Happy Reading
Suara dentingan sendok dan piring menggema di ruang makan keluarga Berlin, ya sekarang seluruh anggota keluarga Berlin tengah menikmati sarapan pagi tentunya ada Axel yang ikut serta dalam acara sarapan tersebut.
"Alexa kalo makan jangan belepotan kayak anak kecil aja kamu, gak malu dilihatin pak Axel."
Axel yang mendengar namanya disebut itupun mendongkak dan menatap Alexa dengan senyum kecilnya berbanding kebalik sama Alexa yang memicingkan matanya, bahkan kini dia makan dibuat sebelopatan mungkin.
Biar iri, itu menurut Alexa.
"Bodo, Alexa kalo makan-kan emang gini."
Ran dan Kelvin yang mendengar ucapan adeknya itu memicing tak percaya, jangan tanyakan dimana anak sulung keluarga Berlin, dia sedang sibuk berdiam diri diapartemen salah satu properti milik keluarga tersebut karena mengurus skripsi agar cepat di acc dosen.
Jika mengerjakan dirumah pasti tidak akan fokus karena kelakuan ketiga adeknya yang suka heboh dirumah.
"Bukannya seorang Alexa Jessie itu anak daddy yang elegan dan tau table manner hm?" mata Revan menatap Alexa yang mendengus kesal.
Revan tau Alexa berkelakuan seperti itu untuk berprotes dan membuat Axel jijik pada dirinya.
Tidak semudah itu Alexa, Revan telah berbicara dengan Axel tentang tabiat anak bungsunya itu dan Axel siap menerima apapun yang dilakukan Alexa sekarang.
Alexa memang kolot, tapi dua orang yang berbeda umur lebih kolot.
"Daddy! Alexa kan makan emang belepotan, kadang juga muncrat-muncrat masa dad gak merhatiin sih." ujar Alexa dan sengaja menekankan kata 'muncrat-muncrat' tepat didepan Axel yang masih saja tetap tenang dan anteng menikmati makanannya.
"Saya juga kalo makan kadang kentut kok."
Alexa speechels dengernya, lah ini guru mesum bisa kentut juga? Lain halnya dengan Alexa yang speechels Ran dan Kelvin justru keselek mendengarnya.
"Weh bang beneran lo kalo makan kentut?"
"Saya juga manusia Kelvin, gak bisa nahan kentut." tutur Axel anteng banget jawabnya, berasa dia ngejelasin pelajaran matematika didepan kelas.
Revan dan Raina justru hanya menahan senyum mendengarnya, mereka tau Axel hanya ingin membalas Alexa yang emang gak ada elite-elitenya anak itu. Revan dan Raina mengenal Axel sudah sejak lama, jadi mereka tau bagaimana Axel.
"DADDY!! DADDY TEGA MAU NGAWININ ALEXA SAMA ORANG YANG SUKA KENTUT???" rengek Alexa menatap Revan yang masih diam tak bergeming.
"Lohkan impas Al, kamu kalo makan muncrat terus Axel yang suka kentut. Kalian bisa saling melengkapi." jawab Raina ngawur.
Melengkapi apanya! Yang ada jadi gak nafsu makan dong, terus Alexa gak bohay lagi karna gak makan jadi kurus dan tepos padahal memang Alexa tepos tapi gak sampe datar kok.
"Udah ayok selesaiin makanannya, nanti kalian terlambat sekolah." titah Revan yang sepertinya tak bisa diganggu gugat.
🍈
Dan sekarang disinilah Alexa, didalam mobil sedan hitam milik Axel yang tengah melaju tidak terlalu kencang juga tidak terlalu lambat. Jangan menyangka Alexa dengan suka rela mau menaiki mobil milik guru mesumnya itu, ia justru menolak mentah mentah namun apalah daya daddynya yang memaksa untuk bareng sama Axel saja karena sopir yang biasa mengantar Alexa sedang sakit.
Alexa pengennya nyetir sendiri, kan sayang SIM-nya yang dia buat secara instan, tinggal kasih duit 200.000 seminggu kemudian SIM itu sudah jadi gak harus ujian-ujian segala. Namun mobilnya justru akan dipakai Ran pergi pemotretan dan Ran terlalu malas untuk mengantar Alexa.
