Download App
4.13% Heaven Official Blessing / Chapter 5: Diskusi Orang-orang Bodoh di Kuil Pada Malam Hari(2)

Chapter 5: Diskusi Orang-orang Bodoh di Kuil Pada Malam Hari(2)

melihat tatapan mereka, Xie Lian tersenyum tipis sebelum berbalik.

"apakah ini pertama kalinya anda melihat kerah terkutuk yang asli" -Xie Lian

kerah terkutuk, seperti namanya adalah kutukan yang berbentuk belenggu.

pejabat surgawi yang diturunkan dan diusir dari surgawi akan menerima jejak dosa di tubuh mereka. jejak ini berbentuk belenggu yang menghambat kekuatan spiritual pejabat surgawi. itu adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dihilangkan. itu sama dengan mengikat tangan dan kaki dengan rantai. itu adalah hukuman dan peringatan yang membuat orang tersebut menjadi takut dan malu.

sebagai bahan tertawaan dari 3 alam dan 1 yang telah diusir dari surga 2 kali, Xie Lian secara alami memiliki kerah terkutuk di tubuhnya. mustahil bagi kedua dewa perang kecil ini untuk mendengarkan fakta ini. namun, masih ada perbedaan antara mendengar seorang mengatakan, lalu melihat secara pribadi dengan mata mereka sendiri. jadi, xie Lian dapat mengerti mengapa kedua dewa bela diri memiliki ekspresi seperti itu di wajah mereka.

dia menduga bahwa kerah terkutuknya ini mungkin membuat mereka merasa sedikit gelisah, tetapi hal ini bukan lah hal yang baik.

menggunakan bahasa bahwa dia membutuhkan atasan baru. awalnya Xie Lian hanya ingin menyelinap keluar dan berjalan-jalan. namun, Xie Lian tidak melakukan itu, karena Fu Yao berkata "itu akan sangat cabul dari anda, jika anda pergi keluar berjalan-jalan di jalan utama jika anda menggunakan ini"

pada akhirnya nan Feng yang santai mengambil beberapa pakaian dari kuil untuk Xie Lian, menghentikannya dan melanjutkan rencananya yang cabul. tetapi Xie Lian merapikan dan duduk lagi, dan membuat suasana menjadi canggung.

oleh karena itu, Xie Lian mengeluarkan gulungan yang telah disiapkan Balai Ling Wen untuknya sebelum bertanya "apakah kalian ingin melihat ini lagi?"

Nan Feng mengangkat kepalanya untuk memberinya pandangan

"aku sudah melihatnya, aku pikir dia lah yang seharusnya melihatnya lebih baik" jawab nan Feng

Fu Yao "apa maksud mu aku harus melihatnya dengan lebih baik? gulungan itu bahkan tidak memiliki detail apa pun, sama sekali tidak berharga, apakah itu pantas seseorang untuk terus membacanya?"

ketika ia mendengar bagaimana Fu Yao mengatakan gulungan itu sama sekali tidak berharga, Xie Lian tidak bisa membantu tetapi merasa sedikit kasihan terhadap dewa-dewa sastra dari balai istana Ling Wen. dewa-dewa itu menulis begitu banyak gulungan, wajah mereka bahkan berubah menjadi pucat pasi. kemudian, Xie Lian mendengar Fu Yao dan berkata "ah dimana kita pergi? oh ya, alasan dibalik mengapa Nan Yang memiliki banyak pemuja wanita, bukan?"

Xie Lian menyingkirkan gulungan itu sebelum tempat yang berdenyut diantara matanya. dalam benaknya, dia tahu bahwa mereka tidak akan bisa membaca apapun malam ini.

jika tidak da pekerjaan yang layak dapat dilakukan, maka setidaknya situasi ini dapat diselesaikan. ternyata terlepas dari Yang mulia pangeran mahkota yang menghabiskan ratusan tahun mengumpulkan sampah didunia manusia, sekarang semua dewa lain mengetahui alasannya.

