"Katanya uang tumpah-tumpah tapi minta dibayarin." celetuk Katty sedikit gondok dengan ucapan Alexa diruang kerja Axel tadi.
Uang banyak tapi minta dibayarin, kalo bukan Alexa siapa lagi.
"Karna lo babu gue."
Brakkk
"HEH ENAK AJA YA NENEK LAMPIR." kan kan Katty ikutan emosi sekarang sedangkan Alexa hanya memeletkan lidahnya. Dia tidak akan membalas bentakan Katty tadi, males gelut sama temen sendiri.
"Ini kantin bisa gak gak usah teriak-teriak, kantin bukan cuma punya lo doang." ujar seseorang menoleh kearah Katty dan Alexa dengan wajah sinisnya.
Katty menatapnya tak kalah sinis, apa urusannya sama orang ini. Yang teriak juga dia gak minta bayaran sama orang itu juga.
"Urusan apa sama lo?"
Orang itu tergelak dan menghadapkan tubuhnya kearah Katty yang benyilangkan tangannya dan Alexa yang justru berpangku dagu dengan menggigiti sedotan dengan santai.
"Kantin itu banyak orang yang dateng buat makan, dan lo seenaknya teriak-teriak kalo mereka keselek gimana? Mending kalo suara kayak Isyana Saraswati, suara kayak tikus kejepit sendal swallo gitu."
"WAH ANJING NGAJAK RIBUT LO!!" pekik Katty kesel, dia kesel sama cowok didepannya.
Mukanya sih cakep tapi lagaknya ngeselin ngebuat Katty naik darah aja sekarang. Coba kalo lagaknya kalem gitu bisa aja jadi gebetannya Katty.
"Ribut aja sono kalian berdua..."
"Diranjang." lanjut Alexa dengan tawa gelinya. Alexa itu mesum kalo udah kumat ya gini.
"Alexa anjing." ujar Katty spontan.
"Gak sudi." lanjut orang tersebut menatap Alexa yang sekarang sibuk memakan baksonya yang baru saja datang. Masih anget jadi Alexa doyan.
"Mmmm loh apa salahnya nyyap diranjangkan nyap nyap enak." tutur Alexa ditengah-tengah ia mengunyah baksonya.
"Kalo mau ngomong. Makanannya diabisin dulu." tutur orang tersebut sedikit lembut eh? Membuat Katty mengerngit heran.
Tadi sama dirinya aja sinis banget, kok sama Alexa agak lembut gini.
"Terserah tuan putri lah." jawab Alexa kesal membuat orang tersebut justru tergelak mendengarnya.
"Kat kit kat daripada lo berantem sama dia, mending dengerin gue nyanyi. Gue ada lagu bagus buat lo."
"Nama gue Kattyln bukan Kit-kat bangsat." jawab Katty ngegas.
"Dih ngegas, cipok aja mulutnya Kit-kat gue rido." ujar Alexa menatap orang yang tadi ribut sama Katty.
"Mending cipok bibir lo aja."
Eh anjing, Alexa lagi digombalin ceritanya ini?
Alexa sedikit tersedak mendengarnya, sedangkan orang tersebut tertawa terbahak-bahak melihatnya.
"Gak sudi, lo cakep tapi ogah tuan putri sama makhluk rendahan macam lo. Mending sama Katty cocok tuu." jawab Alexa sedikit sebal dan berdiri hendak pergi, dirinya sudah gak napsu buat makan baksonya.
"Oh iya Kat, lagunya nih dengerin baik baik."
Katty menatap Alexa, bukan hanya Katty tapi orang yang tadi ribut sama Kattypun menatap Alexa juga.
"Bakso bulat seperti Tete Katty"
"Kalau lewat jangan lupa diborong!" ujar Alexa lalu ngacir pergi meninggalkan Katty yang emosinya sudah diubun-ubun.
"HEH MAKHLUK TEPOS!" teriak Katty yang justru tidak dipedulikan sama Alexa, dan sekarang ia mendengar suara tawa terbahak-bahak orang disebelahnya. Siapa lagi kalo bukan orang yang ribut sama dia.
"Apa lo ketawa hah! Ada tawon masuk mampus lo."
"Tete lo kayak Bakso anjing ngakak."
Sreett
"SAKIT WOI!!" pekik orang itu saat Katty menjambaknya dengan keras.
"Sekali lagi lo ngomong gitu, gue rontokin rambut lo!"
"Anjir iya iya kagak ngomong kalo Tete lo kayak bakso lagi."
"LO SIAPA SIH HAH BIKIN KESEL AJA LU!" teriak Katty makin kesel.
"Lepasin dulu, ntar kita kenalan." jawabnya kalem membuat Katty melepas jambakan dengan perasaan masih gondok
Orang itu mengusak-usak rambutnya yang tadi dijambak dengan asal dan kini menatap Katty.
'anjir cakep' batin Katty
"Gue Bian, Albiana Faranji." ujar Bian menjulurkan tangannya.