Sebenarnya itu hanya akal-akalan keluarga Berlin untuk mendekatkan Alexa dengan Axel.
Alexa cuma bisa pasrah sekarang.
"Pak.." Alexa gak kuat sama suara hening dimobil, jadilah ia memulai pembicaraan terlebih dahulu.
"Hmmm."
"Kenapa bapak mau sama saya? Seharusnya bapak tuh nolak, kan bapak mau ngawinin anak dibawah umur."
Axel yang mendengarnya justru menaikkan satu alisnya, Alexa itu kadang nyleneh.
"Biar saya nambah kaya."
Lagi dan lagi Alexa harus speechels denger ucapan orang disampingnya itu, kaya? Jadi cuma karena harta doang ini bapak-bapak tua mau sama dia. Dirinya gak mau ya kalau hartanya udah kekuras abis Axel bakal pergi dan milih cewek bohay diluar sana.
Sepertinya kiat Alexa untuk membuat Axel membatalkan pertunangan semakin kuat, karena dirinya tak bisa untuk membatalkannya sendiri.
"Bapakkan udah kaya.."
"Ya saya pengen nambah kaya."
"YAKKK!!" pekik Alexa kesal dan menjambak rambut Axel begitu saja.
"Ack, Alexa saya sedang menyetir!" tegur Axel memegang tangan Alexa dan kini justru menggenggamnya.
Alexa diem mendapat peralkuan seperti itu, perlu diingat Alexa itu jomblo dari lahir jadi belum pernah sama sekali skinship dengan lawan jenis kecuali keluarganya.
"Kenapa diem, gak tanya tanya lagi?" ujar Axel sedikit menoleh kearah Alexa yang justru sekarang mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Alexa malu, mukanya merah dan Axel tau itu.
Sedikit demi sedikit Xel, Alexa pasti bakal luluh suatu hari nanti. Batu yang keras akan hancur jika ditetesi air terus menerus seperti halnya dengan Alexa, pelan-pelan nanti juga luluh sama pesona Axel.
Mobil sedan itu berhenti tepat didepan gedung sekolah yang megah. Alexa segera membuka pintu mobil dan hendak pergi jauh jauh dari Axel karena mukanya yang merah tapi sepertinya Alexa lupa tangannya masih digenggam sama Axel.
"Pak lepasin gak?"
"Kalau ngomong ngadep sama orang yang diajak ngomong."
"Gak mau! Lepasin aja apa susahnya." jawab Alexa masih tidak mau menatap Axel.
Dengan satu hentakan Axel menarik tangan Alexa hingga gadis itu terhuyung dan bertubrukan dengan dada Axel.
"Bidang juga dadanya Axel."
Cuppp
Kening Alexa dicium begitu saja membuat sang empunya terkesiap.
"Sekolah yang bener biar cepet lulus dan jadi istri saya."
Alexa segera mendorong tubuh Axel begitu mendengar tutur kata Axel dan menatapnya sengit.
"Ya mending gue jadi bad girl biar gak cepet lulus terus gak jadi nikah sama bapak!"
"Lihat saja nanti."
"Bapak yang seharusnya lihat gimana gue bakal ngebuat bapak batalin perjodohan kita, and bye!!" jawab Alexa kesel dan membanting pintu mobil begitu saja.
"ALEXA!!" gadis itu menghela nafasnya dengan kasar dan menoleh, Axel memanggilnya dari dalam mobil dan kini dirinya menjadi pusat perhatian murid yang juga baru datang karena keluar dari mobil gurunya sendiri.
"Nanti tunggu saya kalau mau pulang."
"OGAH!!!" pekik Alexa begitu saja dan melangkah dengan langkah cepatnya memasuki gedung sekolahnya meninggalkan Axel yang kini justru tersenyum kecil namun setelah itu wajahnya berubah menjadi sangat datar dan pandangannya menajam.
"Well see Alexa, siapa yang akan menang dalam kompetisi ini."
🍈
Haiii aku belum pernah nyapa disini ya hehe, disini aku cuma mau jelasin kalau aku sengaja post part yang gak banyak comedynya tapi kalian harus baca part ini walau gak berbobot tapi ada sesuatu di part ini.
AND STAY TUNE GUYSS
With Love Arfn
Happy Reading
BRAKKK
"WOI ANJER KAGET!!"