Nan YangZhen Jun Feng Xin, pernah disebut Ju Yang ZhenJun selama beberapa tahun, orang itu sendiri membenci nama ini. menuju apa yang dialami Feng Xin, orang lain hanya bisa menyimpulkan perasaan mereka dengan kata-kata "sungguh ketidakadilan!!"

ini karena, cara asli dan benar untuk mengeja namanya adalah Ju Yang, tetapi dengan karakter Cina yang berbeda untuk Ju. alasan namanya disalahartikan adalah karena kecelakaan kecil.

bertahun-tahun yang lalu, seorang raja ingin merenovasi candinya. untuk menunjukkan ketulusannya, dia secara pribadi menulis kata-kata dalam sebuah plakat untuk setiap aula bait suci. namun, ketika dia menulis prasasti pada plakat untuk balai istana Ju Yan, dia entah mengapa salah mengeja kata pertama.

kali ini, pejabat yang bertanggung jawab untuk masalah renovasi candi hampir mengkhawatirkan dirinya sendiri sampai mati. dia tidak bisa memahaminya. pada akhirnya, apakah sang mulia sudah berganti nama? atau apakah dia membuat kesalahan? jika itu disengaja, mengapa dia tidak membuat keputusan dan menyatakan dia ingin mengubah menjadi seperti ini? tetapi jika itu tidak disengaja, bagaimana dia bisa membuat kesalahan yang rendah seperti ini? itu tidak seperti dia, dan pergi lalu berkata "yang mulia, anda salah!" siapa yang tahu jika Yang mulia mengira dia mengejek kecerobohannya? mungkin yang mulia akan berpikir bahwa dia menyarankan pengetahuannya itu dangkal dan hatinya tidak tulus! selain itu, ini dibuat dengan harta tinta yang mulia. apakah itu akan dibatalkan?

hal yang paling sulit ditebak adalah niat kaisar. penjabat itu sedang berkonflik. namun setelah memikirkan semuanya, ia memutuskan untuk lebih baik membuat JuYang ZhenJun sedikit sedih daripada membuat yang mulia merasa dirugikan.

orang harus mengakui bahwa pejabat itu membuat keputusan yang tepat. ketika yang mulia menemukan bahwa Ju Yang(cerah) telah berubah menjadi Ju Yang (maskulinitas luar biasa), dia tidak mengatakan apa-apa. sebagai gantinya, dia mengundang seluruh kawanan ulama, sebelum dengan penuh semangat membolak-balik buku-buku kuno. setelah menentukan detail kecil yang tidak terhitung jumlahnya untuk membenarkan alasan perubahan, mereka menulis banyak artikel, melakukan yang terbaik untuk membuktikan bahwa ejaan aslinya adalah Ju Yang(maskulinitas luar biasa) dan bahwa Ju Yang (cerah) adalah cara menulis yang salah. singkatnya, satu malam setelah acara ini, kuil Ju Yang (cerah) di seluruh negara berubah menjadi kuil Ju Yang (maskulinitas luar biasa)

Feng Xin yang tiba-tiba mendapatkan perubahan berlarilah yang tidak mengetahui tentang masalah ini sampai puluhan tahun. dia belum pernah dengan hati-hati melihat tanda-tanda candinya sendiri sebelumnya. suatu hari, dia secara mendadak merasa sangat suram. kenapa ada begitu banyak wanita jangan datang untuk menyembahnya di candinya? selain itu, mengapa masing-masing dari mereka terlihat malu ketika mereka berdoa dengan wajah yang benar-benar merah? hal-hal apa yang mereka minta ketika mereka menyalakan dupa?

setelah ia tahu apa yang telah terjadi, Feng Xin bergegas ke puncak cakrawala, menatap matahari yang terik dan langit yang luas, sebelum memohon kutukan.

tak heran jika dia mengagetkan semua pejabat surgawi disana.

setelah selesai mengutuk, tidak ada yang bisa dia lakukan. jika ia ingin menyembahnya. bukannya dia bisa membuat hidup sulit bagi para wanita masalah dan berdoa ini. karena itu, dia menguatkan diri sebelum mendengarkan doa-doa mereka selama bertahun-tahun. ini berlanjut sampai seorang raja merasa terhormat bahwa gelar ju yang (Maskulinitas luar biasa) hanyalah sebuah skandal, dengan demikian dia mengubahnya menjadi Nan Yang.

