Happy Reading
Ceklekk
Suara pintu terbuka mengiri dua orang yang berbeda umur memasuki ruangan dengan sedikit tergesa-gesa, atau lebih tepatnya sosok yang lebih tualah yang tergesa-gesa, sedangkan yang lebih muda hanya diam mengikuti ritme langkah orang didepannya.
"Kenapa bapak bawa saya kesini?" ujar Alexa mencoba sopan sekarang.
Seperti bentuk protes mungkin.
"Alexa jika berdua saja biasakan bicara non-formal kepada saya." tegur Axel menatap Alexa yang masih setengah blank dan setengah sadar.
"Hak saya dong pak."
"Hak saya juga meminta kamu bersikap santai kepada tunangannya sendiri."
"Hak saya juga mau ngomong gimana, toh mulut-mulut saya." jawab Alexa sengit, baru saja dirinya sedikit tersanjung dengan tingkah Axel tadi saat didepan Belle.
Tapi harus ia buang-buang jauh itu rasa tersanjung, soalnya Axel bakal balik ngeselin kayak sekarang.
"Terserah kamu." Axel ngalah sekarang, pikirannya sedang kacau saat ini kenapa juga mantan semasa SMA nya harus muncul lagi dikehidupannya. Kenapa gak mati sekalian aja.
Axel ikhlas, bahkan sangat ikhlas.
"Kok jadi berubah ya?" batin Alexa.
"Cowok kalo ketemu mantannya emangnya gini ya, langsung berubah." batin Alexa yang kemakan tulisan-tulisan di instagram yang sering ia baca.
"Gara-gara ketemu mantan nih, kenapa pak? Kejebak sama masa lalu?" tutur Alexa meledek tapi kok terkesan seperti tengah menahan rasa cemburu dan tak terima ya?
Axel tergelak mendengarnya, matanya kini menatap Alexa yang tengah berjalan mengitari ruangannya dengan santai, menatap setiap foto-foto yang berjejer diatas nangkas. Rata-rata hanya foto Axel memakai jas dan juga foto Axel bersama keluarganya.
Mata Alexa seketika terpusat pada sebuah figura yang terlihat masih baru, masih kinclong soalnya tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatiannya. Tapi siapa yang terpajang didalamnya.
"Kenapa bapak pajang fotonya segala, ntar mantannya langsung ngejauh gimana?" celetuk Alexa dan meraih bingkai foto itu dan mengangkatnya lalu menatap Axel yang sekarang justru mendecih.
Axel berdiri dan berjalan menghampiri Alexa yang menatapnya dengan tatapan mencemooh, wajahnya ia sejajarkan dengan wajah Alexa bahkan kini terlihat condong seperti hendak mencium Alexa.
Tentunya Alexa berusaha bersikap biasa saja, walau nafasnya seketika tertahan melihat Axel dengan jarak yang cukup dekat.
"Kamu cemburu eh?" tutur Axel, mengambil bingkai tersebut dan meletakkannya kembali ketempat semula.
Bingkai yang semgaja ia pesan khusus untuk menghiasi foto didalamnya. Hingga ia rela menunggu pagi sekali, Axel memiliki gangguan susah bangun jika pagi hari alias kebo dan tadi pagi ia harus rela menunggu dengan sabar kurir yang ia pesan khusus agar paketnya cepat sampai.
Bingkai itu menghiasi foto yang memperlihat dua orang tengah tersenyum walau salah satu diantara mereka terkesan tidak tulus, tengah bergandengan tangan menggunakan Tuxedo dan Dress yang dibelakangnya sebuah lampu tumbrl berwarna emas sehingga terkesan elegan.
Foto dirinya dengan Alexa setelah malam pertunangan itu.
Axel sepertinya sudah mulai terkena virus human +62 yaitu virus bucin yang tak mengenal umur saat menyerang.
"Siapa juga yang cemburu ya! Kan saya cuma ngingetin, apalagi mantan bapak kan bohay." Alexa berjalan menjauhi Axel dan menghempaskan tumbuhnya disebuah kursi single tempat biasa Axel menilai tugas anak didiknya.
