Chapter 165: Salah Sangka?

Detik demi detik berlalu aku tidak tahu sudah berapa lama bersembunyi atau mungkin waktu baru berlalu beberapa menit, tapi setiap detik yang terlewat terasa begitu lama.

Kemudian aku mendengar suara langkah kaki menuruni tangga.

Jantungku kembali berdegup dengan sangat kencang seolah akan melompat keluar dari rongga dadaku.

Aku memegang tongkat pemukul bola dengan erat dan tidak berani bergerak sedikitpun sambil menahan nafasku.

Langkah kaki itu terdengar menjauh lagi seolah dia sedang mengarah ke arah dapur, aku dapat melihat bayangan korek api yang dibawa oleh pembunuh itu dari kaca jendela.

Aku menjadi penasaran korek api apa itu yang dapat terus menyala setelah sekian lama.

Api itu terus bergoyang terkadang redup dan terkadang menyala terang lagi, kemudian tidak lama kemudian pembunuh itu keluar dari dalam dapur.