namun, orang tidak lupa bahwa selain menjadi dewa bela diri, Nan Yang juga dewa yang bisa menawarkan berkah dan perlindungan. hanya, semua orang diam-diam untuk mengerti untuk tidak pernah menggunakan 2 kata itu untuk mengatasi nan yang. pada saat yang sama, para dewa lainnya saling mengetahui bagaimana menilai Nan YangZhenJu. anda perlu berkata dia baik!

selama kamu tidak membuatnya mengutuk orang, semuanya baik-baik saja!

di sisi itu, Wajah Nan Feng menjadi sangat hitam dan dapat di bandingkan dengan pot tua. Disisi lain, Fu Yao dengan penuh semangat berkata, "Sahabat para wanita, solusi terbaik ketika menginginkan seorang anak, rahasia untuk meningkatkan kesuburan pria, Nan Yang, sang pemberi anak. Ah ha ha, ah ha ha, ah ha ha ha ha ha...."

Xie Lian menahan dirinya untuk tidak tersenyum, berusaha untuk memberikan sedikit rasa hormat kepada patung Dewa Nan Yang yang ada di hadapan mereka. Tiba-tiba Nan Feng berbicara dengan nada marah, "Berhenti, jika kau merasa terlalu segan, jangan panic, kau bisa menyapu lantai itu."

Ketika Nang Feng mengatakan kalimat itu, wajah Fu Yao juga berubah menjadi sehitam pot. Bisa dikatakan jika ada hal yang tidak ingin di dengar oleh penghuni Istana Nan Yang adalah Julukan di masa lalu, maka hal yang tidak bisa ditoleransi oleh penghuni Istana Xuan Zhen adalah 'menyapu lantai', hal-hal seperti itu. Karena ketika Mu Qing melakukan pekerjaan aneh di kuil Huang Ji, apa yang dia lakukan adalah mengantar the untuk Yang Mulia Pangeran Xie Lian, memberikannya air, menyapu lantai atau membersihkan tempat tidurnya. Suatu hari, Xie LIan melihat bagaimana dia merapalkan kalimat-kalimat kebajikan sambil menyapu lantai dan menjadi sangat tersentuh melihat bagaimana Mu Qing dapat berperang melawan sakit dan berjuang untuk terus belajar. Hal inilah yang membuatnya membuat permohonan pada Menteri Pendeta untuk menerima Mu Qing menjadi Murid mereka.

Hal ini… bagaimana mengatakannya? Itu adalah hal yang bisa dikatakan sangat penting, atau bisa saja dikatakan hal sepele. Itu bisa menjadi hal yang sangat memalukukan bagi yang bersangkutan atau bisa juga menjadi hal yang tidak berarti baginya. Namun, terlepas dari apa yang dipikirkannya, orang-orang beranggapan bahwa hal ini adalah hal memalukan yang dia alami sepanjang hidupnya. Karena, Mu Qing dan semua dewa perang di Istananya akan terdiam saat seseorang membahas hal itu. Benar saja, Fu Yao terdiam sejenak kemudian menatap Xie Lian yang sangat polos, melambaikan tangannya dan berdiri ke samping. Fu Yao tersenyum dan berbicara secara sakas, "Jika kau berkata seperti itu, orang yang tidak mengerti akan berpikir bahwa kalian para dewa dari Istana Nan Yang yang telah membantu Sang Pangeran." (semakin panas situasinya)

Nan Feng juga tersenyum menyindir. " Jenderalmu adalah orang yang membuang telah menolongnya, apalagi yang bisa kau katakan?"

"Uh…" baru saja Xie Lian ingin menghentikan perdebatan mereka, ketika Fu Yao berkata dan tertawa kecil, "ah ha ha, jenderal mu itu maling teriak maling. Apa hakmu untuk berkata seperti itu?"

"..." Xie Lian tidak tahan lagi mendengar perkelahian mereka yang membawa-bawa dirinya untuk menyalahkan kedua jenderal itu. Dia memotong pembicaraan mereka, "Tunggu, tunggu! Berhenti, berhenti."

Tidak ada yang menghiraukannya. Dan akhirnya mereka mulai berkelahi. Xie Lian tidak tahu siapa yang memulainya duluan, tapi meja persembahan sudah terbelah menjadi dua. Melihat hal ini, tidak mungkin menahan mereka untuk tidak berkelahi. Maka, dia duduk di sudut dan menghela nafas, "ah, sungguh sial." Dia mengutip sebuah roti kukus kecil yang menggelinding ke sampingnya. Kemudian, dia membersihkannya dan membuang kulitnya dan berencana akan memakannya.

Namun, ketika Nan Feng melirik dengan ujung matanya ke arah Xie Lian, dia kemudian mengayunkan tangannya untuk membuang roti itu. "Jangan Makan itu!"

Fu Yao juga berhenti dan berbicara dengan nada meremehkan, "itu bahkan sudah jatuh ke lantai dan berdebu, kau masih akan memakannya?"

Xie Lian menggunakan kesempatan ini untuk melambaikan tangannya lagi. Dia berkata, "Berhenti, berhenti, berhenti, aku ingin mengatakan sesuatu."

Setelah melarai kedua dewa perang ini, Xie Lian berbicara dengan nada yang ramah, "Pertama, Yang Mulia Pangeran yang kalian maksud itu adalah aku. Pangeran ini tidak mengatakan apapun, jadi jangan gunakan aku sebagai alasan untuk saling menyerang satu sama lain." Dia berhenti sejenak dan kemudian menambahkan beberapa kalimat, "Aku yakin, Kedua Jenderal kalian tidak akan pernah melakukan hal seperti ini. Dengan kelakuan kalian yang seperti ini, bagaimana dengan harga diri mereka?"

Ketika dia mengatakan hal itu, ekspresi kedua dewa perang ini berubah menjadi aneh. Xie Lian kemudian melanjutkan perkataannya, "Kedua, kalian disini untuk menolongku, kan? Lalu, seharusnya kalian yang mendengarkanku atau aku yang mendengarkan kalian?"

Setelah diam beberapa saat, keduanya akhirnya menjawab, "Kami seharusnya mendengarkanmu."

Meski mereka mengatakan begitu, tapi wajah mereka seperti mengatakan, 'jangan mimpi kami akan mendengarkanmu.' Lalu, dia menepukkan tangannya dan berkata, "Yang terakhir yang ketiga, point yang paling penting – jika memang sangat dibutuhkan untuk membuang sesuatu, tolong jangan membuang makanan, buang aku saja."

Sedangkan, Nan Feng mengetahui roti kukus yang dia ambil dan genggam ditangannya – yang akan dia makan ketika dia ada kesempatan nanti. Kehilangan kesabarannya, Nan Feng berteriak, "Itu sudah jatuh ke lantai, jangan dimakan lagi!"

∞∞

Esoknya, di kedai teh Chance Encounter.

Pemilik kedai teh itu sedang duduk bersantai sambil menyilangkan kakinya lagi, dari kejauhan dia melihat tiga sosok berjalan mendekat. Seorang pendeta yang yang mengenakan baju putih sederhana dan mengenakan topi bamboo berjalan di depan, sedangkan dua orang remaja yang tinggi mengenakan baju berwarna hitam mengikuti dibelakangnya.

Pendeta itu sampai dan dengan santai menyilangkan tangannya, terlihat lebih santai dari si pemilik kedai teh, dia dengan santainya berkata, "Tuan, maaf mengganggu kenyamanannya, tapi bisakah aku memesan tiga gelas teh?"

Si pemilik kedai teh menjawab sambil tersenyum, "Baiklah!"

Namun, dalam hatinya, si pemilik kedai teh berfikir : tiga orang kakak beradik yang bodoh ini disini lagi! Kasihan sekali, dua lainnya terllihat lebih terhormat dari yang satunya. Tapi otak mereka sama saja sakitnya!! Mereka selalu saja membicarakan tentang dewa atau keabadian, hantu ini atau khayangan itu. Orang-orang ini sakit jiwa. Tidak perduli seelegan apapun penampilan mereka, apa gunanya mereka begitu?

Xie Lian memilih bangku yang disamping jendela lagi. Setelah semuanya duduk, Nan Feng berbicara, "Kenapa kau datang ketempat ini untuk membicarakan hal seperti ini? Kau bisa jamin tidak ada yang mendengar kita?"

Xie Lian menjawab dengan nada yang tenang, "Tidak masalah. Meskipun mereka mendengarkan kita, mereka tidak akan berbuat apa-apa. Mereka hanya akan mengira kita ini sakit jiwa."

"..."

Xie Lian melanjutkan perkataannya, "Untuk menghindari membuang-buang waktu kita seperti sebelumnya, mari kita langsung saja ke intinya. Setelah menenangkan diri, apa kalian sudah punya rencana?"

Mata Fu Yao menyala saat dia berkata dengan nada yang dingin, "Kita bunuh saja!"

Nan Feng mendengus, "Tidak bisa bodoh!"

"Nan Feng, kau tidak perlu sekasar itu. Apa yang dikatakan Fu Yao itu tidak salah. Hal dasar untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan membunuhnya. Tapi masalahnya, dimana kita bisa membunuhnya? Siapa yang harus kita bunuh? Bagaimana kita membunuhnya? Aku sarankan…"

Tepat pada saat itu, suara tabuhan gendang terdengar lagi dari jalanan. Jadi mereka bertiga melihat ke arah luar jendela.

Dan lagi, itu adalah rombongan sanak saudara  yang mengantarkan pengantin wanita. Prosesi dimana orang-orang memainkan instrument mereka sambil mereka berteriak. Bahkan teriakan mereka terdengar seperti auman dan memastikan orang-orang dapat mendengarnya. Melihat hal ini, Nan Feng bertanya, "Bukankah orang-orang yang tinggal di daerah Yu Jun tidak berani membuat keributan dan perayaan besar ketika mereka melakukan pernikahan?"

Dalam barisan prosesi ini, semua orang-orangnya adalah pria kuat dengan kulit kecoklatan. Wajah dan otot mereka semua meregang kencang dan dahi mereka dipenuhi dengan keringat dingin. Seolah-olah tandu yang mereka bawa bukanlah tandu pernikahan yang penuh dengan kegembiraan melainkan seperti membawa tandu yang akan menahan jiwa mereka, memotong kepala mereka, memaksa mereka untuk mati. Xie Lian bertanya-tanya, orang seperti apakah yang duduk dalam tandu itu.

Merenung sebentar, Xie Lian hendak keluar untuk melihat ketika tiba-tiba embusan angin dingin berhembus. Tirai di satu sisi tandu terkena hembusan angin dan terbang ke atas.

Orang di balik tirai memiliki postur yang sangat aneh seperti berbaring miring di tandu. Kepalanya juga bengkok, dan apa yang terungkap di balik kerudungnya adalah mulut yang dicat dengan warna merah. Namun, sudut senyumannya terlihat terlalu lebar. Tandu tersentak dan cadar itu meluncur turun, memperlihatkan sepasang mata bulat. Mata yang menatap tegas ke arah mereka.

Ini jelas tampak seperti wanita yang telah mematahkan lehernya dan saat ini tertawa tanpa suara pada mereka.

Xie Lian tidak tahu apakah itu karena tangan orang yang membawa tandu bergetar terlalu banyak, karena tandu itu tidak terlalu stabil. Kepala wanita itu juga mengikuti gerakan tandu dan bergoyang. Itu bergoyang dan bergoyang … sampai BUG! Sebuah kepala jatuh dan berguling ke jalan.

Dan tubuh tanpa kepala itu juga jatuh ke depan. Dengan dentuman keras, seluruh tubuh orang itu terjatuh dari tandu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login