Ketika hari sudah berubah menjadi sore, Ingrid berdiri di depan jendela kamarnya dan tak henti-hentinya memandang keluar jendela, seolah-olah sedari tadi ia telah menunggu seseorang yang akan datang ke rumahnya dengan perasaan yang sangat resah.
Jantungnya berdetak kian lebih cepat seiring dengan waktu yang semakin lama semakin berjalan.
Lalu, ketika ia melihat sebuah mobil yang sangat ia kenal berjalan dengan arah yang tidak teratur dan akhirnya berhenti dengan melintang di depan rumahnya, seketika itu juga Ingrid merasa jika sang malaikat pencabut nyawa yang sedari tadi ia tunggu-tunggu akhirnya kini telah tiba.
Tak lama kemudian, Ingrid mendengar suara seseorang yang menggedor-gedor pintu kamarnya dengan sangat keras.
Duk duk duk!!
Duk duk duk!!
"Ingrid! Ingrid" Suara seorang lelaki paruh baya di luar pintu kamarnya henti-hentinya mengetuk pintu kamarnya dengan sangat kencang sambil berteriak memanggil-manggil namanya, membuat Ingrid semakin ketakutan.
Tampar aja tampar!!!
Anak durhaka emang!!!
Kayaknya kalo daku yang gitu, udah bukan ditampar lagi urusannya.
Dipecat langsung dari Kartu Keluarga!!!