"Kalau bohay kenapa?"
Axel tidak bodoh untuk menyadari bahwa Alexa sengaja menekankan kata 'bohay' saat berbicara tadi.
"Bapak-kan suka yang bohay. Mending sama dia aja pak.. Saya kan tepos jadi gak enak buat diapa-apain."
Nadanya sih santai saat mengatakan tapi tatapannya seperti hendak menerkam siapa saja didepannya, dan itu terlihat lucu didepan Axel.
Alexa itu cemburu tapi dia terlalu bego mengartikan kalau dia cemburu.
Maklum gak pernah pacaran sejak lahir.
"Ada ya, orang ngerendahin diri didepan orang lain." tutur Axel, mana ada orang ngaku tepos dan terima aja dikatain tepos kalau bukan Alexa orangnya.
Demi ini.
Demi membatalkan pertunangan mereka.
Ya ambisi Alexa belum turun, atau lebih tepatnya hanya turun beberapa persen doang.
"Iyalah, demi masa depan saya biar gak hidup sama bapak."
Wajah Axel berubah menjadi datar saat mendengarnya, sudah mengetahui bukan kalau pikiran Axel tengah kacau dan salah satu efeknya dia itu mudah baper dan kebawa emosi.
"Kamu gak mau hidup sama saya?" aura Axel berubah menjadi gelap sekarang.
"Ebuset kenapa suram gini jadinya, dia punya kepribadian ganda apa gimana."
Tangan Axel terangkat dan melepas jasnya begitu saja, dasi yang tadi bertengger dengan manis kini sedikit ia longgarkan juga tak lupa lengannya yang tiba-tiba ia gulung hingga siku.
"Anjing kenapa kelihatan kayak Sugar Daddy gini!!" pekik Alexa didalam hati, kalau langsung nyletuk ntar Axel kepedean soalnya.
"Bapak kenapa pak? Kepanasan?" tanya Alexa sedikit gugup, dia menelan ludahnya melihat penampilan Axel seperti sugar daddy atau bahkan daddy kink didalam buku-buku yang dia baca.
Axel menarik sudut bibirnya melihat reaksi Alexa yang berbeda dari biasanya.. "kalau saya kepanasan kenapa hm? Kamu mau bantu saya buat dinginin?" jawab Axel memancing.
"Aduuuuh paak gue itu mesum jangan lo pancing-pancing gini, kalau gue kepancingkan bisa-bisa hilang keperawanan gue." tutur Alexa didalam hati.
Alexa itu suka baca Nc atau Content No Child dan plus-plus dihpnya, bahkan gaya-gaya agar bisa menghasilkan anak lelaki, perempuan atau bahkan kembar-pun Alexa tau caranya.
"MASUK KULKAS AJA SONO!" pekik Alexa memundurkan kursinya saat Axel mendekatinya, ia memutar kursi tersebut dan mau kabur. Tapi sayang dia kurang gercep, bahunya sudah terlebih dahulu disentuh oleh Axel dan kembali mendudukan Alexa, lalu memutar kursi tersebut hingga menghadap kepada dirinya.
"EHH!!" nafas Alexa tertahan saat kursi yang ia duduki berputar dan kini tepat didepannya ada wajah iblis mesum yang siap memangsanya siapapun.
"Gimana mau dinginin saya?"
"O to the Gah! Najis!" tutur Alexa, dirinya tak bisa kabur karena kini tubuhnya beserta kursinya terkungkung oleh tubuh besar Axel.
"Yakin hmm?" kini kepala Axel semakin mendekat, bahkan hidung Alexa dan Axel kini sudah menyatu tinggal bibir aja eh.
Alexa menatap mata Axel begitu juga dengan Axel walau sedikit gagal fokus oleh bibir Alexa yang setengah terbuka karena efek kaget.
Alexa merasakan sebuah tangan memegang tengkuknya membuat Alexa reflek memejamkan matanya saat merasakan kepalanya didorong kedepan. Dan Alexa merasakan sebuah benda asing menempel dibibirnya.
"AXEL ALEXA!!!"
"KALIAN MAU NAENA DI RUANG GURU HAH?!!"
