"Ayah! Kok pilih kasih? Tidakkah ayah dengar sendiri kalau Nadine baru saja menghinaku?" tanya Marino dengan frustasi, kesal karena ayahnya justru membela adiknya.
"Apakah kau merasa jika mulutmu itu seperti seorang perempuan?" Tanya Franco dengan wajah serius, menatap Marino lekat-lekat.
"Eh? Tidak, sih…" Ucap Marino dengan ragu-ragu.
"Hahahahahaha!!!" Semua orang kembali tertawa melihat Marino yang sepertinya sedang berpikir keras.
"Lalu kenapa kau marah?" Tanya Franco dengan datar, sambil ia menerima sepiring appetizer[1] dari seorang pelayan.
"Iya juga, ya…" Marino menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kesal.
Lelaki itu kini menurunkan pandangannya, menatap sepiring apetizer di depannya lalu menyuapkannya ke dalam mulutnya dalam suapan kecil.
"Aku heran mengapa orang sepertimu dapat memimpin sebuah agensi hiburan! Hahaha!" Velina tertawa, untuk saja dia tidak sedang mengunyah atau meminum sesuatu, sehingga dia tidak tersedak.