"Mbak Salwa belum datang?" tanya Vian menghampiri Briena di meja makan.
"Belum. Tadi dia telfon katanya sudah di jalan. Mungkin sebentar lagi sampai. Jarak rumah Mama ke sini, 'kan tidak terlalu jauh," jawab Briena. "Kau mau sarapan apa?" tanyanya kemudian pada Vian.
"Nasi goreng," sahut Vian singkat. "Bi Marni sudah sampai?" tanyanya kemudian menegak teh buatan Briena.
"Sudah, tadi subuh." Briena meletakkan piring berisi nasi goreng di hadapan Vian. "Aku menyuruhnya untuk istirahat. Perjalanan dari kampung halaman Bi Marni ke Jakarta pasti melelahkan."Vian hanya mengangguk.
Tak selang berapa lama, tamu yang mereka tunggu datang. Mbak Salwa anaknya Bude Darmi datang bersama Mas Dewa, suaminya. Mereka hanya mengobrol di depan rumah, Mbak Salwa langsung memberikan anak kecil dala gendongannya ke Briena. Sedangkan Mas Dewa menyerahkan anak kecil yang terlelap dalam pelukannya kepada Vian.
Note :
Spoiler Chapter 88 : Permainan baru.