"Axel kamu sama murid kamu sendiri?"
✨
Happy Reading.
Axel memandang datar 3 orang yang kini duduk bersilang tangan didepannya, menatapnya penuh serius dan menuntut hanya ada satu orang yang justru menatap Axel dengan tampang jailnya.
Disisi lain Alexa justru bermain-main dengan kursi, dis memutarkan kursinya, dia bosan dan malu karena ke gep mau berbuat tidak senonoh.
Mau keluar juga gak bisa karena ia dilarang.
"Axel dia murid kamu? Kamu mau sama murid kamu sendiri?"
"Kenapa tidak?" jawab Axel santai, bahkan kelewat santai sekarang.
"Mending sama aku daripada sama murid itu."
Alexa menatap tajam orang tersebut, apa-apaan itu? Tunangannya mau direbut sama kupu-kupu malam eh?
Orang yang berkata tersebut adalah seorang guru kimia yang masih sangat muda, wajahnya terlihat ayu namun terkesan galak. Revana namanya.
"Ibu mau latihan jadi pelakor apa?" itu bukan Alexa yang bilang, tapi Katty ia juga salah satu orang yang memergoki Alexa dan Axel yang hendak berbuat zina.
"Apa maksud kamu? Pak Axel itu jomblo." sengit Revana menatap salah satu muridnya itu tak terima dikatain pelakor.
"Tanya aja pak Axel, dia jomblo apa udah ada tunangan."
Katty itu menjunjung tinggi prinsip ada pelakor? Harus dimusnahkan dari muka bumi, ya karena mantan pacarnya direbut oleh pelakor ingusan kan sayang tajir melintir mantannya walau gak setajir pak Axel.
Katty itu gak matre, cuma realistis aja. Hidup sekarang itu pasti dengan uang gak berguna kalau cuma sama cinta.
Cinta cinta tai anjing iya.
"Saya emang jomblo..."ujar Axel menatap Revana yang sekarang tersenyum bangga.
Tuakkkk.
Sebuah bolpoin hitam melayang dan terjatuh tepat didepan Axel seiringan dengan jawaban Axel yang membuat salah satu orang disana ingin sekali mengulitinya sekarang juga.
Axel menarik sudut bibirnya, walau didalam hati dirinya merasa lega, bolpoin itu tidak mengenai dirinya.
"Guru bajingan!" batin Alexa menatap Axel dengan bengis.
"Ada peluang nih, lumayankan pak Axel ganteng sama tajir gitu." batin Revana.
"Axel!" tegur seorang lelaki yang juga menjadi salah satu diantara Kattu dan Revana yang memergoki Axel Alexa berciuman.
Orang itu tau Axel hanya menggoda Alexa, bagi Axel melihat Alexa kesal dan juga misuh-misuh adalah hiburan baginya.
"Haha santai aja Rik." tutur Axel menatap Erik yang justru menghela nafasnya melihat kelakuan sahabatnya yang sejak dulu tidak berubah.
Suka mempermainkan emosi seseorang.
Itulah bakat terpendam seorang Axellio Dwirana Blyski.
"Bu Reva menyukai saya?"
Mata Revana seketika cling saat mendengar ucapan Axel.
"Siapa juga yang nggak suka sama pak Axel, pasti saya suka."
"Bu Reva menyukai saya apa harta saya?" tatapan ramah Axel seketika berubah dingin saat mengatakannya membuat nyali Reva kian menciut sekarang.
Bukan tanpa alasan Axel mengatakan tersebut, diakte kelahirannya tertulis nama "Blyski" membuat Axel selalu berhati-hati dalam bergaul dan mencari kekasih.
"YA PASTI DUITLAH! CEWEKKAN MATA DUITAN!!" pekik Alexa ngegas, untung saja orang-orang yang tadi sempat terdiam tidak jantungan mendengar pekikan Alexa.
"Berarti lo juga mata duitan Al."
Alexa mengangkat bahunya acuh "gue gak tau rasanya mata duitan, toh dari kecil idup gue udah terpenuhi bahkan sampe tumpah-tumpah." jawab Alexa songong.