🌺
Alexa dengan riang memasuki gerbang rumahnya. Moodnya sedikit membaik setelah tadi menggoda Katty sebelum akhirnya dia lebih memilih balik kerumah.
Alexa kangen bolos, ada Axel ngebuat dia jadi susah bolos soalnya.
"Kasur dan koleksi drakor kesayangan mari kita beromantis ria!" pekik Alexa gembira.
Tes tes
Langkah Alexa terhenti saat merasakan sebuah benda asing menetes diatas kepalanya, Alexa mendongkak dan..
Bressss
"BUAHAHHAHAA ANJIRRR" teriak seseorang saat melihat muka Alexa kini basah oleh air yang tiba-tiba meluncur kearah.
"BANGSAT SIAPA YANG NYIRAM GUE!!!" pekik Alexa mengusap wajahnya, dirinya sedikit gelagapan karena air tiba-tiba menyerang wajahnya.
Tatapannya kini jatuh kearah kanan dimana seseorang tengah tertawa terbahak-bahak dibalik sebuah sekat tembok yang tidak cukup tinggi dan fokus Alexa kini ke sebuah selang yang ada ditangan anak laki laki itu.
"ADA MASALAH IDUP APA LO SAMA GUE HAH!" pekik Alexa berjalan mendekati sekat tembok tersebut dan mengambil selang yang ada ditaman rumahnya lalu menghidupkannya menyiram anak laki-laki itu dengan brutal.
"Mampus lo mampus lo!!"
"Wooi glupp woii anjeer, sorry glupp sorry gue becanda glupp." ujar orang tersebut sedikit tersedak karena air yang masuk kedalam mulutnya.
"Mati lo mati mati." ujar Alexa memutar keran sampe mentok menyiram anak laki-laki itu dengan brutal.
"ASTAGA ARGAAAA!!!"
"MAT.... EH ARGA????!"
✨
Maaf banget late update, Tugas Kuliah banyak huhu
Happy Reading
Wajah Alexa melongo sekarang, bahkan selang yang tadi berada ditangannya terjatuh begitu saja sedangkan orang yang tadi sempat Alexa semprot tersenyum teduh kearah Alexa.
'Tatapannya.'
'Bulu Matanya'
'Bibirnya..'
Batin Alexa bersautan, mengamati orang yang kini justru berjalan kearah pembatas tembok dan menyandarkan kepalanya dengan kedua tangan yang menopang.
"Inget gue?"
"Suaranya..." gumam Alexa. Kok jantung Alexa mendadak deg-degannya abis denger suara Arga?
"WOI ANJIR LO BENERAN ARGA!!" pekik Alexa heboh dan berjalan kearah tembok mendekati Arga yang hanya mengangguk menyetujui.
Sedangkan Alexa, mata gadis itu berbinar, kawan lama balik. Kawan seperjailan maksudnya.
Sretttt
"Ini bener Arga, kok jadi cakep gini." ujar Alexa mejambak rambut Arga bahkan memaju-mundurkan kepala Arga, membuat laki-laki itu puyeng seketika.
"Woi Al, wo i sakit anjeer!!!" pekik Arga memegang kedua tangan Alexa yang masih saja menggoncang-goncangkan kepala Arga.
Maklum kekuatan bulldog.
"Benerkan ini Arga, budak gue yang dulu gembul kayak sapi."
Wajah Arga berubah menjadi datar seketika, apa-apaan gadis ini? Masih saja menghinanya sebagai sapi. Ya memang dulu dirinya itu sangat-sangatlah gembul.
Tapikan itu dulu, sekarang Arga kan cakep, oppa-oppa korea aja kalah.
"Alexa itu anak orang kamu apain!" tegur sang mommy yang keluar dari rumah karena mendengar teriakan menggelegar anak bungsunya.
Alexa menoleh dengan wajah pengen meweknya, "Alexa kamu kenapa? Nahan boker?" tanya Reina membuat Alexa mendengus kesal. Orang lagi mewek malah dituduh pengen boker. Mamanya ini.
"MOMMYY LIAT DEH ARGA MASA JADI CAKEP!!" pekik Alexa dan menarik wajah Arga tanpa peduli sang empunya menahan sakit karena tarikan tersebut.
"Arga?" Reina mengernyit, sepertinya dulu ia mendengar nama itu tapi maklum faktor usia Reina jadi sedikit pikun.
"Halo tante..." Arga akhirnya bersuara walau merasakan kepalanya masih saja sakit, Reina menatap dalam kearah Arga.
"Dek kamu jangan halu deh, masa Arga seganteng itu. Lee Min Hoo idola mommy aja kalah loh..."
Sekarang Arga pengen mewek dengernya, calon mertuanya eh maksudnya ibu dari temennya itu juga tidak mempercayai bahwa ini dirinya.
Laki-laki yang dulu berumur 13 Tahun menjadi teman masa kecil Alexa, tapi Alexa menganggapnya budak itu kini berubah menjadi laki-laki remaja dengan tinggi 178cm dengan wajah oriental indonesia-korea, ya karna ayahnya adalah orang korea asli membuat Arga juga mau tidak mau memiliki wajah yang sedikit nyerempet kekoreaan.
