Mendengar teriakan Pak Tua Li yang begitu bertenaga, Li Beinian merasa tidak berdaya dan juga konyol.
Pada detik selanjutnya, lengannya menjadi tegang.
Tubuh Li Beinian ditekan ke sebuah dada. Suara pria di depannya rendah dan berat, dan dadanya sedikit bergetar. Mu Xichen menghembuskan nafas panasnya dan berbisik di telinga Li Beinian, "Setelah selesai mengobatinya, aku masih ingin meniduri cucu perempuanmu, bagaimana ini?"
Kata-kata menggoda yang lugas ini membuat wajah Li Beinian langsung menjadi merah.
Lalu Li Beinian mengulurkan tangan untuk mendorongnya dan bergumam, "Coba kamu mengatakannya di depan kakekku kalau berani, dasar preman brengsek."
"Aku memeluk istriku sendiri, dan meniduri istriku sendiri, kenapa sekarang aku menjadi preman brengsek?" tanya Mu Xichen sambil menundukkan kepalanya dan bersiap-siap untuk menciumnya.
Li Beinian memalingkan wajahnya yang tersipu merah dan mendesak, "Cepat pergi setelah selesai."