Axel menahan diri untuk tidak tertawa mendengar jawaban Alexa yang terkesan acuh tapi mukanya justru songong banget.
Cuma dideket Alexa, Axel jadi receh.
Alexa itu suka ngegas.
Alexa juga suka banget pamer kesosongan.
Tapi Alexa gak pilih-pilih kalo berteman.
Itu salah banyak alasan Axel mau menerima Alexa yang ajaib, putri kesayangan keluarga Berlin.
Tapi alasan yang menguatkan itu karena Alexa kaya, menurut Axel orang kaya itu gak mata duitan cuma banyak duit aja kayak dirinya.
Jadi alasan terkuat adalah karena Alexa kaya jadi Axel mau, kalo soal naksir enggaknya ntar juga naksir.
Seperti pepatah 'witing tresno jalaran seko kulino'
Dan jika berbicara soal hati hanya Axel yang tahu dia naksir sama Alexa apa nggak.
"Yang kaya mah bebas." jawab Erik pedas, Erik itu sering banget disongongin sama Axel jadi dia tidak begitu terkejut kalo tunangan Axel juga songong. Cocoklah pikir Erik.
"Jadi gini bu Reva, saya memang jomblo sebelum saya bertemu dengan Alexa dan bertunangan dengannya." tutur Axel mulai serius.
Revana yang mendengarnya pun terkejut, jadi Axel itu suka sama muridnya sendiri bahkan sekarang sudah bertunangan? Emang masih jaman ya guru sama murid terlibat cinta lokasi pikir Revana.
"Yaudah saya rebut." Revana gak mau ngalah, perjuangannya baru dimulai sekarang.
"Aelah belum juga itu tante tante setan, sekarang udah muncul lagi pelakor baru. Kapan gitu ada cowok yang mau ngerebut gue dari Axel." tutur Alexa miris dengan nasibnya yang gini-gini amat.
Dari lahir jomblo, sekalinya dapet pasangan karena dijodohin sama gurunya sendiri.
Poor For You Alexa!
🌏
"Home sweet Home!!" sambut seorang lelaki memasuki rumah yang cukup mewah dengan sangat riang.
Tubuhnya ia hempaskan ke sofa empuk yang ada didepannya, perjalanan puluhan jam dari London ke Indonesia cukup menguras tubuhnya.
"Kamu itu sana mandi terus beberes bukan malah rebahan!" tutur sang mama berjalan dengan sebuah spatula ditangannya menatap anak semata wayangnya yang justru menyengir tanpa dosa.
"Capek ma, nanti aja Arga beresin. Emang mama gak kangen sama Arga gitu?" tutur Arga menghampiri sang mama dan memeluknya.
Belasan tahun berpisah dengan sang mama dan hanya bertemu sebulan sekali membuat Arga sangat merindukan sang mama.
"Kamu bau jadi mama gak kangen!"
"Mama kok gitu? Yaudah aku kerumah sebelah aja pasti ada yang kangen sama Arga." tutur Arga riang, wajahnya yang tadi lesu sekarang terlihat berbinar jika mendengar atau berbicara soal 'Rumah Sebelah'.
Mamanya hanya diam menatap Arga yang justru menampakan wajah berbinarnya.
"Rumah sebelah masih samakan ma? Dari isi nya jugakan?" sang mama hanya mengangguk.
"Ah jadi kangen Exa deh ma, Arga nanti main kerumah sebelah deh sekalian ketemu sama bang Ran dan terutama Exa. Kangen banget aku sama gadis lolipop itu." tutur Arga dengan wajah bahagianya sedangkan sang mama hanya menatap wajah bahagia anaknya dalam diamnya.
"Arga kangen Exa deh ma, Exa masih samakan kayak dulu suka sama lolipop terus petakilannya lewat batas."
"Ntar Arga kerumah lah. Exa you're prince comeback!"
🌏
HAYO SIAPA ARGA HAYO HAYO
TERUS BELLE SAMA AXEL GIMANA YA
ALEXA SAMA AXEL BAKAL TETEP GELUT GELUT GEMES APA BAKAL PISAH?
STAY TUNE GUYS!!
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT