Ziva membuka pintu dengan Hope sebagai pengiringnya.
"Pak,.."seru nya dengan lembut
Yang terlihat saat itu jelas bukan pemandangan yang bagus. Ada Rusmina Tan yang sedang bicara dengan Tiger. Rusmina duduk di kursi dan, Defiance bediri entah apa yang mereka bicarakan. Mereka berhenti bicara mendengar sang malaikat datang. Defiance, hanya melihat sekertarisnya, dan langsung mengambilponsel miliknya yang tergeletak. Ziva tanpa banyak komentar meninggalkan ruangan ini diikuti sang bos besar.
Secara garis besar Hope tidak terlihat kotor atau menyedihkan. Namun saat itu , Defiance seperti maumuntah saja. Tinggal Rusmina Tan yang masih bersikukuh diam. Iapun menyandarkan tubuhnya ke kursi, ia hela nafas,lalau bangkit dari kursinya. Menghampiri Hope. Dan menepuk bahunya dengan lembut
"Kita harus bicara, Tapi di ruangan ku saja ya"
***********************************************************
~Cafetaria~
"Masi lama mbk makannya?" Seorang petugas café menanyai Delayang sudah lebih dari satu jam berdiam di tempatnya.
Ia menoleh, "Ha apa?, nggak tau masih tunggu Hope ni. Tuh punya dia masih banyak"
Petugas cafepun pergi. Dela melirik smartphone miliknya. Cting, ada WA masuk.
"Mbk, tgl aja ggpkok,aq msh lama ni…thx" tulispesan tersebut.
Dela semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Terutama jika ini menyangkut Macan. Iapencet tombol panggilan dan menunggunya beberapa saat. Tak terjawab. Ia mulai pergi menuju kasir.
Cting, ada pesan lagi masuk
"Mbk, jngn telpn ya, ni masih meeting pnting.thx"
Melihat pesan tersebut, Dela tak membalas pesan dan langsung menutup aplikasi itu.
"Berapa Yan?, samapunya Hope ya" Delamengeluarkan dompet dan selembar uang seratus ribuan.
"Berapa?,udah di bayarin kok" Jawab Yayan santai. Tampak Dela sedikit terusik dengan jawab Yayan.
"Di bayarin?, Siapa?" tanyanya.
Yayan menunjuk Vira petugas kebersihan lantai 4. Dela semakin bingung. Ia simpan kembali uang nya dan mengejar Vira.
"Vir…Vir,Vira"teriaknya. Namun Vira tak terkejar menghilang entah kemana. Dela takkan bisa mengejarnyapada saatitu,mengingat tinggi heelyang di pakainya 15 cm sedangkan Vira memakai sneakers.
"Kenapaya,Vira bayarin makan gue?" Tanya Dela menghampiri Yayan.
"Gak tau, katanya di suruh aja gitu, ya gue terima,masaaku tolak?'
Delapun meninggalkan café dan mengucapkan terimakasih. Ia mencoba menghubungi Hope kembali namun ditolak beberapa kali. Ia mengecek pulsa handphonenya. Full, lebih dari lima puluh ribu. Iapun memenggil dengan panggilan berbayar.
"Hei, hallo, nanti pulang aku tunggu ya, barengankan pulangnya?"
Dela menanti jawaban beberapa saat sebelum ada yang menjawab.
"Ha, apa?" Dela menghentikan langkahnya. Ia tak menyadari bahwa saat itu, ia menghalangi jalan orang-orang di sekitarnya.
"Nggak jadi pulang bareng, terus naik apa?, hari ini kan kamu nggak bawa motor?" tanyanya lagi pada orang yang dihubunginya.
"Ada urusan mendadak apa?". Dela masih mendengarkan, hanya bergeser sedikit, dari posisinya awal.
"Oh, ya udah lah terserah kamu aja". Delapun menutup telepon dan melanjutkan perjalanannya ke ruang editor.