Alexa membanting tas sekolahnya dengan keras tak peduli ketiga temannya yang sibuk kutekan itu terkejut dan membuat cat kukunya menjadi melenceng.
"Kenapa lo pagi pagi udah pasang muka kesel aja?" ujar Vranda yang duduk disamping Alexa.
"Kesel gue sama itu guru, masa pagi-pagi udah nyasar aja dirumah gue. Sepet tau gak lihat mukanya."
"Lohkan wajar pak Axel itukan tunangan kamu Al." celetuk Vania walau mata dan tangannya fokus dengan cat kuku dan tete bengeknya.
Alexa melirik kesal dengan Vania, ya walau yang diomongin oleh Vania itu benar, nyata fakta bukan hoax semata tapikan Alexa tidak menerima perjodohan ini.
"Gimana rasanya lepas status jomblo?"
"Sejak kapan seorang Alexa lepas status jomblo? Gue tetep jomblo sampe pangeran berkuda putih dimimpi gue dateng." jawab Alexa penuh penakanan.
"Alexaaa."
Alexa mengernyitkan dahinya mendengar panggilan dari Vania yang terkesan sangat manis bahkan kini wajah gadis itu menatapnya dengan puppy eyes. Vania itu mukanya kalem polos jadi cocok pake puppy eyes coba kalo Alexa yang make pastilah langsung pada muntah lihatnya.
Muka bringas gitu.
"Lo kenapa dah kayak anak anjing mukanya?"
"Alexa kan habis tunangan semalem..."
"Iya terus kalau gue tunangan kenapa?" nahkan Alexa mulai nyolot kalau menyangkut kejadian semalam.
"Pajak tunangannya dong." jawab Vania membuat Alexa speechels mendengarnya ditambah muka Vania yang sangat polos mengatakannya.
Pluuuuk
"Alexa sakit!!!" pekik Vania saat dengan sadisnya Alexa memukul kepalanya dengan sebuah buku yang ia comot dari meja didekatnya. Soalnya Alexa males ngebuka tasnya dan ngeluarin buku cuma buat mukul kepala Vania.
"Gak ada pajak tunangan segala, lagian ya pertunangan biadab ini bakal batal sebatal-batalnya!"
"Emang bisa lo batalinnya?" tanya Vranda menatap Alexa yang terdiam.
Sejujurnya dirinya sedikit ragu dengan rencana-rencana yang ada diotaknya apalagi lawannya itu si gila Axellio, Alexa udah cari informasi soal Axellio diinternet dan itu cukup membuatnya sedikit berkidik ngeri.
Dilayar iphone keluaran terbaru yang punya kamera 3 biji itu tertera 'Axellio dan obsesinya.' dan disana tertulis kalau Axellio udah punya keinginan harus mendapatkannya apapun itu.
Tidak peduli ia disebut terlalu obsesi dan fanatik.
Agak ngeri sebenernya menurut Alexa, tapi namanya Alexa gak bakal mau nyerah begitu saja, gak ada sejarahnya panglima bar-bar kayak Alexa harus kalah sebelum berperang.
"WOI ALEXA MALAH BENGONG NTAR KESAMBET DEDEMIT MAMPUS AJA LO!!"
"Apasih Vran, gak usah teriak-terik kali. Gue gak budek." jawab Alexa sensi, kupingnya pengang mendengar teriakan cempreng Vranda, padahal dirinya juga suka teriak-teriak gak jelas.
"Kenapa juga lo mau batalin pertunangannya, kan pak Axel ganteng, mapan terus gak malu-maluin dijadiin suami."
"Kalo gitu lo aja sono yang kawin sama si biadab itu, gue sih ogah."
"Kalo pak Axel ngelamar gue sih ya langsung gue ajak kawin, sayangnya dia maunya sama lo." jawab Vania santai berbanding terbalik dengan Alexa yang melotot tak percaya mendengarnya.
"ENAK AJA! AXEL CUMA BUAT GUE!"
Vania yang tadi sibuk sama kutek berhenti, begitu juga dengan Vranda yang tadi sibuk chattingan sama doi barunya, mau minta skincare mahal soalnya juga langsung natap Alexa dengan pandangan heran.
Kok Alexa ngegas? Padahalkan tadi nolak mentah mentah pak Axel, tapi kok sensi abis denger jawaban nyleneh Vania.
"Jadi saya itu cuma buat Alexa ya..."
Jatung Alexa rasanya langsung pindah ke lambung aja rasanya, suara ngebass darimana tuh yang lancangnya masuk kekuping Alexa.
"Benar itu Alexa???"
Alexa menoleh, dan benar saja disana Axel berdiri tepat disamping tempat duduknya dengan setelan jas hitam udah macam CEO CEO dinovel yang dia baca mengeluarkan ekspresi yang sangat-sangat menyebalkan.
"Si si siapa juga yang mau hak patenin bapak! Saya cuma..."
"Cuma?"
"Cuma nyadarin Vania kalo dia halu bakal dikawinin sama bapak." jawab Alexa cepat.
"Kok gue?"
"Kenapa itu bisa jadi halu? Saya bisa aja nikahin Vania semau saya." ujar Axel membuat Alexa, Vania dan juga Vranda speechels dengernya.
"Tapikan bapak tunangan saya! Enak aja mau ngawinin orang lain saya gak mau dimadu ya pak!!"
Seluruh murid kini menatap Alexa yang memekik cukup keras speechels sedangkan Axel justru terkikik geli mendengarnya.
"Lah emang pak Axel mau sama lo Lex?" tanya Bagas sang ketua kelas.
"Gak mungkinlah pak Axel mau sama orang bar bar kayak lo." komen Riko, cowok paling bar-bar dikelas. Pasangan Alexa kalo urusan per bar baran dan kengegasan.
"Lo halu Al."
Brakkkk
Nahkan maungnya keluar, enak aja Alexa dikatain halu. Orang emang Axel yang mau sama dia malah dianya yang dikatain Halu.
"HEH!! ENAK AJA SAPA JUGA YANG HALU YA BANGSAT! TANYA AJA BAPAK AXELLIO YANG TERHORMAT. BYE" teriak Alexa dan setelah itu pergi keluar kelas begitu saja, tak peduli kalau sekarang sudah bel masuk.
Buktinya Axel sudah masuk ke kelas Alexa, eh malah Alexanya yang keluar.
"Pak, gak ngejar Alexa?"
"Biarin, hatinya sedang terguncang." jawab Axel yang justru mendapat gelak tawa dikelas itu.
Ya untuk hari ini Axel akan membebaskan Alexa membolos.
Hanya hari ini.
🍉
"Guru biadab gak tau diri!"
"Apa-apaan gue dikatain halu, orang jelas jelas itu guru yang mau sama gue yang cakep ini."
"Awas aja lo Gas Rik mati lo ditangan gue, tapi ntar kalo ketemu."
Alexa terus misuh-misuh disepanjang koridor sekolahnya yang sepi, bahkan dia tak mempedulikan didepannya ada seseorang atau tidak.
Duakkk.
"Awww"
"Kalo jalan pake mata dong! Bukan kaki doang, matanya juga dipake bukan dibuat pajangan doang." nahkan Alexa ngegas lagi menatap bengis kearah seseorang yang menabraknya atau justru yang ia tabrak?
"Kamu yang nabrak saya, kenapa kamu yang ngegas?"
"Hak gue dong mau ngegas, urusannya apa sama lo?"
Alexa membusungkan dadanya yang tepos menantang orang didepannya, yang tentunya lebih tinggi dari Alexa. Karena high heels yang dia pakai.
"Kamu sama guru yang sopan, saya lebih tua dari kamu."
"Gila hormat cih!"
Sreeett
Tangan Alexa dipegang dan ditarik begitu saja. Guru itu sepertinya geram dengan tingkah Alexa.
"Ikut saya ke BK, kamu harus didisiplinkan."
Sretttt
"Yak rambut saya!!" pekik guru itu saat Alexa menjambak rambutnya dengan keras.
"Gak usah gaya lo didepan gue, mau bawa gue ke BK? Kalo gitu harus ada yang patah dulu atau paling nggak lebam dibadan lo." terang Alexa.
Dia butuh pelampiasan dan seseorang dengan suka rela menyerahkan diri untuk menjadi santampannya.
"ALEXA STOP!!"
"A Axell.."
🍉
Paragraph comment
Paragraph comment feature is now on the Web! Move mouse over any paragraph and click the icon to add your comment.
Also, you can always turn it off/on in Settings.
GOT IT