Dia Glarearga Davino Kim.
"Tante ini Arga tante yang dulu pernah bilang kalo bakal jadi suaminya Alexa." ujar Arga sambil merenggangkan otot lehernya setelah akhirnya terbebas dari kungkungan tangan Alexa.
"APA LO BILANG?! SUAMI? PUNYA APA LO MAU NIKAHIN ANAK SULTAN."
"Masih aja ngegas kayak dulu." batin Arga, Alexanya memang tidak berubah sama sekali.
"Gue? Kalo sekarang sih gak punya apa-apa soalnya papa belum ngewarisin hartanya ke gue. Tapi keluarga Kim punya ladang teh di bogor gue lupa berapa luasnya sih. Terus kalo dikorea papa punya perusahaan yang bergerak dibidang entertaiment sama fashion. Jadi kalo lo mau ketemu artis-artis korea gampang." ujar Arga dengan tampang songongnya.
"Guekan udah pernah ketemu wleee"
"Di konserkan?"
Alexa terdiam mendengarnya, ya emang Alexa cuma ketemu idolanya lewat konser atau fanmeeting. Itupun dirinya harus mengalami apa yang namanya war tiket.
Bad girl bad girl gini Alexa juga suka hal berbau korea apalagi dramanya. Kan Alexa jadi dapet inspirasi buat ngebully orang lewat drama yang dia tonton.
Alexa memang edan. Tapi ya itu Alexa Jessie Berlin dengan ketidak masuk akalan pemikirannya.
"Ya kan fans kalo ketemu emang lewat konser sama fanmeeting." tutur Alexa tak mau kalah.
Arga mengeluarkan smirknya, dan dimata Alexa sekarang kok cakepnya nambah.
"Gue bisa atur acara dinner cuma berdua kalo lo pengen." jawab Arga santai, menaik turunkan alisnya.
Sedangkan Reina yang tak jauh dari mereka hanya menggelengkan kepalanya, Arga anak itu sepertinya masih tergila-gila dengan Alexa.
"Gue..."
Plakkk
"Aw."
"Arga! Kamu ini, disuruh nyiram bunga bukan mainan air sama tetangga sebelah." ujar sang mama lalu mengalungkan sebuah handuk putih di punggung Arga.
"Jeng Valle?"
"Eh Mbak Reina." ujar mama Arga yang bernama Valle, sedikit terkejut bertemu Reina dengan keadaan seperti ini.
"Tante Le? Jadi bener itu Arga." ujar Alexa yang ditinggapi gelengan kepala oleh Valle.
"Iya Exa, ini Arga. Kagetkan kamu? Tante aja juga kaget."
"Mama!!" pekik Arga kesal.
"Dih laki kok ngerengek."
"Cewek kok tenaga kayak bulldog.."
"ANJIR APA LU BILANG HAH! INGET KASTA DONG LO KAN BABU GW DARI DULU." pekik Alexa kesal hendak menarik rambut Arga lagi namun laki-laki itu dengan gesitnya menghindar.
"Ntar juga berubah jadi suami lo." salah satu keahlian Arga itu ngegombal.
"Gak sudi!"
"Nikah sama gue bisa dinner sama oppa-oppa korea kapan lo mau." ujar Arga mengeluarkan smirknya.
"MOMMY MAU SAMA ARGA AJA!!" pekik Alexa berubah pikiran.
Arga tahu kelemahan Alexa selain jajanan penuh micin yang bikin bego.
"Gak bisa dong sayang kamukan udah ada tunangan."
Krakk
Sepertinya ada yang patah tapi bukan lidi.
Sedangkan disisi lain, Axel berjalan hendak memasuki mobilnya, untuk pulang dan mengistirahatkan diri.
"Axel!" langkah Axel terhenti dan dia menoleh melihat Belle yang kini berjalan kearahnya dengan sangat anggun.
"Ada apa?"
"Boleh nebeng?" tuturnya to the point, Belle tahu Axel adalah orang yang tak suka basa basi.
"Mobilnya mogok lagi?" tanya Axel sedikit heran, dia ingat wanita yang ia bantu dimalam pertunangannya adalah Belle. Tapi didepan Alexa ia pura-pura lupa aja. Alexa itu tipe cemburuan.
Axel suka mempermainkan emosi Alexa tapi tidak dengan rasa cemburunya.
"Iya..."
"Saya pesankan Go-Car saja." jawab Axel mengeluarkan handphonenya namun tiba-tiba layarnya tertutup oleh tangan Belle yang datang tiba-tiba.
"I want to go home with you Xel." tutur Belle jujur. Membuat Axel kini menatap Belle dengan datar.
Mata teduh Belle disambut oleh tatapan Axel yang memang sejak dulu selalu dingin.
"But i'm not."
"Xel please."
"Sorry Bell." jawab Axel dan berbalik hendak memasuki mobilnya.
"I miss you Xel, I miss the time when we were together, spending time together. you don't miss that?"
✨
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT